Ciri-ciri Scabies: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Pelajari ciri-ciri scabies, penyebab, gejala, dan cara mengatasinya. Ketahui kapan harus ke dokter dan tips pencegahan penyakit kulit menular ini.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Jan 2025, 11:31 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2025, 11:31 WIB
ciri ciri scabies
ciri ciri scabies ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Scabies merupakan penyakit kulit menular yang cukup umum terjadi di masyarakat. Kondisi ini disebabkan oleh tungau kecil yang menginfeksi kulit dan menyebabkan gatal intens. Mengenali ciri-ciri scabies sejak dini sangat penting agar pengobatan bisa segera dilakukan. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang scabies, mulai dari definisi, penyebab, gejala, cara diagnosis, pengobatan, hingga pencegahannya.

Definisi Scabies

Scabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau parasit mikroskopis bernama Sarcoptes scabiei var. hominis. Tungau ini menggali terowongan di bawah permukaan kulit untuk bertelur dan berkembang biak, menyebabkan gatal intens dan ruam kulit. Scabies sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat melalui kontak kulit ke kulit yang erat dan berkepanjangan.

Penyakit ini sering disebut juga dengan nama kudis, gudik, atau gatal agogo. Scabies dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, atau status sosial ekonomi. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi di lingkungan dengan kepadatan tinggi dan kebersihan yang kurang terjaga seperti panti asuhan, penjara, atau pengungsian.

Scabies bukan disebabkan oleh kurangnya kebersihan pribadi, namun kondisi lingkungan yang padat dan kontak fisik yang erat dapat meningkatkan risiko penularan. Penyakit ini tidak berbahaya namun sangat mengganggu kenyamanan penderita karena gatal yang intens, terutama di malam hari.

Penyebab Scabies

Penyebab utama scabies adalah tungau Sarcoptes scabiei var. hominis. Tungau betina yang telah dibuahi akan menggali terowongan di bawah lapisan kulit atas untuk meletakkan telur-telurnya. Proses ini menyebabkan reaksi alergi pada kulit yang mengakibatkan gatal intens.

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya scabies antara lain:

  • Kontak fisik langsung dengan penderita scabies
  • Berbagi barang pribadi seperti handuk, pakaian, atau tempat tidur dengan penderita
  • Tinggal di lingkungan padat penduduk
  • Kebersihan yang kurang terjaga
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah

Scabies sangat mudah menular melalui kontak kulit ke kulit yang erat dan berkepanjangan. Penularan biasanya terjadi antara anggota keluarga, pasangan seksual, atau orang-orang yang tinggal bersama dalam satu rumah. Tungau scabies dapat bertahan hidup selama 2-3 hari di luar tubuh manusia, sehingga penularan juga bisa terjadi melalui barang-barang yang terkontaminasi.

Penting untuk diingat bahwa scabies bukan disebabkan oleh hewan peliharaan. Meskipun hewan dapat terinfeksi tungau yang mirip, jenis tungau tersebut berbeda dengan yang menginfeksi manusia dan tidak dapat bertahan lama di kulit manusia.

Gejala dan Ciri-Ciri Scabies

Gejala scabies biasanya muncul 2-6 minggu setelah terinfeksi pada orang yang belum pernah terkena scabies sebelumnya. Namun, pada orang yang pernah terinfeksi, gejala bisa muncul lebih cepat, yaitu dalam 1-4 hari. Berikut adalah ciri-ciri scabies yang perlu diwaspadai:

  • Gatal intens, terutama di malam hari
  • Ruam kulit berupa bintik-bintik merah
  • Lesi kulit berbentuk garis atau terowongan
  • Benjolan atau lepuhan kecil pada kulit
  • Kulit menebal atau bersisik di area yang terinfeksi

Gatal pada scabies biasanya lebih intens pada malam hari karena aktivitas tungau yang meningkat saat suhu tubuh naik. Area tubuh yang sering terkena scabies antara lain:

  • Sela-sela jari tangan dan kaki
  • Pergelangan tangan
  • Siku
  • Ketiak
  • Pinggang
  • Area genital
  • Payudara (pada wanita)
  • Punggung

Pada bayi dan anak kecil, scabies juga bisa muncul di kepala, leher, telapak tangan, dan telapak kaki. Penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut, terutama jika gatal berlangsung lebih dari 2-3 minggu.

Diagnosis Scabies

Diagnosis scabies biasanya dilakukan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa kulit pasien secara menyeluruh untuk mencari tanda-tanda khas scabies seperti terowongan atau lesi kulit. Beberapa metode diagnosis yang mungkin dilakukan antara lain:

  • Pemeriksaan mikroskopis: Dokter akan mengambil sampel kulit dari area yang terinfeksi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Jika ditemukan tungau, telur, atau kotoran tungau, diagnosis scabies dapat dikonfirmasi.
  • Dermoskopi: Menggunakan alat khusus bernama dermatoskop untuk melihat permukaan kulit dengan pembesaran tinggi. Metode ini dapat membantu mengidentifikasi terowongan dan tungau scabies.
  • Tes tinta: Dokter mengoleskan tinta pada area kulit yang diduga terinfeksi. Jika ada terowongan scabies, tinta akan meresap dan membuatnya lebih mudah terlihat.
  • Biopsi kulit: Dalam kasus yang sulit didiagnosis, dokter mungkin mengambil sampel kecil jaringan kulit untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.

Diagnosis yang akurat penting untuk memastikan pengobatan yang tepat. Scabies terkadang bisa tertukar dengan kondisi kulit lain seperti eksim atau dermatitis, sehingga pemeriksaan oleh profesional kesehatan sangat dianjurkan.

Pengobatan Scabies

Pengobatan scabies bertujuan untuk membunuh tungau dan menghilangkan gejala. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang umum digunakan:

1. Obat Topikal

Obat yang dioleskan langsung pada kulit merupakan pilihan utama untuk mengobati scabies. Beberapa jenis obat topikal yang sering diresepkan antara lain:

  • Permethrin 5% krim: Dioleskan ke seluruh tubuh dari leher ke bawah dan dibiarkan selama 8-14 jam sebelum dibilas.
  • Ivermectin lotion: Diaplikasikan ke kulit dan rambut, lalu dibilas setelah 10 menit.
  • Benzyl benzoate lotion: Dioleskan ke seluruh tubuh selama 3 malam berturut-turut.
  • Sulfur ointment: Pilihan yang aman untuk bayi, ibu hamil, dan ibu menyusui.

2. Obat Oral

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat oral seperti:

  • Ivermectin tablet: Biasanya diberikan dalam dosis tunggal dan diulang setelah 1-2 minggu.

3. Pengobatan Gejala

Untuk mengurangi gatal dan ketidaknyamanan, dokter mungkin merekomendasikan:

  • Antihistamin oral untuk mengurangi gatal
  • Krim kortikosteroid topikal untuk mengurangi peradangan
  • Antibiotik jika terjadi infeksi sekunder akibat garukan

Penting untuk mengikuti instruksi pengobatan dengan cermat. Semua anggota keluarga atau orang yang memiliki kontak dekat dengan penderita harus diobati secara bersamaan, meskipun tidak menunjukkan gejala, untuk mencegah reinfeksi.

Selain pengobatan medis, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan di rumah:

  • Mencuci semua pakaian, handuk, dan sprei dengan air panas (minimal 60°C) dan mengeringkannya dengan pengering panas.
  • Membungkus barang-barang yang tidak bisa dicuci dalam kantong plastik tertutup selama minimal 72 jam.
  • Menyedot debu karpet dan furnitur secara menyeluruh.

Gejala scabies biasanya mulai membaik dalam 2-4 minggu setelah pengobatan, namun gatal mungkin berlanjut hingga beberapa minggu setelahnya. Jika gejala tidak membaik atau muncul kembali setelah pengobatan, segera konsultasikan kembali ke dokter.

Cara Mencegah Scabies

Pencegahan scabies terutama berfokus pada menghindari kontak langsung dengan penderita dan barang-barang yang mungkin terkontaminasi. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

  • Hindari kontak fisik langsung: Jaga jarak dengan orang yang diketahui atau diduga menderita scabies sampai mereka mendapatkan pengobatan yang tepat.
  • Jangan berbagi barang pribadi: Hindari berbagi pakaian, handuk, sprei, atau barang pribadi lainnya dengan orang lain, terutama jika ada kasus scabies di lingkungan Anda.
  • Jaga kebersihan pribadi: Mandi secara teratur dan mengganti pakaian setiap hari dapat membantu mencegah infeksi.
  • Cuci pakaian dan sprei secara rutin: Gunakan air panas (minimal 60°C) untuk mencuci pakaian, handuk, dan sprei, terutama jika ada kasus scabies di rumah.
  • Isolasi barang-barang yang tidak bisa dicuci: Masukkan barang-barang seperti boneka atau bantal yang tidak bisa dicuci ke dalam kantong plastik tertutup selama minimal 72 jam untuk membunuh tungau.
  • Edukasi: Berikan informasi tentang scabies kepada anggota keluarga atau komunitas untuk meningkatkan kesadaran dan pencegahan.
  • Periksa dan obati seluruh keluarga: Jika ada satu anggota keluarga yang terinfeksi, semua anggota keluarga harus diperiksa dan diobati secara bersamaan untuk mencegah siklus reinfeksi.
  • Perhatikan kebersihan lingkungan: Bersihkan dan sedot debu rumah secara teratur, terutama di area tidur dan ruang keluarga.

Dalam lingkungan dengan risiko tinggi seperti panti asuhan, penjara, atau fasilitas perawatan jangka panjang, langkah-langkah pencegahan tambahan mungkin diperlukan:

  • Skrining rutin untuk mendeteksi kasus scabies secara dini
  • Isolasi penderita scabies sampai pengobatan selesai
  • Pembersihan dan desinfeksi lingkungan secara menyeluruh
  • Penggunaan sarung tangan dan baju pelindung oleh petugas kesehatan saat menangani penderita scabies

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini secara konsisten, risiko terjadinya infeksi dan penyebaran scabies dapat dikurangi secara signifikan.

Komplikasi Scabies

Meskipun scabies sendiri bukan penyakit yang mengancam jiwa, namun jika tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius. Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat scabies:

  • Infeksi bakteri sekunder: Garukan yang berlebihan akibat gatal intens dapat menyebabkan luka pada kulit. Luka ini bisa menjadi pintu masuk bagi bakteri, menyebabkan infeksi seperti impetigo, selulitis, atau bahkan sepsis dalam kasus yang parah.
  • Eksim (dermatitis): Infeksi scabies dapat memicu atau memperburuk kondisi eksim yang sudah ada, menyebabkan peradangan dan gatal yang lebih parah.
  • Scabies krusta (Norwegian scabies): Ini adalah bentuk scabies yang lebih parah dan sangat menular. Biasanya terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau pasien yang menjalani kemoterapi.
  • Gangguan tidur: Gatal yang intens, terutama di malam hari, dapat menyebabkan gangguan tidur yang signifikan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.
  • Masalah psikologis: Rasa malu, stres, dan kecemasan sering dialami oleh penderita scabies, terutama jika kondisi ini berlangsung lama atau berulang.
  • Reaksi alergi: Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap tungau scabies atau kotoran mereka, yang dapat menyebabkan gejala tambahan seperti ruam yang lebih luas.

Untuk mencegah komplikasi ini, penting untuk segera mencari pengobatan jika Anda menduga terinfeksi scabies. Selain itu, hindari menggaruk area yang gatal untuk mengurangi risiko infeksi sekunder. Jika Anda mengalami gejala infeksi seperti demam, kemerahan yang meluas, atau nanah pada lesi kulit, segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Mitos dan Fakta Seputar Scabies

Ada banyak mitos dan kesalahpahaman seputar scabies yang beredar di masyarakat. Mari kita luruskan beberapa mitos umum dengan fakta yang benar:

Mitos 1: Scabies hanya menyerang orang yang tidak bersih

Fakta: Scabies dapat menyerang siapa saja, terlepas dari tingkat kebersihan pribadi. Meskipun kebersihan yang buruk dapat meningkatkan risiko, orang dengan kebersihan baik pun bisa terinfeksi jika melakukan kontak langsung dengan penderita scabies.

Mitos 2: Scabies bisa ditularkan melalui air

Fakta: Scabies tidak menular melalui air. Tungau scabies membutuhkan kontak kulit ke kulit yang erat dan berkepanjangan untuk berpindah dari satu orang ke orang lain.

Mitos 3: Scabies bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan

Fakta: Tanpa pengobatan yang tepat, infeksi scabies akan terus berlanjut dan bahkan bisa menyebar ke orang lain. Pengobatan medis diperlukan untuk membunuh tungau dan mengakhiri siklus infeksi.

Mitos 4: Hewan peliharaan bisa menularkan scabies ke manusia

Fakta: Tungau yang menginfeksi hewan (mange) berbeda dengan yang menginfeksi manusia. Meskipun tungau hewan bisa berpindah ke manusia, mereka tidak dapat bertahan lama dan biasanya tidak menyebabkan infeksi.

Mitos 5: Sekali terkena scabies, seseorang menjadi kebal

Fakta: Tidak ada kekebalan terhadap scabies. Seseorang bisa terinfeksi scabies berulang kali jika terpapar tungau.

Mitos 6: Scabies hanya menyerang area genital

Fakta: Meskipun area genital bisa terinfeksi, scabies dapat menyerang berbagai bagian tubuh termasuk tangan, kaki, ketiak, dan area lainnya.

Mitos 7: Scabies bisa disembuhkan dengan mandi air panas

Fakta: Meskipun mandi air panas bisa memberikan kelegaan sementara dari gatal, ini tidak akan membunuh tungau atau menyembuhkan infeksi. Pengobatan medis tetap diperlukan.

Memahami fakta-fakta ini penting untuk menghindari stigma dan memastikan penanganan yang tepat terhadap scabies. Jika Anda memiliki keraguan atau pertanyaan tentang scabies, selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk informasi yang akurat.

Kapan Harus ke Dokter

Mengenali waktu yang tepat untuk mencari bantuan medis sangat penting dalam penanganan scabies. Berikut adalah situasi-situasi di mana Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter:

  • Gatal yang persisten: Jika Anda mengalami gatal yang intens dan terus-menerus, terutama di malam hari, selama lebih dari beberapa hari.
  • Ruam atau lesi kulit yang mencurigakan: Adanya ruam, bintik-bintik, atau garis-garis kecil pada kulit yang tidak hilang atau bahkan memburuk setelah beberapa hari.
  • Kontak dengan penderita scabies: Jika Anda mengetahui bahwa Anda telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang didiagnosis scabies, bahkan jika Anda belum menunjukkan gejala.
  • Gejala yang memburuk setelah pengobatan: Jika Anda telah menjalani pengobatan scabies namun gejala tidak membaik atau bahkan memburuk setelah 2-4 minggu.
  • Tanda-tanda infeksi: Jika area yang gatal menjadi merah, bengkak, terasa hangat, atau mengeluarkan nanah, ini bisa menjadi tanda infeksi sekunder yang memerlukan perhatian medis segera.
  • Gejala sistemik: Jika Anda mengalami demam, nyeri tubuh, atau gejala flu bersamaan dengan gejala kulit.
  • Scabies yang berulang: Jika Anda telah sembuh dari scabies namun gejala muncul kembali setelah beberapa waktu.
  • Kondisi khusus: Jika Anda hamil, menyusui, atau memiliki kondisi medis yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat apapun untuk scabies.

Ingatlah bahwa diagnosis dini dan pengobatan yang tepat sangat penting dalam menangani scabies. Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik, mengonfirmasi diagnosis, dan meresepkan pengobatan yang sesuai. Selain itu, dokter juga dapat memberikan saran tentang cara mencegah penyebaran ke orang lain dan menangani gejala yang mengganggu.

Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika Anda mencurigai adanya infeksi scabies. Penanganan yang cepat dan tepat tidak hanya akan mempercepat pemulihan Anda, tetapi juga membantu mencegah penyebaran ke orang lain di sekitar Anda.

FAQ Seputar Scabies

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar scabies beserta jawabannya:

1. Apakah scabies bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan?

Tidak, scabies tidak akan sembuh sendiri tanpa pengobatan. Infeksi akan terus berlanjut dan dapat menyebar ke orang lain jika tidak diobati.

2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sembuh dari scabies?

Dengan pengobatan yang tepat, gejala scabies biasanya mulai membaik dalam 2-4 minggu. Namun, gatal mungkin berlanjut hingga beberapa minggu setelah pengobatan selesai.

3. Apakah scabies bisa menular melalui berjabat tangan atau pelukan singkat?

Risiko penularan melalui kontak singkat seperti berjabat tangan atau pelukan singkat sangat rendah. Scabies biasanya membutuhkan kontak kulit ke kulit yang erat dan berkepanjangan untuk menular.

4. Bisakah saya pergi bekerja atau sekolah jika saya menderita scabies?

Sebaiknya Anda tidak pergi ke tempat umum seperti sekolah atau tempat kerja sampai pengobatan selesai untuk menghindari penyebaran. Konsultasikan dengan dokter Anda tentang kapan aman untuk kembali beraktivitas normal.

5. Apakah scabies bisa menyebabkan komplikasi jangka panjang?

Scabies sendiri biasanya tidak menyebabkan komplikasi jangka panjang. Namun, garukan yang berlebihan dapat menyebabkan infeksi sekunder yang mungkin memerlukan pengobatan tambahan.

6. Bagaimana cara membedakan scabies dengan kondisi kulit lainnya?

Scabies memiliki ciri khas berupa gatal intens di malam hari dan adanya terowongan kecil pada kulit. Namun, diagnosis pasti sebaiknya dilakukan oleh profesional medis.

7. Apakah ada pengobatan alami yang efektif untuk scabies?

Meskipun ada beberapa pengobatan alami yang diklaim efektif, tidak ada bukti ilmiah yang kuat mendukung klaim tersebut. Pengobatan medis tetap menjadi pilihan terbaik untuk mengatasi scabies.

8. Apakah scabies bisa kambuh setelah sembuh?

Ya, seseorang bisa terinfeksi scabies lagi jika terpapar tungau dari orang lain yang terinfeksi. Tidak ada kekebalan terhadap scabies setelah sembuh.

9. Bagaimana cara mencegah penyebaran scabies dalam keluarga?

Semua anggota keluarga dan kontak dekat harus diobati secara bersamaan, bahkan jika tidak menunjukkan gejala. Cuci semua pakaian dan sprei dengan air panas dan hindari berbagi barang pribadi.

10. Apakah scabies berbahaya bagi ibu hamil?

Scabies tidak berbahaya bagi janin, namun pengobatan harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Beberapa obat mungkin tidak aman digunakan selama kehamilan.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau kekhawatiran tentang scabies, selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan informasi dan penanganan yang tepat.

Kesimpulan

Scabies merupakan infeksi kulit yang menular namun dapat diobati dengan tepat. Mengenali ciri-ciri scabies sejak dini sangat penting untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan efektif. Gejala utama seperti gatal intens di malam hari dan adanya ruam atau terowongan kecil pada kulit harus segera diwaspadai.

Pengobatan scabies melibatkan penggunaan obat-obatan topikal atau oral yang diresepkan oleh dokter. Penting untuk mengikuti instruksi pengobatan dengan cermat dan memastikan semua anggota keluarga atau kontak dekat juga diobati untuk mencegah reinfeksi.

Pencegahan scabies terutama berfokus pada menghindari kontak langsung dengan penderita dan menjaga kebersihan pribadi serta lingkungan. Edukasi dan kesadaran masyarakat juga berperan penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit ini.

Meskipun scabies dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang signifikan, dengan penanganan yang tepat dan cepat, kondisi ini dapat diatasi dengan baik. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika Anda mencurigai adanya infeksi scabies atau memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang kondisi ini.

Dengan pemahaman yang baik tentang ciri-ciri, penyebab, dan cara penanganan scabies, kita dapat lebih siap menghadapi dan mencegah penyakit kulit menular ini, sehingga dapat menjaga kesehatan diri dan orang-orang di sekitar k

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya