Apa Itu Karakter: Pengertian, Unsur, dan Pembentukan

Karakter adalah ciri khas seseorang yang membentuk kepribadian dan perilakunya. Pelajari pengertian, unsur, dan cara membentuk karakter yang baik.

oleh Rizky Mandasari diperbarui 30 Jan 2025, 15:40 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2025, 15:40 WIB
apa itu karakter
apa itu karakter ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Pengertian Karakter

Liputan6.com, Jakarta Karakter merupakan ciri khas yang dimiliki oleh seseorang yang membentuk kepribadian dan perilakunya. Secara etimologi, kata karakter berasal dari bahasa Yunani "charassein" yang berarti mengukir. Hal ini menggambarkan bahwa karakter seseorang terbentuk melalui proses "pengukiran" atau pembentukan yang panjang.

Beberapa ahli mendefinisikan karakter sebagai berikut:

  • Menurut Suyanto, karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
  • Thomas Lickona mendefinisikan karakter sebagai sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral, yang dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya.
  • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan kualitas mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus, yang menjadi pendorong dan penggerak, serta membedakannya dengan individu lain. Karakter seseorang terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan, sikap yang diambil dalam menanggapi keadaan, dan kata-kata yang diucapkan kepada orang lain.

Unsur-Unsur Pembentuk Karakter

Karakter seseorang terbentuk dari beberapa unsur yang saling terkait, yaitu:

1. Sikap

Sikap seseorang merupakan bagian dari karakternya, bahkan dianggap sebagai cerminan karakter seseorang tersebut. Dalam hal ini, sikap seseorang terhadap sesuatu yang ada di hadapannya, biasanya menunjukkan bagaimana karakternya. Sikap merupakan predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya gambaran kondisi internal psikologis yang murni dari individu, tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual.

2. Emosi

Emosi merupakan gejala dinamis dalam situasi yang dirasakan manusia, yang disertai dengan efeknya pada kesadaran, perilaku, dan juga merupakan proses fisiologis. Tanpa emosi, kehidupan manusia akan terasa hambar karena manusia selalu hidup dengan berfikir dan merasa. Emosi identik dengan perasaan yang kuat.

3. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan komponen kognitif manusia dari faktor sosiopsikologis. Kepercayaan bahwa sesuatu itu "benar" atau "salah" atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman, dan intuisi sangatlah penting untuk membangun watak dan karakter manusia. Jadi, kepercayaan itu memperkukuh eksistensi diri dan memperkukuh hubungan dengan orang lain.

4. Kebiasaan dan Kemauan

Kebiasaan merupakan aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis, dan tidak direncanakan. Kebiasaan merupakan hasil pelaziman yang berlangsung pada waktu yang lama atau sebagai reaksi khas yang diulangi berkali-kali. Setiap orang mempunyai kebiasaan yang berbeda dalam menanggapi stimulus tertentu. Kebiasaan memberikan pola perilaku yang dapat diramalkan.

5. Konsepsi Diri (Self-Conception)

Proses konsepsi diri merupakan proses totalitas, baik sadar maupun tidak sadar, tentang bagaimana karakter dan diri seseorang dibentuk. Konsepsi diri adalah bagaimana "saya" harus membangun diri, apa yang "saya" inginkan dari, dan bagaimana "saya" menempatkan diri dalam kehidupan. Konsepsi diri merupakan proses menangkal kecenderungan mengalami kegagalan hidup.

Proses Pembentukan Karakter

Pembentukan karakter seseorang tidak terjadi secara instan, melainkan melalui proses yang panjang. Berikut adalah tahapan pembentukan karakter:

1. Pengenalan

Tahap pertama dalam pembentukan karakter adalah pengenalan. Pada tahap ini, seseorang diperkenalkan dengan berbagai karakter positif melalui pendidikan, pengajaran, dan contoh dari lingkungan sekitarnya. Misalnya, anak-anak diajari tentang kejujuran, tanggung jawab, dan sopan santun oleh orang tua dan guru mereka.

2. Pemahaman

Setelah diperkenalkan, tahap selanjutnya adalah pemahaman. Pada tahap ini, seseorang mulai memahami pentingnya memiliki karakter yang baik dan dampaknya terhadap kehidupan. Mereka mulai mengerti mengapa harus jujur, bertanggung jawab, atau bersikap sopan.

3. Penerapan

Tahap ketiga adalah penerapan. Setelah memahami, seseorang mulai menerapkan karakter-karakter positif tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, seorang anak mulai berlatih untuk selalu berkata jujur atau bertanggung jawab atas tugas-tugasnya.

4. Pengulangan/Pembiasaan

Tahap keempat adalah pengulangan atau pembiasaan. Karakter yang baik perlu diulang dan dibiasakan agar menjadi bagian dari diri seseorang. Semakin sering seseorang menerapkan karakter positif, semakin kuat karakter tersebut tertanam dalam dirinya.

5. Pembudayaan

Tahap terakhir adalah pembudayaan. Pada tahap ini, karakter positif sudah menjadi budaya atau kebiasaan yang melekat dalam diri seseorang. Mereka akan secara otomatis berperilaku sesuai dengan karakter positif tersebut tanpa perlu diingatkan atau dipaksa.

Jenis-Jenis Karakter

Karakter seseorang dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, antara lain:

1. Karakter Sanguinis

Individu dengan karakter sanguinis cenderung memiliki sifat ekstrovert, suka bergaul, dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Mereka biasanya optimis, ceria, dan memiliki antusiasme tinggi. Namun, mereka juga bisa cepat bosan dan kurang konsisten.

2. Karakter Melankolis

Orang dengan karakter melankolis cenderung introvert, pemikir, dan perfeksionis. Mereka sering kali kreatif, analitis, dan memiliki standar tinggi. Namun, mereka juga bisa terlalu kritis terhadap diri sendiri dan orang lain, serta cenderung pesimis.

3. Karakter Koleris

Individu dengan karakter koleris biasanya memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, tegas, dan berorientasi pada tujuan. Mereka cenderung ambisius, produktif, dan mandiri. Namun, mereka juga bisa menjadi terlalu dominan dan kurang sabar.

4. Karakter Plegmatis

Orang dengan karakter plegmatis cenderung tenang, damai, dan mudah bergaul. Mereka biasanya sabar, seimbang, dan dapat diandalkan. Namun, mereka juga bisa menjadi pasif dan kurang motivasi.

Nilai-Nilai Karakter

Ada beberapa nilai karakter yang penting untuk dikembangkan, antara lain:

1. Kejujuran

Kejujuran adalah fondasi utama dalam membangun karakter yang baik. Seseorang yang jujur akan dipercaya oleh orang lain dan memiliki integritas yang tinggi. Kejujuran meliputi kebenaran dalam perkataan, tindakan, dan pikiran.

2. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang menjadi konsekuensi atas perbuatannya. Orang yang bertanggung jawab akan menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan tidak menyalahkan orang lain atas kegagalannya.

3. Disiplin

Disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan, norma, atau nilai yang berlaku. Seseorang yang disiplin akan konsisten dalam melakukan hal-hal yang benar, tepat waktu, dan menghargai aturan yang ada.

4. Kerja Keras

Kerja keras adalah upaya yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan. Orang yang memiliki karakter kerja keras tidak mudah menyerah dan selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaannya.

5. Toleransi

Toleransi adalah sikap menghargai perbedaan, baik itu perbedaan pendapat, keyakinan, maupun latar belakang. Seseorang yang toleran akan mampu hidup berdampingan dengan orang lain yang berbeda darinya tanpa konflik.

Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan terencana untuk menanamkan nilai-nilai karakter positif kepada seseorang. Pendidikan karakter tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di rumah dan lingkungan masyarakat. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pendidikan karakter antara lain:

1. Keteladanan

Keteladanan adalah metode yang paling efektif dalam pendidikan karakter. Orang tua, guru, dan tokoh masyarakat harus memberikan contoh nyata tentang karakter yang baik kepada anak-anak dan generasi muda.

2. Pembiasaan

Pembiasaan adalah proses menjadikan sesuatu sebagai kebiasaan. Dalam pendidikan karakter, nilai-nilai positif perlu dibiasakan agar menjadi bagian dari diri seseorang.

3. Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif melibatkan peserta didik secara langsung dalam proses belajar. Metode ini dapat berupa diskusi, simulasi, atau proyek yang memungkinkan peserta didik mengalami langsung nilai-nilai karakter yang diajarkan.

4. Penguatan Lingkungan

Lingkungan yang mendukung sangat penting dalam pendidikan karakter. Sekolah, keluarga, dan masyarakat harus bersinergi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembentukan karakter positif.

Manfaat Memiliki Karakter yang Baik

Memiliki karakter yang baik memberikan banyak manfaat dalam kehidupan, antara lain:

1. Meningkatkan Kepercayaan Diri

Seseorang dengan karakter yang baik akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Mereka yakin dengan prinsip dan nilai-nilai yang mereka pegang, sehingga tidak mudah goyah oleh pengaruh negatif.

2. Membangun Hubungan yang Baik

Karakter yang baik memudahkan seseorang dalam membangun dan memelihara hubungan dengan orang lain. Orang-orang cenderung lebih nyaman dan percaya pada individu yang memiliki karakter positif.

3. Meningkatkan Kesuksesan

Karakter yang baik seperti kerja keras, disiplin, dan tanggung jawab dapat meningkatkan peluang kesuksesan seseorang dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk karir dan pendidikan.

4. Menciptakan Masyarakat yang Lebih Baik

Ketika banyak individu memiliki karakter yang baik, maka akan tercipta masyarakat yang lebih harmonis, aman, dan sejahtera.

Kesimpulan

Karakter merupakan ciri khas seseorang yang membentuk kepribadian dan perilakunya. Karakter terbentuk melalui proses yang panjang, melibatkan berbagai unsur seperti sikap, emosi, kepercayaan, kebiasaan, dan konsepsi diri. Pembentukan karakter yang baik sangat penting karena memberikan banyak manfaat, baik bagi individu maupun masyarakat secara luas.

Pendidikan karakter menjadi kunci dalam membentuk generasi yang memiliki integritas, tanggung jawab, dan nilai-nilai positif lainnya. Melalui keteladanan, pembiasaan, dan pembelajaran yang tepat, kita dapat membantu membentuk karakter yang kuat pada diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Dengan demikian, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya