Ciri-Ciri Miom: Kenali Gejala dan Penanganan Tumor Jinak Rahim

Pelajari ciri-ciri miom, gejala, penyebab, dan cara penanganannya. Kenali tanda-tanda tumor jinak rahim ini sejak dini untuk penanganan optimal.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Des 2024, 20:37 WIB
Diterbitkan 17 Des 2024, 20:37 WIB
ciri ciri miom
ciri ciri miom ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Miom atau mioma uteri merupakan tumor jinak yang tumbuh di dinding rahim wanita. Meski umumnya tidak berbahaya, miom dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu kualitas hidup. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai ciri-ciri miom, penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, serta kapan harus berkonsultasi dengan dokter.

Pengertian Miom

Miom adalah tumor jinak yang terbentuk dari sel-sel otot polos di dinding rahim. Tumor ini juga dikenal dengan sebutan fibroid atau leiomioma. Meski tergolong jinak, miom dapat tumbuh membesar dan menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu.

Miom umumnya ditemukan pada wanita usia reproduktif, terutama di atas 35 tahun. Diperkirakan sekitar 20-50% wanita usia subur memiliki miom, meski tidak semuanya menimbulkan gejala. Miom cenderung mengecil setelah menopause karena penurunan hormon estrogen.

Berdasarkan lokasinya, miom dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:

  • Miom intramural: tumbuh di dalam dinding rahim
  • Miom subserosa: tumbuh di permukaan luar rahim
  • Miom submukosa: tumbuh ke arah rongga rahim
  • Miom pedunkulata: tumbuh dengan tangkai ke arah rongga perut atau rongga rahim

Ukuran miom bervariasi, mulai dari sebesar biji kacang hingga sebesar semangka. Jumlahnya pun dapat satu atau lebih. Meski umumnya jinak, dalam kasus yang sangat jarang miom dapat berubah menjadi ganas (leiomiosarkoma).

Penyebab Miom

Penyebab pasti timbulnya miom hingga kini belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga berperan dalam pertumbuhan miom, antara lain:

  • Faktor hormonal: Miom sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron. Tumor ini cenderung tumbuh pesat saat kadar estrogen tinggi, misalnya selama kehamilan.
  • Faktor genetik: Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan miom berisiko lebih tinggi mengalami kondisi serupa.
  • Usia: Risiko miom meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada wanita di atas 35 tahun.
  • Ras: Wanita keturunan Afrika memiliki risiko lebih tinggi dibanding ras lain.
  • Obesitas: Kelebihan berat badan meningkatkan risiko timbulnya miom.
  • Diet: Konsumsi daging merah berlebihan dan kurangnya asupan sayuran hijau dikaitkan dengan peningkatan risiko miom.
  • Kehamilan: Wanita yang belum pernah hamil atau melahirkan memiliki risiko lebih tinggi.

Meski faktor-faktor di atas dapat meningkatkan risiko, tidak semua wanita dengan faktor risiko tersebut akan mengalami miom. Sebaliknya, wanita tanpa faktor risiko juga dapat mengalami miom.

Ciri-ciri dan Gejala Miom

Sebagian besar wanita dengan miom tidak mengalami gejala apapun. Miom seringkali ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan rutin. Namun pada beberapa kasus, miom dapat menimbulkan gejala yang mengganggu. Berikut adalah ciri-ciri dan gejala yang mungkin muncul pada penderita miom:

  • Perdarahan menstruasi berlebihan: Menstruasi lebih banyak dari biasanya atau berlangsung lebih lama (lebih dari 7 hari).
  • Nyeri atau kram perut: Terutama selama menstruasi atau saat berhubungan intim.
  • Pembesaran perut: Perut terasa penuh atau membesar seperti hamil.
  • Gangguan berkemih: Sering buang air kecil atau sulit mengosongkan kandung kemih.
  • Konstipasi: Sulit buang air besar akibat tekanan miom pada usus.
  • Nyeri punggung atau pinggang: Akibat tekanan miom pada saraf atau otot di sekitarnya.
  • Anemia: Akibat perdarahan berlebih saat menstruasi.
  • Keputihan: Terutama jika miom tumbuh ke arah rongga rahim.
  • Kesulitan hamil: Miom dapat mengganggu proses pembuahan atau implantasi embrio.

Gejala-gejala di atas dapat bervariasi tergantung ukuran, jumlah, dan lokasi miom. Miom yang tumbuh ke arah rongga rahim (submukosa) cenderung menimbulkan gejala perdarahan, sementara miom yang tumbuh ke arah luar (subserosa) lebih sering menyebabkan rasa penuh atau nyeri.

Diagnosis Miom

Diagnosis miom biasanya dimulai dengan anamnesis (wawancara medis) dan pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan gejala yang dialami serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan panggul untuk mendeteksi adanya pembesaran atau benjolan pada rahim.

Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya akan merekomendasikan pemeriksaan penunjang berupa:

  • USG (ultrasonografi): Pemeriksaan ini dapat mendeteksi keberadaan, ukuran, dan lokasi miom dengan cukup akurat. USG transvaginal memberikan gambaran yang lebih jelas dibanding USG transabdominal.
  • MRI (Magnetic Resonance Imaging): Memberikan gambaran yang lebih detail tentang ukuran dan lokasi miom. MRI juga dapat membedakan miom dari tumor jenis lain.
  • Histeroskopi: Prosedur memasukkan kamera kecil melalui vagina untuk melihat bagian dalam rahim. Berguna untuk mendeteksi miom submukosa.
  • Histerosalpingografi: Rontgen rahim dan tuba falopi dengan menggunakan zat kontras. Dapat menunjukkan adanya kelainan bentuk rongga rahim akibat miom.
  • Biopsi: Pengambilan sampel jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis. Jarang diperlukan kecuali ada kecurigaan keganasan.

Pemeriksaan darah juga mungkin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemia atau gangguan hormon. Diagnosis yang tepat penting untuk menentukan penanganan yang sesuai.

Pengobatan dan Penanganan Miom

Penanganan miom tergantung pada beberapa faktor, seperti usia pasien, keinginan untuk hamil, ukuran dan lokasi miom, serta keparahan gejala. Berikut adalah beberapa pilihan penanganan miom:

1. Observasi (watchful waiting)

Untuk miom kecil tanpa gejala, dokter mungkin menyarankan pemantauan berkala tanpa pengobatan khusus. Miom dapat mengecil sendiri setelah menopause.

2. Pengobatan medis

  • Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID): Untuk mengurangi nyeri dan perdarahan.
  • Pil KB atau progestin: Dapat mengurangi perdarahan dan memperlambat pertumbuhan miom.
  • GnRH agonis: Obat suntik atau semprot hidung yang menekan produksi estrogen, membuat miom mengecil sementara.
  • Ulipristal asetat: Obat yang dapat mengurangi ukuran miom dan mengendalikan perdarahan.

3. Prosedur non-invasif

  • MRI-guided focused ultrasound surgery (MRgFUS): Menggunakan gelombang ultrasonik untuk menghancurkan jaringan miom.
  • Embolisasi arteri uterina: Prosedur menutup pembuluh darah yang mensuplai miom, membuat tumor mengecil.

4. Prosedur pembedahan

  • Miomektomi: Pengangkatan miom dengan mempertahankan rahim. Cocok untuk wanita yang masih ingin hamil.
  • Histerektomi: Pengangkatan seluruh rahim. Menjadi pilihan jika miom sangat besar atau gejala sangat mengganggu.
  • Ablasi endometrium: Penghancuran lapisan dalam rahim untuk mengurangi perdarahan. Tidak efektif untuk miom besar.

Pemilihan metode pengobatan harus didiskusikan dengan dokter, mempertimbangkan kondisi pasien secara menyeluruh.

Pencegahan Miom

Meski tidak ada cara pasti untuk mencegah miom, beberapa langkah dapat membantu mengurangi risiko atau memperlambat pertumbuhannya:

  • Menjaga berat badan ideal: Obesitas meningkatkan risiko miom.
  • Olahraga teratur: Aktivitas fisik dapat membantu menjaga keseimbangan hormon.
  • Konsumsi makanan sehat: Perbanyak sayuran hijau dan buah-buahan, kurangi daging merah.
  • Hindari minuman beralkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko miom.
  • Kontrol stres: Stres dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.
  • Hindari paparan bahan kimia: Beberapa zat kimia (xenoestrogen) dapat mengganggu keseimbangan hormon.

Meski langkah-langkah di atas tidak menjamin pencegahan miom, namun dapat membantu menjaga kesehatan reproduksi secara umum.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala-gejala berikut:

  • Perdarahan menstruasi sangat banyak atau berlangsung lebih dari 7 hari
  • Nyeri perut atau panggul yang tidak kunjung reda
  • Pembesaran perut yang cepat
  • Kesulitan buang air kecil atau besar
  • Anemia atau kelelahan berlebihan
  • Nyeri saat berhubungan intim
  • Kesulitan hamil setelah lebih dari 1 tahun berusaha

Pemeriksaan rutin ke dokter kandungan juga penting dilakukan, terutama bagi wanita di atas 35 tahun atau yang memiliki faktor risiko miom.

Mitos dan Fakta Seputar Miom

Beberapa mitos yang beredar di masyarakat mengenai miom perlu diluruskan:

Mitos: Miom selalu harus dioperasi

Fakta: Tidak semua miom memerlukan operasi. Miom kecil tanpa gejala cukup dipantau secara berkala.

Mitos: Miom adalah kanker

Fakta: Miom adalah tumor jinak. Kasus miom berubah menjadi ganas sangat jarang terjadi.

Mitos: Wanita dengan miom tidak bisa hamil

Fakta: Banyak wanita dengan miom bisa hamil tanpa masalah. Namun, miom besar atau di lokasi tertentu dapat mengganggu kesuburan.

Mitos: Miom hanya menyerang wanita tua

Fakta: Miom bisa terjadi pada wanita usia reproduktif, bahkan pada usia 20-an meski lebih jarang.

Mitos: Miom selalu menimbulkan gejala

Fakta: Banyak wanita dengan miom tidak mengalami gejala apapun.

Pemahaman yang benar tentang miom penting untuk menghindari kecemasan berlebihan dan memastikan penanganan yang tepat.

Kesimpulan

Miom merupakan tumor jinak rahim yang cukup umum ditemui pada wanita usia reproduktif. Meski sebagian besar kasus tidak menimbulkan gejala, beberapa wanita dapat mengalami gangguan yang mengganggu kualitas hidup. Mengenali ciri-ciri miom sejak dini penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Pemeriksaan rutin juga penting dilakukan, terutama bagi wanita dengan faktor risiko tinggi. Dengan penanganan yang tepat, sebagian besar kasus miom dapat diatasi dengan baik tanpa mengganggu kesehatan reproduksi jangka panjang.

Ingatlah bahwa setiap wanita unik, dan penanganan miom harus disesuaikan dengan kondisi individual. Diskusikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan pilihan pengobatan terbaik sesuai kebutuhan dan keinginan Anda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya