Ciri-ciri Flu: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Kenali ciri-ciri flu, penyebabnya, dan cara mengatasinya. Pelajari gejala umum, komplikasi yang mungkin terjadi, serta tips pencegahan flu yang efektif.

oleh Fitriyani Puspa Samodra Diperbarui 26 Feb 2025, 11:16 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2025, 11:16 WIB
ciri ciri flu
ciri ciri flu ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Flu atau influenza adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini sangat mudah menular dan dapat menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Flu berbeda dengan selesma biasa, meskipun gejalanya mirip. Flu cenderung menyebabkan gejala yang lebih parah dan muncul secara tiba-tiba.

Ada beberapa jenis flu yang umum dikenal, antara lain:

  • Flu musiman - disebabkan oleh virus influenza yang bermutasi setiap tahun
  • Flu burung - ditularkan dari unggas yang terinfeksi ke manusia
  • Flu babi - berasal dari babi yang terinfeksi dan dapat menular ke manusia
  • Flu Singapura - penyakit tangan, kaki, dan mulut yang sering menyerang anak-anak

Masing-masing jenis flu ini memiliki karakteristik dan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Flu musiman adalah yang paling umum terjadi dan biasanya menyebar saat pergantian musim. Sementara flu burung dan flu babi lebih jarang terjadi namun berpotensi menyebabkan wabah yang serius.

Ciri-ciri dan Gejala Umum Flu

Gejala flu biasanya muncul secara tiba-tiba dan dapat berlangsung selama 1-2 minggu. Berikut adalah ciri-ciri dan gejala umum flu yang perlu diwaspadai:

  • Demam tinggi (38°C atau lebih) yang muncul mendadak
  • Menggigil dan berkeringat
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot dan sendi
  • Kelelahan dan lemas
  • Hidung tersumbat atau pilek
  • Bersin-bersin
  • Batuk kering
  • Sakit tenggorokan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mual dan muntah (terutama pada anak-anak)

Gejala-gejala ini biasanya mencapai puncaknya pada hari ke-2 atau 3 setelah terinfeksi. Demam dan nyeri tubuh biasanya mereda dalam 5 hari, namun batuk dan kelelahan dapat berlangsung lebih lama hingga 2 minggu atau lebih.

Penting untuk membedakan gejala flu dengan penyakit lain seperti pilek biasa atau COVID-19. Flu cenderung muncul lebih mendadak dan gejalanya lebih parah dibanding pilek. Sementara COVID-19 memiliki gejala tambahan seperti kehilangan indra penciuman dan perasa.

Penyebab dan Faktor Risiko Flu

Flu disebabkan oleh infeksi virus influenza yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini sangat mudah menular melalui percikan air liur (droplet) saat penderita flu batuk, bersin, atau berbicara. Penularan juga bisa terjadi melalui kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi virus flu.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena flu, antara lain:

  • Usia - anak-anak di bawah 5 tahun dan lansia di atas 65 tahun lebih rentan
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Penyakit kronis seperti asma, diabetes, atau penyakit jantung
  • Kehamilan
  • Obesitas
  • Tinggal atau bekerja di lingkungan yang ramai seperti sekolah atau rumah sakit
  • Perubahan cuaca ekstrem
  • Kurang tidur dan stres
  • Merokok

Virus flu juga terus bermutasi setiap tahun, sehingga sistem kekebalan tubuh kita perlu beradaptasi dengan strain virus baru. Inilah mengapa vaksinasi flu tahunan penting dilakukan, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.

Cara Penularan dan Penyebaran Flu

Flu termasuk penyakit yang sangat mudah menular dari satu orang ke orang lain. Penularan flu dapat terjadi melalui beberapa cara, antara lain:

  • Percikan air liur (droplet) - Saat penderita flu batuk, bersin, atau berbicara, virus dapat menyebar melalui droplet di udara dan terhirup oleh orang lain di sekitarnya.
  • Kontak langsung - Berjabat tangan atau bersentuhan dengan penderita flu dapat menularkan virus jika tangan yang terkontaminasi menyentuh area mulut, hidung, atau mata.
  • Kontak tidak langsung - Menyentuh benda-benda yang terkontaminasi virus flu seperti gagang pintu, telepon, atau mainan anak dapat menyebarkan infeksi.
  • Udara - Dalam ruangan tertutup dengan sirkulasi udara yang buruk, virus flu dapat bertahan di udara selama beberapa jam.

Penderita flu paling mudah menularkan virus dalam 3-4 hari pertama setelah gejala muncul. Namun penularan bisa terjadi 1 hari sebelum gejala muncul hingga 5-7 hari setelahnya. Anak-anak dan orang dengan sistem kekebalan lemah dapat menularkan virus lebih lama.

Untuk mencegah penyebaran flu, penting untuk menerapkan etika batuk dan bersin yang benar, rajin mencuci tangan, serta menghindari kontak dekat dengan penderita flu. Penderita flu juga sebaiknya istirahat di rumah hingga gejalanya mereda.

Diagnosis dan Pemeriksaan Flu

Diagnosis flu umumnya dapat dilakukan berdasarkan gejala-gejala yang dialami pasien. Namun, untuk memastikan penyebab flu dan membedakannya dengan infeksi saluran pernapasan lainnya, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan seperti:

  • Pemeriksaan fisik - Dokter akan memeriksa tenggorokan, telinga, dan paru-paru pasien untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi.
  • Rapid influenza diagnostic test (RIDT) - Tes cepat menggunakan swab hidung atau tenggorokan untuk mendeteksi antigen virus influenza. Hasilnya bisa didapat dalam 10-15 menit.
  • Rapid molecular assay - Tes yang lebih akurat untuk mendeteksi materi genetik virus influenza. Hasilnya bisa didapat dalam 15-20 menit.
  • Kultur virus - Sampel lendir dari hidung atau tenggorokan dibiakkan di laboratorium untuk mengidentifikasi jenis virus penyebab flu. Hasilnya baru didapat dalam beberapa hari.
  • Tes darah - Untuk memeriksa jumlah sel darah putih dan mendeteksi antibodi terhadap virus influenza.
  • Rontgen dada - Jika dicurigai ada komplikasi seperti pneumonia.

Pemeriksaan lebih lanjut biasanya dilakukan pada kasus-kasus yang parah atau pada pasien dengan risiko tinggi mengalami komplikasi. Untuk flu ringan, diagnosis berdasarkan gejala sudah cukup untuk memulai pengobatan.

Pengobatan dan Perawatan Flu

Pengobatan flu umumnya bersifat simptomatik, yaitu untuk meredakan gejala-gejala yang muncul. Berikut beberapa cara mengobati dan merawat penderita flu:

  • Istirahat yang cukup - Tidur dan beristirahat membantu tubuh memulihkan diri dan melawan infeksi virus.
  • Perbanyak minum air putih - Minum air putih, jus buah, atau sup hangat membantu mencegah dehidrasi dan mengencerkan lendir.
  • Obat pereda demam dan nyeri - Paracetamol atau ibuprofen dapat membantu menurunkan demam dan meredakan sakit kepala serta nyeri otot.
  • Obat batuk dan pilek - Obat batuk, dekongestan, dan pelega tenggorokan dapat meringankan gejala-gejala flu.
  • Obat antivirus - Untuk kasus flu yang parah, dokter mungkin meresepkan obat antivirus seperti oseltamivir (Tamiflu) atau zanamivir (Relenza).
  • Inhalasi uap air - Menghirup uap air hangat dapat membantu mengencerkan lendir dan melegakan hidung tersumbat.
  • Kumur air garam - Berkumur dengan air garam hangat dapat meredakan sakit tenggorokan.
  • Konsumsi makanan bergizi - Makan makanan yang kaya vitamin C dan zinc untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Penting untuk tidak menggunakan antibiotik dalam mengobati flu, karena antibiotik tidak efektif melawan virus. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat justru dapat menyebabkan resistensi bakteri.

Jika gejala flu tidak membaik setelah 1 minggu atau malah semakin parah, segera konsultasikan ke dokter. Terutama jika muncul gejala seperti sesak napas, nyeri dada, atau demam tinggi yang tidak turun-turun.

Komplikasi yang Mungkin Terjadi Akibat Flu

Meskipun sebagian besar kasus flu dapat sembuh dengan sendirinya, pada beberapa orang flu dapat menyebabkan komplikasi serius. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat flu antara lain:

  • Pneumonia (radang paru-paru) - Infeksi virus flu dapat menyebabkan peradangan pada paru-paru atau memicu infeksi bakteri sekunder di paru-paru.
  • Bronkitis - Peradangan pada saluran bronkus yang dapat menyebabkan batuk berdahak berkepanjangan.
  • Sinusitis - Infeksi dan peradangan pada rongga sinus yang dapat menyebabkan sakit kepala dan hidung tersumbat.
  • Otitis media - Infeksi pada telinga tengah yang sering terjadi pada anak-anak.
  • Miokarditis - Peradangan pada otot jantung yang dapat mengganggu fungsi jantung.
  • Ensefalitis - Peradangan pada otak yang dapat menyebabkan kejang dan gangguan kesadaran.
  • Sindrom Reye - Komplikasi serius yang dapat terjadi pada anak-anak dan remaja, terutama jika mengonsumsi aspirin saat flu.
  • Kekambuhan penyakit kronis - Flu dapat memperparah kondisi penyakit kronis seperti asma, diabetes, atau penyakit jantung.

Komplikasi flu lebih berisiko terjadi pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Oleh karena itu, penting bagi kelompok berisiko tinggi untuk mendapatkan vaksinasi flu secara rutin dan segera mendapat penanganan medis jika terkena flu.

Pencegahan dan Cara Menghindari Flu

Mencegah flu lebih baik daripada mengobatinya. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menghindari flu:

  • Vaksinasi flu tahunan - Vaksin flu dapat mengurangi risiko terkena flu hingga 60%. Vaksinasi terutama penting bagi kelompok berisiko tinggi.
  • Rajin mencuci tangan - Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik, terutama sebelum makan dan setelah dari tempat umum.
  • Hindari menyentuh wajah - Jangan menyentuh area mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
  • Jaga kebersihan - Bersihkan dan disinfeksi permukaan benda yang sering disentuh seperti gagang pintu, telepon, atau keyboard.
  • Terapkan etika batuk dan bersin - Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, lalu buang tisu ke tempat sampah.
  • Hindari kontak dekat - Jaga jarak dengan orang yang sedang sakit flu. Jika Anda yang sakit, sebaiknya istirahat di rumah.
  • Tingkatkan daya tahan tubuh - Konsumsi makanan bergizi, olahraga teratur, tidur cukup, dan kelola stres dengan baik.
  • Gunakan masker - Terutama saat berada di tempat umum atau sedang merawat orang sakit.
  • Hindari merokok - Merokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko komplikasi flu.
  • Jaga kebersihan lingkungan - Pastikan sirkulasi udara di rumah atau tempat kerja baik. Hindari ruangan yang terlalu dingin dan lembab.

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan di atas, risiko terkena flu dapat dikurangi secara signifikan. Namun jika tetap terkena flu, penting untuk segera beristirahat dan mendapatkan perawatan yang tepat agar tidak menular ke orang lain.

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun sebagian besar kasus flu dapat sembuh dengan sendirinya, ada beberapa kondisi di mana Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter. Berikut adalah tanda-tanda yang menunjukkan Anda perlu mendapatkan penanganan medis segera:

  • Demam tinggi (di atas 39°C) yang tidak turun setelah 3 hari
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Nyeri dada atau perut yang parah
  • Pusing atau kebingungan yang berkelanjutan
  • Muntah terus-menerus atau tidak bisa menahan cairan
  • Gejala flu yang membaik lalu tiba-tiba memburuk kembali
  • Batuk berdahak yang tidak kunjung reda
  • Sakit tenggorokan parah yang disertai demam tinggi
  • Kulit atau bibir yang membiru

Untuk kelompok berisiko tinggi seperti anak-anak di bawah 5 tahun, lansia di atas 65 tahun, ibu hamil, dan orang dengan penyakit kronis, sebaiknya segera konsultasi ke dokter begitu gejala flu muncul. Hal ini untuk mencegah komplikasi serius yang mungkin terjadi.

Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan mungkin meresepkan obat antivirus jika diperlukan. Penanganan medis yang tepat dan cepat dapat membantu mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi flu yang berbahaya.

Mitos dan Fakta Seputar Flu

Ada banyak mitos yang beredar di masyarakat tentang flu. Berikut beberapa mitos dan fakta seputar flu yang perlu diluruskan:

Mitos: Flu hanya menyerang saat cuaca dingin

Fakta: Flu dapat menyerang kapan saja sepanjang tahun, meskipun memang lebih sering terjadi saat musim dingin atau penghujan.

Mitos: Flu dan selesma adalah penyakit yang sama

Fakta: Meskipun gejalanya mirip, flu disebabkan oleh virus influenza dan gejalanya lebih parah dibanding selesma biasa.

Mitos: Vaksin flu menyebabkan flu

Fakta: Vaksin flu tidak menyebabkan flu. Vaksin berisi virus yang sudah dilemahkan atau dimatikan sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit.

Mitos: Antibiotik efektif mengobati flu

Fakta: Antibiotik hanya efektif melawan bakteri, bukan virus. Flu disebabkan oleh virus sehingga antibiotik tidak efektif mengobatinya.

Mitos: Makan ayam sup dapat menyembuhkan flu

Fakta: Meskipun ayam sup dapat membantu meredakan gejala, tidak ada bukti ilmiah bahwa ayam sup dapat menyembuhkan flu.

Mitos: Flu hanya menular saat orang bersin atau batuk

Fakta: Flu dapat menular melalui percikan air liur saat berbicara, atau melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.

Mitos: Orang sehat tidak perlu vaksin flu

Fakta: Vaksin flu penting bagi semua orang, termasuk yang sehat, untuk mencegah penyebaran virus dan melindungi kelompok rentan.

Mitos: Vitamin C dosis tinggi dapat mencegah flu

Fakta: Meskipun vitamin C penting untuk sistem kekebalan, tidak ada bukti kuat bahwa dosis tinggi vitamin C dapat mencegah flu.

Memahami fakta-fakta tentang flu dapat membantu kita mengambil langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat. Selalu konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan profesional untuk informasi medis yang akurat.

Kesimpulan

Flu adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang umum terjadi namun tidak boleh dianggap remeh. Mengenali ciri-ciri flu sejak dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi. Gejala utama flu seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, kelelahan, dan batuk perlu diwaspadai, terutama jika muncul bersamaan.

Pencegahan flu dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, menjaga kebersihan, dan melakukan vaksinasi flu tahunan. Jika sudah terlanjur terkena flu, istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih, dan pengobatan simptomatik dapat membantu mempercepat pemulihan. Namun jika gejala memburuk atau muncul tanda-tanda komplikasi, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Dengan pemahaman yang baik tentang flu, kita dapat lebih waspada dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita dari penyakit ini. Ingatlah bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati, jadi selalu jaga kesehatan dan terapkan pola hidup bersih dan sehat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya