Penyebab Leukosit Tinggi pada Anak, Berikut Gejala, Diagnosis, dan Penanganannya

Kenali penyebab leukosit tinggi pada anak, gejala yang perlu diwaspadai, cara diagnosis, serta penanganan yang tepat untuk menjaga kesehatan si kecil.

oleh Shani Ramadhan Rasyid Diperbarui 17 Mar 2025, 17:39 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2025, 17:36 WIB
penyebab leukosit tinggi pada anak
penyebab leukosit tinggi pada anak ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Pengertian Leukosit dan Fungsinya bagi Tubuh

Liputan6.com, Jakarta Leukosit, yang juga dikenal sebagai sel darah putih, merupakan komponen penting dalam sistem kekebalan tubuh. Sel-sel ini diproduksi di sumsum tulang dan berperan vital dalam melindungi tubuh dari berbagai ancaman seperti infeksi bakteri, virus, dan parasit. Leukosit bekerja dengan cara mengenali, menyerang, dan menghancurkan zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh.

Terdapat beberapa jenis leukosit dengan fungsi spesifik masing-masing:

  • Neutrofil: Bertugas melawan infeksi bakteri
  • Limfosit: Memproduksi antibodi dan melawan virus
  • Monosit: Membantu membersihkan sel-sel mati dan debris
  • Eosinofil: Berperan dalam reaksi alergi dan melawan parasit
  • Basofil: Terlibat dalam respon inflamasi dan alergi

Pada anak-anak, jumlah leukosit normal bervariasi sesuai usia. Bayi baru lahir memiliki kadar leukosit lebih tinggi dibandingkan anak yang lebih besar. Secara umum, rentang normal leukosit pada anak adalah:

  • Bayi baru lahir: 9.000-30.000 sel/mm3
  • Anak 2 minggu - 1 tahun: 6.000-17.500 sel/mm3
  • Anak 1-10 tahun: 5.000-14.500 sel/mm3

Ketika jumlah leukosit melebihi batas normal atas, kondisi ini disebut leukositosis. Pada anak-anak, leukositosis dapat mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang perlu diwaspadai.

Promosi 1

Penyebab Utama Leukosit Tinggi pada Anak

Peningkatan jumlah leukosit pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa penyebab utama leukosit tinggi pada anak yang perlu diketahui:

1. Infeksi

Infeksi merupakan penyebab paling umum terjadinya leukositosis pada anak. Tubuh akan meningkatkan produksi leukosit sebagai respon terhadap serangan patogen. Beberapa jenis infeksi yang dapat menyebabkan leukosit tinggi antara lain:

  • Infeksi bakteri seperti pneumonia, meningitis, atau infeksi saluran kemih
  • Infeksi virus seperti flu, campak, atau cacar air
  • Infeksi parasit seperti malaria atau toxoplasmosis

2. Peradangan

Kondisi peradangan kronis juga dapat memicu peningkatan leukosit. Beberapa penyakit autoimun dan gangguan inflamasi yang mungkin menyebabkan leukositosis pada anak meliputi:

  • Juvenile idiopathic arthritis
  • Inflammatory bowel disease (IBD)
  • Lupus eritematosus sistemik

3. Gangguan Sumsum Tulang

Kelainan pada sumsum tulang dapat mengakibatkan produksi leukosit yang berlebihan. Beberapa kondisi yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Leukemia: Kanker darah yang menyebabkan produksi sel darah putih abnormal secara berlebihan
  • Polisitemia vera: Gangguan sumsum tulang yang mengakibatkan produksi berlebih sel darah merah dan putih
  • Myelodysplastic syndrome: Kelompok gangguan di mana sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah yang cukup atau sel darah yang sehat

4. Reaksi Obat

Beberapa jenis obat dapat memicu peningkatan leukosit sebagai efek samping. Obat-obatan yang mungkin menyebabkan leukositosis meliputi:

  • Kortikosteroid
  • Lithium
  • Epinefrin
  • Beberapa jenis antibiotik

5. Stres Fisik

Kondisi stres fisik akut seperti trauma, luka bakar, atau operasi besar dapat menyebabkan peningkatan sementara jumlah leukosit. Hal ini merupakan respon normal tubuh terhadap cedera atau stres.

6. Kelainan Genetik

Beberapa kelainan genetik dapat mempengaruhi produksi atau fungsi leukosit, menyebabkan jumlahnya meningkat. Contohnya termasuk:

  • Sindrom Down
  • Neutropenia siklik
  • Defisiensi adhesi leukosit

7. Keganasan

Selain leukemia, beberapa jenis kanker lain juga dapat menyebabkan peningkatan leukosit, baik sebagai respon terhadap keganasan atau akibat metastasis ke sumsum tulang. Jenis kanker yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Limfoma
  • Neuroblastoma
  • Tumor Wilms

Penting untuk diingat bahwa leukositosis pada anak tidak selalu mengindikasikan kondisi serius. Namun, pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan penyebab pastinya dan memberikan penanganan yang tepat.

Gejala yang Menyertai Leukosit Tinggi pada Anak

Jenis Leukosit
Ilustrasi Sel Darah Putih / Sumber: Pixabay... Selengkapnya

Leukositosis sendiri seringkali tidak menimbulkan gejala spesifik. Namun, kondisi yang mendasari peningkatan leukosit dapat menyebabkan berbagai gejala. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala yang mungkin menyertai leukosit tinggi pada anak:

1. Gejala Umum

  • Demam: Suhu tubuh meningkat sebagai respon terhadap infeksi atau peradangan
  • Kelelahan: Anak mungkin terlihat lebih lesu atau mudah lelah dari biasanya
  • Penurunan nafsu makan: Anak mungkin menolak makanan atau makan lebih sedikit
  • Iritabilitas: Anak mungkin lebih rewel atau mudah marah

2. Gejala Terkait Infeksi

  • Batuk atau pilek: Jika infeksi menyerang saluran pernapasan
  • Sakit tenggorokan: Pada kasus infeksi streptokokus atau virus
  • Diare atau muntah: Jika infeksi menyerang saluran pencernaan
  • Nyeri saat buang air kecil: Pada kasus infeksi saluran kemih

3. Gejala Terkait Peradangan

  • Nyeri sendi: Terutama pada kasus juvenile arthritis
  • Ruam kulit: Dapat muncul pada beberapa penyakit autoimun
  • Pembengkakan kelenjar getah bening: Sering terjadi pada infeksi atau keganasan

4. Gejala Terkait Gangguan Sumsum Tulang

  • Mudah memar atau berdarah: Karena penurunan jumlah trombosit
  • Pucat: Akibat anemia yang sering menyertai gangguan sumsum tulang
  • Nyeri tulang: Terutama pada kasus leukemia

5. Gejala Terkait Keganasan

  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Pembengkakan perut: Pada kasus tumor abdominal
  • Sakit kepala persisten: Jika ada keterlibatan sistem saraf pusat

6. Gejala Lain yang Perlu Diwaspadai

  • Perubahan perilaku atau tingkat kesadaran
  • Kesulitan bernapas atau sesak napas
  • Nyeri yang tidak biasa atau persisten di bagian tubuh tertentu

Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini tidak selalu mengindikasikan leukositosis atau kondisi serius. Namun, jika anak mengalami kombinasi gejala-gejala di atas, terutama jika disertai demam tinggi atau perubahan perilaku yang signifikan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Diagnosis Leukosit Tinggi pada Anak

Diagnosis leukosit tinggi pada anak melibatkan serangkaian pemeriksaan dan evaluasi medis. Dokter akan melakukan pendekatan sistematis untuk menentukan penyebab dan tingkat keparahan leukositosis. Berikut adalah langkah-langkah yang umumnya dilakukan dalam proses diagnosis:

1. Anamnesis (Riwayat Medis)

Dokter akan menanyakan berbagai hal terkait kondisi anak, termasuk:

  • Gejala yang dialami dan kapan mulai muncul
  • Riwayat penyakit sebelumnya
  • Riwayat pengobatan dan vaksinasi
  • Riwayat kesehatan keluarga
  • Faktor risiko seperti paparan terhadap penyakit menular atau zat berbahaya

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk:

  • Pengukuran tanda vital (suhu, denyut nadi, tekanan darah, laju pernapasan)
  • Pemeriksaan kulit untuk mencari tanda infeksi atau ruam
  • Palpasi kelenjar getah bening untuk mendeteksi pembengkakan
  • Pemeriksaan tenggorokan, telinga, dan hidung
  • Auskultasi paru-paru dan jantung
  • Palpasi abdomen untuk mendeteksi pembesaran organ atau massa

3. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan darah merupakan langkah kunci dalam diagnosis leukositosis. Beberapa tes yang mungkin dilakukan meliputi:

  • Complete Blood Count (CBC): Menghitung jumlah sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit
  • Differential Count: Menentukan persentase masing-masing jenis sel darah putih
  • Peripheral Blood Smear: Memeriksa morfologi sel darah di bawah mikroskop
  • C-Reactive Protein (CRP) dan Laju Endap Darah (LED): Menilai tingkat peradangan dalam tubuh
  • Kultur darah: Untuk mendeteksi infeksi bakteri dalam aliran darah

4. Pemeriksaan Pencitraan

Tergantung pada gejala dan dugaan penyebab, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan pencitraan seperti:

  • Rontgen dada: Untuk memeriksa infeksi paru atau massa di dada
  • USG abdomen: Untuk menilai organ dalam perut
  • CT scan atau MRI: Jika diperlukan evaluasi lebih detail pada organ tertentu

5. Pemeriksaan Sumsum Tulang

Dalam kasus tertentu, terutama jika dicurigai adanya gangguan sumsum tulang atau keganasan, dokter mungkin merekomendasikan biopsi sumsum tulang. Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel sumsum tulang untuk diperiksa di bawah mikroskop.

6. Tes Tambahan

Tergantung pada dugaan penyebab, dokter mungkin meminta tes tambahan seperti:

  • Tes fungsi hati dan ginjal
  • Pemeriksaan urin
  • Tes antibodi untuk penyakit autoimun
  • Tes genetik jika dicurigai adanya kelainan genetik

7. Konsultasi Spesialis

Dalam beberapa kasus, dokter anak mungkin merujuk ke spesialis tertentu untuk evaluasi lebih lanjut, seperti:

  • Hematolog anak: Untuk kasus gangguan darah
  • Onkolog anak: Jika dicurigai adanya keganasan
  • Ahli penyakit infeksi: Untuk kasus infeksi yang kompleks
  • Reumatolog anak: Untuk evaluasi penyakit autoimun

Proses diagnosis leukosit tinggi pada anak dapat memakan waktu dan mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan atau pemeriksaan. Penting bagi orang tua untuk bersabar dan memberikan informasi selengkap mungkin kepada dokter untuk membantu proses diagnosis yang akurat.

Penanganan Leukosit Tinggi pada Anak

Penanganan leukosit tinggi pada anak sangat tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan merencanakan strategi pengobatan yang sesuai. Berikut adalah beberapa pendekatan penanganan yang mungkin dilakukan:

1. Penanganan Infeksi

Jika leukositosis disebabkan oleh infeksi, pengobatan akan difokuskan pada mengatasi infeksi tersebut:

  • Antibiotik: Untuk infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik yang sesuai berdasarkan jenis bakteri penyebab
  • Antivirus: Untuk infeksi virus tertentu, obat antivirus mungkin diberikan
  • Antiparasit: Jika penyebabnya adalah infeksi parasit seperti malaria
  • Perawatan suportif: Termasuk pemberian cairan, pengaturan suhu tubuh, dan penanganan gejala

2. Penanganan Peradangan

Untuk kondisi peradangan atau penyakit autoimun:

  • Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID): Untuk mengurangi peradangan dan nyeri
  • Kortikosteroid: Dalam kasus peradangan yang lebih serius
  • Obat imunosupresan: Untuk penyakit autoimun tertentu
  • Terapi biologis: Seperti inhibitor TNF-alpha untuk beberapa kasus juvenile arthritis

3. Penanganan Gangguan Sumsum Tulang

Untuk kasus gangguan sumsum tulang atau keganasan:

  • Kemoterapi: Untuk leukemia dan beberapa jenis kanker lainnya
  • Terapi target: Obat yang secara spesifik menargetkan sel-sel kanker tertentu
  • Transplantasi sumsum tulang: Untuk kasus-kasus tertentu yang memerlukan penggantian sel-sel sumsum tulang
  • Terapi suportif: Termasuk transfusi darah jika diperlukan

4. Penanganan Efek Samping Obat

Jika leukositosis disebabkan oleh efek samping obat:

  • Penghentian atau penggantian obat yang dicurigai
  • Pemantauan ketat untuk memastikan normalisasi jumlah leukosit

5. Penanganan Stres Fisik

Untuk leukositosis akibat stres fisik:

  • Penanganan penyebab stres (misalnya perawatan luka atau manajemen nyeri pasca operasi)
  • Pemantauan hingga jumlah leukosit kembali normal

6. Penanganan Kelainan Genetik

Untuk kasus yang disebabkan oleh kelainan genetik:

  • Manajemen gejala dan komplikasi
  • Konseling genetik untuk keluarga
  • Dalam beberapa kasus, terapi gen mungkin dipertimbangkan

7. Perawatan Suportif

Selain penanganan spesifik, perawatan suportif juga penting:

  • Menjaga hidrasi yang adekuat
  • Nutrisi yang seimbang dan sesuai kebutuhan
  • Istirahat yang cukup
  • Manajemen nyeri jika diperlukan
  • Dukungan psikologis untuk anak dan keluarga

8. Pemantauan Berkelanjutan

Setelah memulai pengobatan, pemantauan rutin sangat penting:

  • Pemeriksaan darah berkala untuk memantau jumlah leukosit
  • Evaluasi respon terhadap pengobatan
  • Penyesuaian rencana pengobatan jika diperlukan

9. Pencegahan Komplikasi

Langkah-langkah untuk mencegah komplikasi mungkin termasuk:

  • Pemberian antibiotik profilaksis pada kasus tertentu
  • Vaksinasi sesuai rekomendasi dokter
  • Edukasi tentang tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai

Penting untuk diingat bahwa setiap kasus leukosit tinggi pada anak adalah unik dan memerlukan pendekatan yang disesuaikan. Orang tua harus selalu berkomunikasi erat dengan tim medis, mengikuti instruksi pengobatan dengan seksama, dan melaporkan setiap perubahan kondisi anak.

Pencegahan dan Perawatan Jangka Panjang

Meskipun tidak semua kasus leukosit tinggi pada anak dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan mendukung kesehatan jangka panjang anak. Berikut adalah beberapa strategi pencegahan dan perawatan jangka panjang yang dapat diterapkan:

1. Menjaga Kebersihan dan Higiene

  • Ajarkan anak untuk mencuci tangan secara teratur, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet
  • Jaga kebersihan lingkungan rumah
  • Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit, terutama jika anak memiliki sistem kekebalan yang lemah

2. Nutrisi Seimbang

  • Berikan makanan yang kaya nutrisi untuk mendukung sistem kekebalan tubuh
  • Pastikan asupan vitamin dan mineral yang cukup, terutama vitamin C, vitamin D, dan zinc
  • Konsultasikan dengan ahli gizi jika diperlukan, terutama untuk anak dengan kondisi khusus

3. Olahraga Teratur

  • Dorong anak untuk aktif secara fisik sesuai dengan kemampuan dan kondisi kesehatannya
  • Olahraga dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko infeksi

4. Manajemen Stres

  • Bantu anak mengelola stres melalui teknik relaksasi atau aktivitas yang menyenangkan
  • Pastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup
  • Jika diperlukan, pertimbangkan konseling atau terapi untuk membantu anak mengatasi stres terkait kondisi kesehatannya

5. Vaksinasi

  • Pastikan anak mendapatkan semua vaksinasi yang direkomendasikan sesuai jadwal
  • Konsultasikan dengan dokter mengenai vaksinasi tambahan yang mungkin diperlukan, terutama untuk anak dengan kondisi khusus

6. Pemeriksaan Rutin

  • Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter
  • Pantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara teratur
  • Lakukan pemeriksaan darah berkala jika dianjurkan oleh dokter

7. Edukasi Keluarga

  • Pastikan seluruh anggota keluarga memahami kondisi anak dan cara mendukungnya
  • Edukasi tentang tanda-tanda yang perlu diwaspadai dan kapan harus mencari bantuan medis

8. Manajemen Obat yang Tepat

  • Jika anak memerlukan pengobatan jangka panjang, pastikan pemberian obat sesuai dengan instruksi dokter
  • Pantau efek samping obat dan laporkan ke dokter jika ada masalah

9. Dukungan Psikososial

  • Berikan dukungan emosional kepada anak, terutama jika kondisinya kronis
  • Pertimbangkan bergabung dengan kelompok dukungan untuk keluarga dengan kondisi serupa
  • Jika diperlukan, konsultasikan dengan psikolog anak

10. Adaptasi Gaya Hidup

  • Sesuaikan aktivitas dan rutinitas anak dengan kondisi kesehatannya
  • Ciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan anak

11. Perencanaan Darurat

  • Siapkan rencana tindakan untuk situasi darurat terkait kondisi anak
  • Pastikan semua pengasuh mengetahui rencana ini dan nomor kontak penting

Ingatlah bahwa setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda, dan strategi pencegahan serta perawatan jangka panjang harus disesuaikan dengan kondisi spesifik anak. Selalu konsultasikan dengan tim medis yang menangani anak Anda untuk mendapatkan rekomendasi yang paling sesuai.

Kesimpulan

Jenis Leukosit
Ilustrasi Sel Darah Putih / Sumber: Pixabay... Selengkapnya

Leukosit tinggi pada anak merupakan kondisi yang perlu mendapat perhatian serius dari orang tua dan tenaga medis. Meskipun tidak selalu mengindikasikan masalah kesehatan yang serius, peningkatan jumlah sel darah putih dapat menjadi tanda adanya infeksi, peradangan, atau gangguan kesehatan lainnya yang memerlukan penanganan tepat.

Pemahaman mengenai penyebab, gejala, dan metode diagnosis leukositosis sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang efektif. Orang tua perlu waspada terhadap tanda-tanda yang mungkin mengindikasikan leukosit tinggi pada anak mereka dan tidak ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada kekhawatiran.

Penanganan leukosit tinggi pada anak harus disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya dan memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan pengobatan medis, perawatan suportif, dan dalam beberapa kasus, perubahan gaya hidup. Kerjasama yang baik antara orang tua, anak, dan tim medis sangat penting untuk hasil pengobatan yang optimal.

Pencegahan dan perawatan jangka panjang juga memegang peranan kunci dalam menjaga kesehatan anak dengan riwayat leukositosis. Melalui kombinasi gaya hidup sehat, pemantauan rutin, dan dukungan psikososial yang tepat, banyak anak dengan kondisi ini dapat menjalani kehidupan yang normal dan sehat.

Akhirnya, penting untuk diingat bahwa setiap anak adalah unik, dan penanganan leukosit tinggi harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan individual. Dengan pemahaman yang baik, kewaspadaan, dan perawatan yang tepat, orang tua dapat membantu anak mereka mengatasi tantangan kesehatan ini dan mendukung pertumbuhan serta perkembangan mereka secara optimal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya