Apa Fungsi dari Bhinneka Tunggal Ika: Memahami Makna dan Penerapannya

Pelajari fungsi penting Bhinneka Tunggal Ika sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Pahami makna, sejarah, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Des 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 25 Des 2024, 10:30 WIB
apa fungsi dari bhinneka tunggal ika
apa fungsi dari bhinneka tunggal ika ©Ilustrasi dibuat AI

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan resmi negara Indonesia yang tertulis pada lambang negara Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang secara harfiah berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu". Bhinneka berarti beragam atau bermacam-macam, Tunggal berarti satu, dan Ika berarti itu.

Semboyan ini menggambarkan realitas bangsa Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam suku, agama, ras, budaya, bahasa daerah, dan kepercayaan, namun tetap bersatu padu sebagai satu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Keberagaman tersebut bukanlah suatu hal yang memecah belah, melainkan justru menjadi kekayaan dan keunikan bangsa Indonesia.

Bhinneka Tunggal Ika menekankan pentingnya persatuan di tengah perbedaan. Semboyan ini mengajarkan bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk berselisih atau terpecah belah. Sebaliknya, perbedaan harus dihargai dan dijadikan kekuatan untuk bersatu demi kemajuan bersama.

Dalam konteks kenegaraan, Bhinneka Tunggal Ika menjadi landasan ideologis untuk mempersatukan seluruh elemen bangsa Indonesia yang beragam. Semboyan ini menjadi perekat yang menyatukan berbagai perbedaan suku, agama, ras, dan golongan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika dapat ditelusuri hingga abad ke-14 Masehi. Frasa ini pertama kali ditemukan dalam kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari era Kerajaan Majapahit. Dalam kitab tersebut, terdapat bait yang berbunyi:

"Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,

Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,

Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,

Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa"

Yang artinya kurang lebih:

"Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal. Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran."

Bait ini mengajarkan tentang toleransi antar umat beragama, khususnya antara pemeluk agama Buddha dan Hindu yang berkembang pada masa itu. Mpu Tantular menekankan bahwa meskipun Buddha dan Siwa (Hindu) berbeda, namun pada hakikatnya keduanya mengajarkan kebenaran yang sama.

Konsep Bhinneka Tunggal Ika kemudian diadopsi oleh para pendiri bangsa sebagai semboyan negara Indonesia. Mohammad Yamin adalah tokoh yang pertama kali mengusulkan penggunaan frasa ini kepada Ir. Soekarno untuk dijadikan semboyan resmi Indonesia.

Pada 18 Agustus 1950, Bhinneka Tunggal Ika secara resmi ditetapkan sebagai semboyan negara Indonesia. Penetapan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara. Sejak saat itu, Bhinneka Tunggal Ika tertulis pada pita yang dicengkeram oleh Burung Garuda Pancasila.

Pengadopsian Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara mencerminkan kearifan para pendiri bangsa dalam menyikapi keberagaman Indonesia. Mereka menyadari bahwa perbedaan suku, agama, ras, dan budaya adalah realitas yang tak terhindarkan, namun hal tersebut justru harus dijadikan kekuatan pemersatu bangsa.

Fungsi Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika memiliki beberapa fungsi penting bagi bangsa Indonesia, di antaranya:

  1. Mempersatukan bangsa

    Fungsi utama Bhinneka Tunggal Ika adalah sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang beragam. Semboyan ini menjadi landasan ideologis untuk menyatukan berbagai perbedaan suku, agama, ras, dan golongan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan bahwa meskipun berbeda-beda, seluruh warga negara Indonesia adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan.

  2. Membangun toleransi

    Bhinneka Tunggal Ika berfungsi untuk membangun sikap toleransi di antara warga negara. Semboyan ini mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan dan hidup berdampingan secara damai. Dengan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, masyarakat Indonesia diharapkan dapat saling menghormati perbedaan agama, suku, budaya, dan kepercayaan.

  3. Mencegah konflik

    Sebagai negara yang sangat beragam, Indonesia rentan terhadap konflik horizontal. Bhinneka Tunggal Ika berfungsi sebagai pengingat bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk berselisih. Semboyan ini mengajarkan pentingnya mengedepankan persatuan dan mengesampingkan perbedaan demi keharmonisan bersama.

