Kesenjangan Ekonomi di Indonesia: Penyebab dan Solusi Mengatasi Ketimpangan

Pahami penyebab, dampak, dan solusi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi yang semakin menganga di Indonesia, serta bagaimana hal ini mempengaruhi kehidupan masyarakat.

oleh Mabruri Pudyas Salim Diperbarui 15 Apr 2025, 15:30 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2025, 15:30 WIB
Angka Kemiskinan di Indonesia Turun
Seorang anak melintasi genangan sampah di permukiman kumuh Muara Baru, Jakarta, Rabu (19/1/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan Indonesia turun menjadi 26,5 juta orang per September 2021 dari sebelumnya mencapai 27,54 juta orang pada Maret 2021. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kesenjangan ekonomi di Indonesia merupakan isu serius yang perlu segera diatasi. Perbedaan signifikan dalam pendapatan, kekayaan, dan akses terhadap sumber daya antara kelompok masyarakat kaya dan miskin menciptakan ketidakadilan sosial dan menghambat pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.

Apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana kesenjangan ekonomi terjadi di Indonesia? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan melihat data statistik terbaru yang menunjukkan angka koefisien Gini Indonesia yang masih tinggi, mencerminkan distribusi pendapatan yang tidak merata.

Siapa yang paling terdampak? Kelompok masyarakat miskin, terutama di daerah pedesaan dan timur Indonesia, merasakan dampak paling besar. Kapan masalah ini mulai menjadi perhatian serius? Meskipun telah lama ada, kesenjangan ekonomi semakin mengkhawatirkan dalam satu dekade terakhir.

Mengapa hal ini terjadi? Berbagai faktor, mulai dari kebijakan pembangunan yang tidak merata hingga akses pendidikan yang terbatas, berkontribusi pada masalah ini. Bagaimana kita dapat mengatasinya? Dibutuhkan upaya komprehensif dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil.

Memahami kesenjangan ekonomi sangat penting karena dampaknya yang luas terhadap kesejahteraan masyarakat dan stabilitas nasional. Ketimpangan yang besar dapat memicu konflik sosial, menghambat pertumbuhan ekonomi, dan menurunkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, mencari solusi yang efektif untuk mengatasi kesenjangan ekonomi menjadi prioritas utama bagi Indonesia.

Simak informasi selengkapnya tentang kesenjangan ekonomi, sepeeti yang telah dirangkum Liputan6.com dari artikel ilmiah berjudul " Kesenjangan Sosial Ekonomi di Indonesia: Penyebab, Dampak, dan Solusi Kebijakan" (JURNAL SOSIOLOGI AGAMA INDONESIA  VOLUME 5, NOMOR 3, NOVEMBER 2024, HALAMAN: 426-445), Selasa (15/4/2025).

Pengertian dan Dimensi Kesenjangan Ekonomi

Kesenjangan ekonomi secara umum diartikan sebagai perbedaan yang signifikan dalam akses, pendapatan, kekayaan, kesempatan, atau hasil ekonomi antara kelompok atau individu dalam suatu masyarakat. Ini bukan hanya tentang perbedaan pendapatan antara kaya dan miskin, tetapi juga mencakup akses yang tidak merata terhadap pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan peluang kerja.

Beberapa indikator utama digunakan untuk mengukur kesenjangan ekonomi, di antaranya koefisien Gini (semakin tinggi angkanya, semakin besar ketimpangan), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencerminkan kualitas hidup, dan rasio pengeluaran kelompok terkaya versus termiskin. Data-data ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kondisi ekonomi suatu negara.

Kesenjangan ekonomi memiliki beberapa dimensi, meliputi ketimpangan pendapatan (distribusi pendapatan yang tidak merata), ketimpangan kekayaan (perbedaan kepemilikan aset), kesenjangan digital (akses teknologi yang tidak merata), dan kesenjangan wilayah (perbedaan kondisi ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara wilayah barat dan timur Indonesia).

Pemahaman yang komprehensif terhadap dimensi-dimensi ini sangat penting untuk merumuskan strategi yang tepat sasaran dalam mengatasi kesenjangan ekonomi. Mengabaikan satu dimensi saja dapat menghambat upaya untuk mencapai pemerataan ekonomi yang lebih adil.

Kondisi Kesenjangan Ekonomi di Indonesia

kemiskinan-ilustrasi-140102b.jpg
Kondisi Kesenjangan Ekonomi di Indonesia... Selengkapnya

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa koefisien Gini Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 0,385 pada tahun 2020. Angka ini menunjukkan tingkat ketimpangan yang signifikan dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.

Perbedaan kesenjangan ekonomi antara wilayah barat dan timur Indonesia sangat mencolok. Wilayah timur umumnya memiliki angka koefisien Gini yang lebih tinggi, mencerminkan ketimpangan yang lebih besar. Begitu pula antara wilayah perkotaan dan pedesaan, di mana daerah perkotaan cenderung memiliki angka koefisien Gini yang lebih rendah.

Tren kesenjangan ekonomi dalam 10 tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan atau setidaknya stagnasi dalam upaya pengurangan ketimpangan. Hal ini menunjukkan perlunya strategi yang lebih efektif dan komprehensif untuk mengatasi masalah ini.

Kondisi ini memprihatinkan dan memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk merumuskan kebijakan yang tepat guna mengurangi kesenjangan ekonomi yang semakin melebar.

Faktor-Faktor Penyebab Kesenjangan Ekonomi

FOTO: Kemiskinan DKI Naik 1,11 Persen Selama September 2020
Deretan permukiman penduduk semi permanen di bantaran Sungai Ciliwung, Jakarta, Senin (5/10/2020). Pemprov DKI mencatat kenaikan angka kemiskinan Jakarta sebesar 1,11 persen menjadi 4,53 persen pada bulan September 2020 karena terdampak pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)... Selengkapnya

Kesenjangan ekonomi merupakan masalah kompleks yang disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Untuk memahami akar permasalahan, kita perlu menganalisisnya dari berbagai sudut pandang.

Secara umum, faktor penyebab kesenjangan ekonomi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu faktor alamiah dan faktor non-alamiah. Pemahaman yang komprehensif terhadap kedua faktor ini sangat penting untuk merumuskan strategi yang tepat dalam mengatasi kesenjangan ekonomi.

1. Faktor Alamiah

Perbedaan kualitas sumber daya manusia (SDM) antara berbagai daerah di Indonesia menjadi salah satu faktor alamiah yang berkontribusi pada kesenjangan ekonomi. Daerah dengan SDM yang berkualitas tinggi cenderung memiliki produktivitas yang lebih tinggi dan daya saing yang lebih kuat.

Kondisi geografis dan keterjangkauan wilayah juga berperan penting. Daerah terpencil dan sulit dijangkau seringkali tertinggal dalam pembangunan ekonomi karena keterbatasan akses terhadap infrastruktur dan pasar.

Distribusi sumber daya alam yang tidak merata juga menjadi faktor alamiah yang perlu diperhatikan. Daerah yang kaya akan sumber daya alam belum tentu memiliki kesejahteraan yang tinggi jika pengelolaannya tidak baik dan merata.

Faktor alamiah ini seringkali menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pemerataan ekonomi, karena membutuhkan investasi besar dan strategi khusus untuk mengatasi keterbatasan geografis dan sumber daya manusia.

2. Faktor Non-Alamiah

Kebijakan pembangunan yang tidak merata antara berbagai daerah di Indonesia menjadi salah satu faktor non-alamiah yang utama. Prioritas pembangunan yang terpusat di daerah tertentu menyebabkan kesenjangan ekonomi yang semakin melebar.

Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi lokal juga perlu dipertimbangkan. Globalisasi dapat menciptakan peluang ekonomi baru, tetapi juga dapat memperburuk kesenjangan jika tidak dikelola dengan baik dan tidak memperhatikan dampaknya terhadap ekonomi lokal.

Ketidaksetaraan akses pendidikan dan kesehatan juga menjadi faktor penting. Kurangnya akses terhadap pendidikan berkualitas dan layanan kesehatan yang memadai membatasi peluang individu untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas.

Ketidaksetaraan gender dalam ekonomi juga berperan. Perempuan seringkali menghadapi diskriminasi dalam akses terhadap pekerjaan dan sumber daya ekonomi, yang memperburuk kesenjangan ekonomi. Struktur pasar yang monopolistik dan dominasi ekonomi oleh kelompok tertentu juga berkontribusi pada ketimpangan.

Dampak Kesenjangan Ekonomi

Target Penurunan Angka Kemiskinan di Jakarta
Suasana pemukiman padat penduduk di tepian sungai di Jakarta, Jumat (19/5/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Kesenjangan ekonomi memiliki dampak negatif yang luas, baik terhadap perekonomian maupun kehidupan sosial masyarakat. Dampak-dampak ini saling terkait dan memperkuat satu sama lain, menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diputus.

Memahami dampak-dampak ini sangat penting untuk merumuskan strategi yang efektif dalam mengatasi kesenjangan ekonomi dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

1. Dampak Ekonomi

Rendahnya daya beli masyarakat kelas bawah menghambat pertumbuhan ekonomi nasional. Konsumsi masyarakat merupakan salah satu penggerak utama perekonomian, dan jika daya beli masyarakat rendah, maka pertumbuhan ekonomi akan terhambat.

Kesenjangan ekonomi juga menyebabkan ketergantungan pada bantuan sosial. Kelompok masyarakat miskin seringkali bergantung pada bantuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Hal ini menciptakan beban fiskal yang besar bagi pemerintah dan tidak menyelesaikan akar permasalahan kesenjangan ekonomi.

Dampak ekonomi ini menunjukkan bahwa kesenjangan ekonomi bukan hanya masalah sosial, tetapi juga masalah ekonomi yang serius yang dapat menghambat kemajuan suatu negara.

2. Dampak Sosial

Kesenjangan ekonomi menyebabkan meningkatnya stratifikasi sosial, di mana masyarakat terbagi menjadi kelompok-kelompok yang memiliki akses dan kesempatan yang sangat berbeda.

Keterbatasan mobilitas sosial membuat individu sulit untuk meningkatkan status sosial ekonomi mereka, menciptakan siklus kemiskinan antar generasi.

Peningkatan kriminalitas dan masalah sosial lainnya seringkali dikaitkan dengan kesenjangan ekonomi. Ketidakadilan dan keputusasaan dapat mendorong individu untuk melakukan tindakan kriminal.

Ketegangan antar kelompok masyarakat juga dapat meningkat, menciptakan ketidakstabilan sosial dan potensi konflik.

Kesenjangan Ekonomi dalam Berbagai Perspektif Teoritis

Jumlah Penduduk Miskin di Jakarta Capai 362 Ribu Jiw
Aktivitas anak-anak di kawasan perkampungan kumuh Semper, Cilincing, Jakarta, Selasa (12/10/2021). Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta per September 2021 mencatat, jumlah penduduk miskin di Ibu Kota mencapai 362 ribu jiwa. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)... Selengkapnya

Berbagai teori sosial menawarkan perspektif yang berbeda dalam memahami dan menganalisis kesenjangan ekonomi. Memahami perspektif-perspektif ini dapat membantu kita untuk merumuskan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi masalah ini.

Teori Marxis, misalnya, menekankan pada stratifikasi kelas dan konflik antara kaum borjuis (pemilik modal) dan kaum proletar (buruh). Teori ini melihat kesenjangan ekonomi sebagai hasil dari eksploitasi kaum proletar oleh kaum borjuis.

Teori institusi inklusif (Acemoglu dan Robinson) menekankan pada peran kelembagaan dalam menciptakan kesetaraan ekonomi. Institusi yang inklusif dan adil dapat menciptakan peluang ekonomi yang lebih merata bagi semua lapisan masyarakat.

Teori modal sosial dan jaringan menekankan pada pentingnya hubungan sosial dan jaringan dalam menciptakan akses terhadap sumber daya dan peluang ekonomi. Individu dengan jaringan sosial yang kuat cenderung memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber daya dan peluang.

Solusi untuk Mengatasi Kesenjangan Ekonomi

20161230-Pemukiman Kumuh-Jakarta- Immanuel Antonius
Pemukiman kumuh berjajar di kawasan Roxi, Jakarta, Jumat (30/12). Badan Pusat Statistik (BPS) DKI menyatakan angka kemiskinan DKI Jakarta pada Maret 2016 sebesar 3,75 persen atau 384.000 orang. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)... Selengkapnya

Mengatasi kesenjangan ekonomi membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi, yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat sipil.

Solusi-solusi ini harus dirancang secara khusus untuk mengatasi akar permasalahan kesenjangan ekonomi dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

1. Solusi Kebijakan Pemerintah

Redistribusi kekayaan melalui kebijakan pajak progresif merupakan salah satu solusi kebijakan pemerintah yang penting. Kelompok masyarakat yang berpenghasilan tinggi perlu membayar pajak yang lebih tinggi, dan pendapatan tersebut dapat digunakan untuk mendanai program-program sosial.

Peningkatan investasi di sektor pendidikan dan kesehatan juga sangat penting. Pendidikan berkualitas dan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai dapat meningkatkan keterampilan dan produktivitas masyarakat.

Pengembangan infrastruktur digital di daerah tertinggal dapat membuka akses terhadap informasi dan peluang ekonomi baru. Program bantuan sosial dan jaring pengaman sosial juga perlu diperkuat untuk melindungi kelompok masyarakat yang rentan.

Reformasi sistem perpajakan juga perlu dilakukan untuk memastikan bahwa sistem perpajakan lebih adil dan efektif dalam mengumpulkan pendapatan negara.

2. Solusi Berbasis Komunitas

Pemberdayaan ekonomi lokal melalui pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Koperasi dan lembaga keuangan mikro dapat memberikan akses terhadap modal bagi usaha kecil dan menengah. Pelatihan keterampilan berbasis kebutuhan lokal juga penting untuk meningkatkan daya saing masyarakat.

Pendekatan berbasis komunitas ini menekankan pada pentingnya partisipasi masyarakat dalam upaya mengatasi kesenjangan ekonomi.

Dengan memberdayakan masyarakat lokal, solusi ini dapat menciptakan dampak yang lebih berkelanjutan dan meningkatkan rasa kepemilikan masyarakat dalam pembangunan ekonomi.

Studi Kasus: Program Penanggulangan Kesenjangan Ekonomi di Indonesia

Kemiskinan
Seorang kakek bersama tiga cucu dan dua keponakan menempati gubuk di Kelurahan Polohungo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. (Foto: Kalempog/Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy)... Selengkapnya

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program untuk mengurangi kesenjangan ekonomi, seperti Kartu Prakerja, Dana Desa, dan Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Evaluasi terhadap program-program ini menunjukkan hasil yang beragam, dengan beberapa program yang lebih efektif daripada yang lain. Analisis terhadap keberhasilan dan kekurangan setiap program sangat penting untuk memperbaiki implementasi di masa mendatang.

Studi kasus ini dapat memberikan pembelajaran berharga tentang bagaimana merancang dan mengimplementasikan program penanggulangan kesenjangan ekonomi yang lebih efektif.

Dengan mempelajari keberhasilan dan kekurangan program-program yang telah ada, kita dapat merumuskan strategi yang lebih tepat sasaran dan berkelanjutan.

Tantangan dalam Mengatasi Kesenjangan Ekonomi

Tingkat Kemiskinan Penduduk
Penjual jamu gendong melintasi permukiman warga di Kawasan Penjaringan, Jakarta, Sabtu (23/11/2019). Bank Dunia mengukur tingkat kemiskinan dengan batas Upper Middle-Income Clas atau kelas menengah mempunyai pendapatan US$ 5,5 atau setara Rp 77 ribu per hari. (merdeka.com/Imam Buhori)... Selengkapnya

Mengatasi kesenjangan ekonomi di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan anggaran pemerintah hingga resistensi dari kelompok elite ekonomi.

Korupsi dan inefisiensi birokrasi juga menghambat upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi. Keterbatasan infrastruktur di daerah tertinggal juga menjadi kendala yang signifikan.

Tantangan koordinasi lintas sektor juga perlu diatasi. Upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi membutuhkan kerja sama yang erat antara berbagai kementerian dan lembaga pemerintah.

Mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan komitmen yang kuat dari pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan.

Perbandingan dengan Negara Lain

penyebab kesenjangan ekonomi
penyebab kesenjangan ekonomi ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Strategi mengatasi kesenjangan ekonomi di negara berkembang lainnya dapat memberikan pembelajaran berharga bagi Indonesia.

Beberapa negara telah berhasil mengurangi kesenjangan ekonomi dengan menerapkan kebijakan yang inovatif dan efektif. Studi komparatif dapat membantu Indonesia untuk mengadaptasi strategi-strategi tersebut sesuai dengan konteks nasional.

Pembelajaran dari keberhasilan negara lain dalam mengatasi kesenjangan ekonomi dapat membantu Indonesia untuk merumuskan strategi yang lebih efektif.

Dengan mempelajari pengalaman negara lain, Indonesia dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan oleh negara lain dan mengoptimalkan strategi yang telah terbukti efektif.

Rekomendasi Kebijakan untuk Mengurangi Kesenjangan Ekonomi

Ilustrasi bantuan sosial atau bansos (Liputan6.com / Abdillah)
Ilustrasi bantuan sosial atau bansos (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya

Pendekatan kebijakan yang lebih inklusif sangat penting dalam upaya mengurangi kesenjangan ekonomi. Kebijakan harus dirancang untuk menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk kelompok masyarakat yang paling rentan.

Implementasi kebijakan yang konsisten dan evaluasi berkelanjutan sangat penting untuk memastikan efektivitas kebijakan. Evaluasi berkala dapat membantu untuk mengidentifikasi kekurangan dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.

Koordinasi lintas sektor juga sangat penting untuk memastikan bahwa berbagai program dan kebijakan saling mendukung dan tidak tumpang tindih.

Peran serta masyarakat dan swasta juga sangat penting dalam upaya mengurangi kesenjangan ekonomi. Kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil dapat menciptakan sinergi yang lebih besar.

Kesenjangan ekonomi merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi yang menyeluruh. Upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi harus melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera bagi semua.

Penanganan kesenjangan ekonomi merupakan urgensi nasional yang memerlukan komitmen dan kerja keras dari semua pihak. Dengan strategi yang tepat dan implementasi yang konsisten, Indonesia dapat menciptakan masa depan yang lebih adil dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya