Liputan6.com, Jakarta - Hari itu, 19 November 1493, dalam perjalanan keduanya ke Dunia Baru, Christopher Columbus menjejakkan kali di sebuah pulau yang dihuni sekitar 50.000 orang suku Indian Taino atau Arawak.
"Columbus mencatat dalam jurnal bahwa penduduk asli (Arawak) adalah orang-orang yang lembut dan bisa dipercaya, yang bisa dengan mudah diperbudak demi keuntungan Spanyol," demikian Liputan6.com kutip dari situs US History.
Saking antusiasnya menyambut tamu-tamunya, para pemimpin suku Taino membuat kesalahan besar, dengan menunjukkan sungai yang kaya dengan bongkahan kecil emas, dan memberi tawaran, "silakan ambil sesuka Anda."
Peristiwa itu konon membuat Spanyol menjadikan pulau itu sebagai negeri jajahannya. Demi mendapatkan logam mulia.
Para pendatang menamakan pulau itu "San Juan Bautista" -- mengambil nama St John the Baptist atau Santo Yohanes Pembaptis dan kota di mana mereka tiba dinamai Puerto Rico, untuk potensi melimpah yang ditawarkannya -- kelak itu menjadi nama pulau dan akhirnya negara.
Selama di sana, Columbus mendirikan pemukiman di wilayah Isabella, tempat di mana emas pertama kali ditemukan. Namun, lokasi di sana buruk, para pemukim berusia pendek.
Columbus lalu menjelajahi bagian pedalaman untuk mencari emas dan mendirikan benteng di sana. Kemudian, ia meninggalkan Isabella, dengan 3 kapal, dalam upayanya untuk menemukan daratan China -- yang ia yakin sudah dekat. Demikian dikutip dari situs www.christopher-columbus.eu.
Sebuah perkiraan yang salah kaprah. Ia justru mendarat di wilayah yang kini dinamakan Kuba, lalu Jamaika. "Selama 1494, Columbus menghabiskan banyak waktu untuk menjelajahi pulau-pulau lain, terutama Jamaika dan Kuba selatan. Dia tidak mencoba untuk mengelilingi Kuba, namun yakin bahwa itu adalah bagian dari China," demikian dikutip dari situs US History.
Sejak memulai perjalanan dari Palos, Spanyol pada awal Agustus 1492, Columbus pikir ia bisa mencapai Asia dengan terus berlayar ke barat.
Advertisement
Sejak menyentuh daratan pertama, ia yakin sudah mencapai Asia, hanya tak tahu persis apakah itu di India, China (yang dulu dikenal di Eropa sebagai Cathay), Jepang (Cipango), atau Indonesia (Spice Islands atau kepulauan yang kaya dengan rempah-rempah).
Namun, Columbus tak pernah mencapai Dunia Baru yang diimpikannya. Ia bahkan tak tahu ia telah menemukan Amerika. Hingga kematiannya pada 20 Mei 1506, sang penjelajah mengklaim telah berlabuh di Asia.
Kembali ke Puerto Rico, wilayah itu menjadi koloni Spanyol selama lebih dari 400 tahun, dari 1493 sampai 1898.
Hingga kini, hari ketika Puerto Rico ditemukan, 19 Desember, dirayakan sebagai hari nasional. "Pada perayaan ditemukannya Puerto Rico atau DÃa del Descubrimiento de Puerto Rico dalam Bahasa Spanyol, sekolah dan perkantoran diliburkan. Parade besar-besaran digelar di jalanan," demikian Liputan6.com kutip dari situs A Global World.
Selain peristiwa ditemukannya Puerto Rico oleh Christopher Columbus, tanggal 19 November juga diwarnai sejumlah peristiwa penting.
Pada 1905, 100 orang tenggelam di English Channel atau Selat Inggris saat kapal selam Hilda karam. Sementara Pangeran Ranier III dimahkotai sebagai Raja ke-30 Monako. Pria darah biru itu terkenal di luar Eropa sebagai suami aktris Amerika Serikat, Grace Kelly.
Sementara, pada 19 November 1985, Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan Sekjen Partai Komunis Uni Soviet Mikhail Gorbachev bertemu untuk kali pertamanya. (Ein/Riz)
Baca juga: Ini Bukti Laksamana Cheng Ho Penemu Amerika, Bukan Columbus?