  4. Memperkuat identitas nasional

    Di tengah keberagaman yang ada, Bhinneka Tunggal Ika berfungsi untuk memperkuat identitas nasional Indonesia. Semboyan ini menjadi simbol pemersatu yang mengingatkan seluruh warga negara bahwa mereka adalah bagian dari satu bangsa yang sama, yaitu bangsa Indonesia.

  5. Landasan kebijakan negara

    Bhinneka Tunggal Ika juga berfungsi sebagai landasan dalam perumusan kebijakan negara. Pemerintah dituntut untuk mempertimbangkan keberagaman Indonesia dalam setiap kebijakan yang diambil, sehingga dapat mengakomodasi kepentingan seluruh elemen masyarakat.

Makna Mendalam Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna yang sangat dalam bagi bangsa Indonesia. Beberapa makna penting dari semboyan ini antara lain:

  1. Pengakuan keberagaman

    Bhinneka Tunggal Ika mengakui dan menghargai keberagaman yang ada di Indonesia. Semboyan ini menegaskan bahwa perbedaan suku, agama, ras, dan budaya adalah realitas yang tak terhindarkan dan justru menjadi kekayaan bangsa yang harus dijaga.

  2. Persatuan dalam perbedaan

    Makna inti dari Bhinneka Tunggal Ika adalah persatuan dalam keberagaman. Meskipun berbeda-beda, seluruh elemen bangsa Indonesia tetap bersatu padu sebagai satu kesatuan. Perbedaan justru menjadi mozaik indah yang membentuk kesatuan bangsa Indonesia.

  3. Toleransi dan saling menghormati

    Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan pentingnya sikap toleransi dan saling menghormati di antara warga negara. Semboyan ini menekankan bahwa setiap individu memiliki hak untuk menjalankan keyakinan dan tradisinya masing-masing tanpa menggangu hak orang lain.

  4. Kesetaraan

    Makna lain dari Bhinneka Tunggal Ika adalah kesetaraan di antara warga negara. Terlepas dari latar belakang suku, agama, atau budaya, setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan negara.

  5. Gotong royong

    Bhinneka Tunggal Ika juga mengandung makna gotong royong dan kerjasama. Semboyan ini mengajarkan bahwa meskipun berbeda-beda, seluruh elemen bangsa harus bersatu dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam Kehidupan

Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan, melainkan nilai-nilai yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh penerapan Bhinneka Tunggal Ika antara lain:

  1. Menghormati perbedaan agama

    Salah satu penerapan penting Bhinneka Tunggal Ika adalah menghormati perbedaan keyakinan dan agama. Contohnya, tidak mengganggu ibadah pemeluk agama lain, mengucapkan selamat hari raya kepada teman yang berbeda agama, atau membantu menjaga keamanan rumah ibadah agama lain.

  2. Menghargai keberagaman budaya

    Indonesia memiliki ratusan suku bangsa dengan budaya yang beragam. Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dapat dilakukan dengan menghargai dan mempelajari budaya suku lain, misalnya mengikuti festival budaya daerah lain atau belajar bahasa daerah selain bahasa ibu.

  3. Tidak diskriminatif

    Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan untuk tidak bersikap diskriminatif terhadap orang lain berdasarkan suku, agama, ras, atau golongan. Dalam kehidupan sehari-hari, ini bisa diterapkan dengan memperlakukan semua orang secara adil dan setara, misalnya dalam lingkungan kerja atau pendidikan.

  4. Gotong royong lintas kelompok

    Penerapan Bhinneka Tunggal Ika juga dapat diwujudkan melalui gotong royong yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat. Misalnya, kerja bakti membersihkan lingkungan yang diikuti warga dari berbagai latar belakang agama dan suku.

  5. Menggunakan bahasa persatuan

    Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan adalah salah satu wujud penerapan Bhinneka Tunggal Ika. Meskipun memiliki bahasa daerah masing-masing, penggunaan Bahasa Indonesia dalam forum resmi dan komunikasi antar suku menjadi perekat persatuan bangsa.

Tantangan Mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika

Meskipun Bhinneka Tunggal Ika telah menjadi semboyan resmi negara, mewujudkannya dalam kehidupan nyata bukanlah hal yang mudah. Beberapa tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan Bhinneka Tunggal Ika antara lain:

  1. Intoleransi dan radikalisme

    Salah satu tantangan terbesar adalah meningkatnya intoleransi dan radikalisme di masyarakat. Beberapa kelompok ekstrem berusaha memaksakan pandangan mereka dan tidak menghargai perbedaan, yang bertentangan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

  2. Kesenjangan ekonomi

    Kesenjangan ekonomi antar daerah dan kelompok masyarakat dapat memicu kecemburuan sosial yang mengancam persatuan. Perbedaan tingkat kesejahteraan yang mencolok antara satu daerah dengan daerah lain berpotensi menimbulkan gesekan yang mengancam semangat Bhinneka Tunggal Ika.

  3. Politisasi SARA

    Penggunaan isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) untuk kepentingan politik jangka pendek merupakan ancaman serius bagi Bhinneka Tunggal Ika. Politisasi SARA dapat memecah belah masyarakat dan menimbulkan konflik horizontal.

  4. Kurangnya pendidikan multikultural

    Minimnya pemahaman tentang keberagaman dan pentingnya toleransi, terutama di kalangan generasi muda, menjadi tantangan dalam mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika. Kurangnya pendidikan multikultural dapat menyebabkan tumbuhnya sikap eksklusif dan intoleran.

  5. Pengaruh globalisasi

    Arus globalisasi dan masuknya budaya asing terkadang mengikis nilai-nilai lokal dan nasionalisme. Hal ini dapat mengancam semangat Bhinneka Tunggal Ika jika tidak disikapi dengan bijak.

Peran Pemerintah dalam Menjaga Bhinneka Tunggal Ika

Pemerintah memiliki peran krusial dalam menjaga dan mengimplementasikan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Beberapa upaya yang dapat dilakukan pemerintah antara lain:

  1. Penegakan hukum yang adil

    Pemerintah harus menegakkan hukum secara adil dan tegas terhadap segala bentuk intoleransi, diskriminasi, dan tindakan yang mengancam persatuan bangsa. Hal ini termasuk menindak tegas kelompok-kelompok radikal yang menyebarkan kebencian atas nama SARA.

  2. Kebijakan yang inklusif

    Dalam membuat kebijakan, pemerintah harus mempertimbangkan keberagaman Indonesia. Kebijakan yang diambil harus bersifat inklusif dan mengakomodasi kepentingan seluruh elemen masyarakat tanpa diskriminasi.

  3. Pendidikan multikultural

    Pemerintah perlu memasukkan pendidikan multikultural ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Hal ini penting untuk menanamkan nilai-nilai toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman sejak dini.

  4. Pembangunan yang merata

    Untuk mengurangi kesenjangan ekonomi yang dapat memicu konflik, pemerintah harus melaksanakan pembangunan yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Pemerataan pembangunan dapat memperkuat rasa persatuan dan keadilan di masyarakat.

  5. Promosi keberagaman

    Pemerintah dapat aktif mempromosikan keberagaman Indonesia sebagai kekayaan bangsa. Ini bisa dilakukan melalui berbagai program dan kampanye yang mengedepankan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika.

Peran Masyarakat dalam Mengamalkan Bhinneka Tunggal Ika

Selain pemerintah, masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengamalkan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika. Beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat antara lain:

  1. Menumbuhkan sikap toleransi

    Setiap individu perlu menumbuhkan sikap toleransi dan saling menghargai perbedaan dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa dimulai dari lingkungan terdekat seperti keluarga, sekolah, atau tempat kerja.

  2. Aktif dalam kegiatan lintas budaya

    Masyarakat dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan lintas budaya untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap keberagaman. Misalnya, mengikuti festival budaya atau pertukaran pelajar antar daerah.

  3. Menjadi agen perdamaian

    Setiap warga negara dapat menjadi agen perdamaian dengan menyebarkan pesan-pesan persatuan dan menolak provokasi yang dapat memecah belah. Ini termasuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi di media sosial.

  4. Gotong royong

    Masyarakat dapat mempraktikkan semangat gotong royong dalam berbagai aspek kehidupan. Kerjasama lintas kelompok dapat memperkuat ikatan sosial dan rasa persatuan.

  5. Pendidikan keluarga

    Keluarga memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika kepada anak-anak. Orang tua dapat mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan dan hidup rukun dengan sesama.

Bhinneka Tunggal Ika di Era Globalisasi

Di era globalisasi, makna dan penerapan Bhinneka Tunggal Ika menghadapi tantangan dan peluang baru:

  1. Pengaruh budaya global

    Globalisasi membawa masuknya berbagai pengaruh budaya asing ke Indonesia. Di satu sisi, ini dapat memperkaya khasanah budaya nasional. Namun di sisi lain, ada kekhawatiran akan tergerusnya nilai-nilai lokal. Bhinneka Tunggal Ika harus mampu menjadi filter yang bijak dalam menyikapi pengaruh global.

  2. Teknologi informasi

    Perkembangan teknologi informasi membuka peluang baru dalam mempromosikan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika. Media sosial dan platform digital dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan pesan-pesan persatuan dan toleransi. Namun, teknologi juga bisa menjadi sarana penyebaran ujaran kebencian yang mengancam persatuan jika tidak digunakan dengan bijak.

  3. Identitas global vs lokal

    Di era global, banyak orang terutama generasi muda yang mengadopsi identitas global. Tantangannya adalah bagaimana menyeimbangkan identitas global tersebut dengan identitas lokal dan nasional. Bhinneka Tunggal Ika harus mampu menjembatani keduanya.

  4. Isu-isu global

    Berbagai isu global seperti perubahan iklim, terorisme, atau pandemi memerlukan kerjasama internasional. Bhinneka Tunggal Ika dapat menjadi landasan bagi Indonesia untuk berkontribusi dalam mengatasi masalah-masalah global tersebut, dengan tetap mempertahankan jati diri bangsa.

  5. Ekonomi global

    Persaingan ekonomi global menuntut Indonesia untuk meningkatkan daya saing. Keberagaman Indonesia yang tercermin dalam Bhinneka Tunggal Ika sebenarnya bisa menjadi kekuatan dalam menghadapi tantangan ekonomi global, jika dikelola dengan baik.

Pertanyaan Seputar Bhinneka Tunggal Ika

  1. Apa arti Bhinneka Tunggal Ika?

    Bhinneka Tunggal Ika berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu". Ini menggambarkan keberagaman Indonesia yang tetap bersatu sebagai satu bangsa.

  2. Siapa pencipta semboyan Bhinneka Tunggal Ika?

    Frasa Bhinneka Tunggal Ika pertama kali ditemukan dalam kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular pada abad ke-14. Namun, yang mengusulkan penggunaannya sebagai semboyan negara adalah Mohammad Yamin.

  3. Kapan Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan sebagai semboyan negara?

    Bhinneka Tunggal Ika secara resmi ditetapkan sebagai semboyan negara Indonesia pada 18 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951.

  4. Bagaimana cara menerapkan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari?

    Beberapa cara menerapkan Bhinneka Tunggal Ika antara lain: menghormati perbedaan agama dan budaya, tidak bersikap diskriminatif, berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong lintas kelompok, dan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

  5. Apa tantangan terbesar dalam mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika saat ini?

    Beberapa tantangan besar antara lain: meningkatnya intoleransi dan radikalisme, kesenjangan ekonomi antar daerah, politisasi isu SARA, serta pengaruh globalisasi yang dapat mengikis nilai-nilai lokal.

Kesimpulan

Bhinneka Tunggal Ika memiliki fungsi yang sangat penting sebagai perekat persatuan bangsa Indonesia yang beragam. Semboyan ini bukan sekadar kata-kata, melainkan nilai-nilai luhur yang harus terus dijaga dan diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, baik dari dalam maupun luar negeri, Bhinneka Tunggal Ika harus terus menjadi pedoman dalam membangun Indonesia yang bersatu, toleran, dan maju.

Mewujudkan semangat Bhinneka Tunggal Ika membutuhkan peran aktif dari seluruh elemen bangsa, mulai dari pemerintah hingga setiap warga negara. Diperlukan komitmen bersama untuk terus menghargai perbedaan, memupuk toleransi, dan menjunjung tinggi persatuan di atas segala kepentingan golongan. Dengan demikian, Indonesia dapat terus maju sebagai negara yang kuat dan berdaulat, sekaligus menjadi contoh bagi dunia tentang bagaimana keberagaman dapat menjadi kekuatan pemersatu bangsa.

Pada akhirnya, Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya semboyan, tetapi juga cerminan jati diri bangsa Indonesia yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. Dengan terus mengamalkan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia akan mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan dan mewujudkan cita-cita sebagai bangsa yang maju, adil, dan sejahtera.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya