Liputan6.com, Washington: Sejumlah warga di Negara Bagian Washington, Amerika Serikat, baru-baru ini, mengenang kembali tragedi meletusnya Gunung Saint Helen. Bencana alam pada 18 Mei 1980 itu telah merenggut sedikitnya 57 jiwa.
Ledakan besar yang ditimbulkan Gunung St Helen membuat kerucut puncaknya hilang sehingga ketinggiannya berkurang dari 2.950 meter menjadi 2.550 meter. Dengan mengambil pengalaman dari peristiwa itu, para ilmuwan AS terus memantau aktivitas Gunung St Helen sampai saat ini. Hal itu dilakukan untuk mengambil tindakan antisipasi apabila ada aktivitas yang membahayakan warga.
Meletusnya Gunung St Helen pada 1980 diawali dengan gempa bumi berkekuatan 5,1 skala Richter. Dalam hitungan detik, gempa itu disusul dengan longsornya sisi utara gunung yang tercatat sebagai longsoran terbesar sepanjang sejarah. Lahar panas mengalir dari kawah gunung dan menghancurkan apa pun yang berada di jalur alirannya, termasuk hutan sepanjang 19,3 kilometer.
Musibah itu membuat sejumlah warga panik, seperti yang dialami Mike Moore. Moore mengatakan saat itu dirinya sedang berada di kemahnya yang berjarak 20 kilometer dari kaki gunung. Oktober silam, gunung ini sempat menunjukkan aktivitas yang ditandai dengan beberapa gempa vulkanik kecil dan semburan debu selama 24 menit hingga ketinggian sekitar tiga kilometer [baca: Gunung St. Helen Menyemburkan Awan Panas].(ZIZ/Ijx)
Ledakan besar yang ditimbulkan Gunung St Helen membuat kerucut puncaknya hilang sehingga ketinggiannya berkurang dari 2.950 meter menjadi 2.550 meter. Dengan mengambil pengalaman dari peristiwa itu, para ilmuwan AS terus memantau aktivitas Gunung St Helen sampai saat ini. Hal itu dilakukan untuk mengambil tindakan antisipasi apabila ada aktivitas yang membahayakan warga.
Meletusnya Gunung St Helen pada 1980 diawali dengan gempa bumi berkekuatan 5,1 skala Richter. Dalam hitungan detik, gempa itu disusul dengan longsornya sisi utara gunung yang tercatat sebagai longsoran terbesar sepanjang sejarah. Lahar panas mengalir dari kawah gunung dan menghancurkan apa pun yang berada di jalur alirannya, termasuk hutan sepanjang 19,3 kilometer.
Musibah itu membuat sejumlah warga panik, seperti yang dialami Mike Moore. Moore mengatakan saat itu dirinya sedang berada di kemahnya yang berjarak 20 kilometer dari kaki gunung. Oktober silam, gunung ini sempat menunjukkan aktivitas yang ditandai dengan beberapa gempa vulkanik kecil dan semburan debu selama 24 menit hingga ketinggian sekitar tiga kilometer [baca: Gunung St. Helen Menyemburkan Awan Panas].(ZIZ/Ijx)