Liputan6.com, Jakarta Norma merupakan salah satu konsep penting dalam kehidupan bermasyarakat. Keberadaan norma menjadi pedoman bagi setiap individu dalam berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain. Namun, apa sebenarnya arti norma itu? Bagaimana norma berperan dalam mengatur tatanan sosial? Mari kita bahas secara mendalam tentang pengertian, jenis, dan fungsi norma dalam artikel berikut ini.
Pengertian Norma
Norma dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan, pedoman, atau standar perilaku yang berlaku dan disepakati bersama dalam suatu kelompok masyarakat. Norma menjadi acuan tentang apa yang dianggap baik, benar, pantas, atau tidak pantas dilakukan oleh anggota masyarakat dalam situasi tertentu.
Secara etimologi, kata "norma" berasal dari bahasa Latin "norma" yang berarti penyiku atau pengukur. Dalam konteks sosial, norma menjadi semacam "alat ukur" untuk menilai perilaku seseorang apakah sesuai atau menyimpang dari standar yang berlaku di masyarakat.
Beberapa pengertian norma menurut para ahli:
- Menurut Soerjono Soekanto, norma adalah perangkat yang dibuat agar hubungan di dalam suatu masyarakat dapat berjalan seperti yang diharapkan.
- John J. Macionis mendefinisikan norma sebagai aturan dan harapan masyarakat yang memandu perilaku anggota-anggotanya.
- E. Utrecht menyatakan norma sebagai himpunan petunjuk hidup yang mengatur tata tertib dalam masyarakat yang harus ditaati dan jika dilanggar akan mendapat sanksi.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa norma merupakan aturan tidak tertulis yang menjadi pedoman berperilaku dalam masyarakat. Norma terbentuk dari nilai-nilai yang dianut dan disepakati bersama. Keberadaan norma bertujuan menciptakan keteraturan, keharmonisan, dan mencegah konflik dalam interaksi sosial.
Advertisement
Jenis-Jenis Norma
Terdapat beberapa jenis norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Masing-masing jenis norma memiliki karakteristik, sumber, dan sanksi yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasan tentang jenis-jenis norma utama:
1. Norma Agama
Norma agama adalah aturan yang bersumber dari ajaran agama atau kepercayaan yang dianut oleh masyarakat. Norma agama berisi perintah, larangan, dan panduan berperilaku yang diyakini berasal dari Tuhan. Tujuan utama norma agama adalah membimbing manusia untuk hidup sesuai kehendak Tuhan dan mencapai keselamatan dunia akhirat.
Karakteristik norma agama:
- Bersifat absolut dan universal
- Berlaku bagi pemeluk agama tersebut
- Sanksi berupa dosa dan hukuman di akhirat
- Contoh: larangan mencuri, kewajiban beribadah, berbuat baik pada sesama
2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah aturan yang bersumber dari hati nurani atau suara batin manusia tentang baik buruknya suatu perbuatan. Norma ini berkaitan erat dengan nilai-nilai moral dan etika yang berlaku universal. Tujuannya membentuk manusia yang bermoral dan berakhlak mulia.
Karakteristik norma kesusilaan:
- Bersifat umum dan universal
- Sanksi berupa penyesalan diri dan rasa bersalah
- Contoh: larangan berbohong, kewajiban menolong sesama, menghormati orang tua
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah aturan tentang perilaku yang dianggap baik, sopan, dan pantas dalam pergaulan di masyarakat. Norma ini bersumber dari adat istiadat, kebiasaan, dan budaya setempat. Tujuannya menciptakan keharmonisan dalam interaksi sosial.
Karakteristik norma kesopanan:
- Bersifat relatif, berbeda antar daerah/budaya
- Sanksi berupa celaan atau pengucilan sosial
- Contoh: menghormati yang lebih tua, bertutur kata sopan, makan dengan tangan kanan
4. Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan tertulis yang dibuat oleh lembaga berwenang dan bersifat mengikat seluruh warga negara. Norma hukum bertujuan menciptakan ketertiban, keamanan, dan melindungi hak-hak warga negara. Pelanggaran terhadap norma hukum akan mendapat sanksi tegas dari negara.
Karakteristik norma hukum:
- Bersifat tertulis dan mengikat
- Dibuat dan ditegakkan oleh negara
- Sanksi berupa hukuman pidana atau perdata
- Contoh: larangan mencuri, kewajiban membayar pajak, aturan lalu lintas
Fungsi Norma dalam Masyarakat
Keberadaan norma memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam mengatur kehidupan bermasyarakat. Berikut adalah beberapa fungsi utama norma:
1. Menciptakan Keteraturan Sosial
Fungsi paling mendasar dari norma adalah menciptakan keteraturan dan ketertiban dalam masyarakat. Dengan adanya norma, setiap individu memiliki pedoman tentang perilaku yang diharapkan dalam berbagai situasi sosial. Hal ini mencegah terjadinya kekacauan dan konflik akibat perbedaan persepsi tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Norma memberikan kerangka acuan bersama sehingga interaksi sosial dapat berjalan dengan lebih teratur dan terprediksi. Misalnya, norma sopan santun mengatur bagaimana seseorang harus bersikap ketika bertemu orang yang lebih tua atau norma lalu lintas yang mengatur bagaimana pengguna jalan harus berperilaku di jalan raya.
2. Menjaga Keharmonisan Sosial
Norma berperan penting dalam menjaga keharmonisan dan keselarasan hubungan antar anggota masyarakat. Dengan mematuhi norma yang berlaku, potensi konflik dan gesekan sosial dapat diminimalisir. Norma mendorong terciptanya sikap saling menghormati, tenggang rasa, dan penghargaan terhadap hak-hak orang lain.
Misalnya, norma kesopanan mengajarkan untuk menghargai privasi orang lain, tidak membuat keributan di tempat umum, atau meminta izin sebelum meminjam barang milik orang lain. Kepatuhan terhadap norma-norma semacam ini akan menciptakan suasana yang lebih harmonis dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Membentuk Identitas Sosial
Norma yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat turut membentuk identitas sosial dari anggota-anggotanya. Kepatuhan terhadap norma tertentu menunjukkan keanggotaan dan penerimaan seseorang dalam kelompok tersebut. Sebaliknya, pelanggaran norma dapat menyebabkan seseorang dikucilkan atau dianggap "bukan bagian" dari kelompok.
Misalnya, cara berpakaian, logat bahasa, atau kebiasaan-kebiasaan tertentu yang menjadi norma dalam suatu komunitas akan membentuk identitas khusus bagi anggotanya. Hal ini membantu menciptakan rasa kebersamaan dan keterikatan sosial.
4. Kontrol Sosial
Norma berfungsi sebagai alat kontrol sosial yang efektif untuk mengendalikan perilaku anggota masyarakat. Adanya sanksi sosial bagi pelanggar norma, baik berupa celaan, pengucilan, hingga hukuman formal, mendorong individu untuk mematuhi aturan yang berlaku. Hal ini membantu mencegah perilaku menyimpang dan tindakan yang merugikan orang lain.
Kontrol sosial melalui norma ini dapat terjadi secara informal melalui tekanan dari lingkungan sekitar, maupun secara formal melalui penegakan hukum oleh aparat berwenang. Fungsi kontrol ini penting untuk memastikan stabilitas dan keteraturan dalam masyarakat tetap terjaga.
5. Pedoman Penyelesaian Konflik
Ketika terjadi perselisihan atau konflik dalam masyarakat, norma dapat menjadi pedoman dalam penyelesaiannya. Norma memberikan standar tentang apa yang dianggap adil, pantas, atau dapat diterima oleh semua pihak. Hal ini membantu mencapai resolusi konflik yang lebih objektif dan diterima bersama.
Misalnya, dalam sengketa tanah adat, norma-norma hukum adat yang berlaku di daerah tersebut dapat menjadi acuan dalam penyelesaian masalah. Atau dalam kasus pelanggaran lalu lintas, norma hukum yang tertuang dalam undang-undang menjadi dasar penyelesaian perkara.
Advertisement
Proses Terbentuknya Norma
Norma dalam masyarakat tidak terbentuk secara instan, melainkan melalui proses panjang yang melibatkan berbagai faktor. Berikut adalah tahapan umum dalam proses terbentuknya norma sosial:
1. Munculnya Kebutuhan
Tahap awal pembentukan norma dimulai ketika muncul kebutuhan dalam masyarakat akan adanya aturan atau pedoman bersama. Kebutuhan ini bisa muncul karena adanya masalah sosial, konflik kepentingan, atau keinginan untuk menciptakan keteraturan. Misalnya, kebutuhan akan aturan lalu lintas muncul seiring dengan meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor dan potensi kecelakaan di jalan raya.
2. Kesepakatan Bersama
Setelah kebutuhan teridentifikasi, anggota masyarakat mulai membentuk kesepakatan informal tentang perilaku yang dianggap baik atau buruk, pantas atau tidak pantas. Kesepakatan ini bisa terbentuk secara alami melalui interaksi sehari-hari atau melalui diskusi dan musyawarah formal.
3. Sosialisasi dan Internalisasi
Norma yang telah disepakati kemudian disosialisasikan kepada seluruh anggota masyarakat, terutama kepada generasi baru. Proses ini terjadi melalui pendidikan, baik formal maupun informal. Lambat laun, norma-norma tersebut terinternalisasi dalam diri individu sehingga menjadi bagian dari kepribadian dan cara berpikir mereka.
4. Penegakan dan Sanksi
Agar norma dapat berfungsi efektif, diperlukan mekanisme penegakan dan pemberian sanksi bagi pelanggarnya. Sanksi ini bisa bersifat informal seperti cemoohan atau pengucilan sosial, hingga sanksi formal berupa hukuman pidana. Adanya sanksi ini memperkuat kepatuhan masyarakat terhadap norma yang berlaku.
5. Evolusi dan Perubahan
Norma bukanlah sesuatu yang statis, melainkan dapat berubah seiring perkembangan zaman dan perubahan kondisi masyarakat. Beberapa norma mungkin tidak lagi relevan dan ditinggalkan, sementara norma-norma baru dapat muncul untuk merespon tantangan dan kebutuhan baru dalam masyarakat.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Norma
Pembentukan norma dalam suatu masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi pembentukan norma antara lain:
1. Nilai-Nilai Budaya
Nilai-nilai budaya yang dianut oleh suatu masyarakat menjadi landasan utama dalam pembentukan norma. Misalnya, masyarakat dengan budaya kolektivis cenderung memiliki norma yang lebih menekankan pada keharmonisan kelompok, sementara budaya individualis lebih menghargai otonomi pribadi.
2. Agama dan Kepercayaan
Ajaran agama dan sistem kepercayaan yang dianut masyarakat sangat berpengaruh terhadap norma yang berlaku. Banyak norma sosial, terutama yang berkaitan dengan moralitas dan etika, berakar dari ajaran agama.
3. Kondisi Geografis
Lingkungan alam dan kondisi geografis suatu daerah dapat mempengaruhi pembentukan norma. Misalnya, masyarakat di daerah pesisir mungkin memiliki norma berbeda terkait pengelolaan sumber daya laut dibandingkan masyarakat pegunungan.
4. Sistem Politik dan Hukum
Sistem politik dan hukum yang berlaku dalam suatu negara turut membentuk norma-norma sosial. Kebijakan pemerintah dan produk hukum yang dihasilkan dapat mempengaruhi perilaku masyarakat secara luas.
5. Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi dapat memunculkan norma-norma baru, terutama yang berkaitan dengan interaksi sosial di dunia digital. Misalnya, munculnya etika berinternet (netiquette) sebagai norma baru dalam bermedia sosial.
6. Perubahan Sosial
Perubahan struktur sosial, ekonomi, dan demografi dalam masyarakat dapat mendorong perubahan atau pembentukan norma baru. Misalnya, masuknya wanita ke dunia kerja telah mengubah banyak norma terkait peran gender dalam keluarga dan masyarakat.
Advertisement
Peran Norma dalam Pembangunan Karakter
Norma memiliki peran penting dalam pembentukan karakter individu dan masyarakat. Beberapa aspek peran norma dalam pembangunan karakter antara lain:
1. Pembentukan Moral dan Etika
Norma, terutama norma agama dan kesusilaan, menjadi panduan dalam pembentukan moral dan etika seseorang. Melalui internalisasi norma-norma ini, individu belajar membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah.
2. Pengembangan Disiplin Diri
Kepatuhan terhadap norma membantu mengembangkan disiplin diri. Individu belajar untuk mengendalikan perilaku dan keinginannya agar sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat.
3. Pembentukan Tanggung Jawab Sosial
Norma mengajarkan pentingnya tanggung jawab sosial. Individu belajar bahwa tindakannya memiliki konsekuensi tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya.
4. Pengembangan Empati dan Kepedulian
Banyak norma sosial mendorong sikap empati dan kepedulian terhadap sesama. Hal ini membantu membentuk karakter yang lebih peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.
5. Pembentukan Identitas dan Harga Diri
Kemampuan untuk mematuhi norma yang berlaku dapat meningkatkan rasa identitas dan harga diri seseorang sebagai anggota masyarakat yang baik dan bertanggung jawab.
Tantangan dalam Penerapan Norma di Era Modern
Penerapan norma di era modern menghadapi berbagai tantangan baru. Beberapa tantangan utama antara lain:
1. Globalisasi dan Benturan Budaya
Globalisasi menyebabkan pertemuan berbagai budaya dengan norma yang berbeda-beda. Hal ini dapat menimbulkan kebingungan dan konflik nilai dalam masyarakat.
2. Perkembangan Teknologi dan Media Sosial
Dunia digital menciptakan ruang interaksi baru dengan norma-norma yang belum sepenuhnya terdefinisi. Anonimitas di internet juga dapat mendorong pelanggaran norma tanpa rasa takut akan sanksi sosial.
3. Perubahan Struktur Keluarga
Perubahan struktur dan fungsi keluarga di era modern dapat mempengaruhi proses pewarisan dan internalisasi norma kepada generasi muda.
4. Individualisme
Meningkatnya individualisme di masyarakat modern dapat mengikis kepatuhan terhadap norma-norma kolektif.
5. Relativisme Moral
Pandangan bahwa moralitas bersifat relatif dapat melemahkan kekuatan norma sebagai pedoman perilaku yang universal.
Advertisement
Kesimpulan
Norma merupakan elemen penting dalam kehidupan bermasyarakat yang berfungsi sebagai pedoman perilaku dan interaksi sosial. Keberadaan norma membantu menciptakan keteraturan, keharmonisan, dan stabilitas dalam masyarakat. Meskipun menghadapi berbagai tantangan di era modern, pemahaman dan penerapan norma tetap relevan dan penting untuk membentuk karakter individu serta membangun masyarakat yang lebih baik.
Sebagai anggota masyarakat, penting bagi kita untuk memahami, menghormati, dan mematuhi norma-norma yang berlaku. Namun, kita juga perlu bersikap kritis dan adaptif terhadap perubahan zaman, sehingga norma-norma tersebut tetap relevan dan bermanfaat bagi kehidupan bersama. Dengan keseimbangan antara kepatuhan terhadap norma dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan, kita dapat menciptakan tatanan sosial yang lebih harmonis dan berkelanjutan.
