Liputan6.com, Kuwait - Tidak...! Setidaknya itu yang tersirat dari lubuk hati Ghaneya Emwazi saat mengetahui anaknya, Mohammed Emwazi yang selama ini menghilang merupakan algojo ISIS. Sang ibu mengenali si penjagal yang memakai baju hitam dengan wajah tertutup dari suara dan tatapan matanya.
Ghaneya langsung berteriak seketika melihat putranya kini menjadi seorang anggota ISIS yang khusus mengeksekusi mati para sandera. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh sang ibu saat diinterogasi aparat Kuwait pada Minggu 1 Maret 2015 lalu.
Perempuan tersebut mengenali anaknya sebagai algojo ISIS, saat menonton video eksekusi mati jurnalis Amerika Serikat James Wright Foley dan Steven Sotlof. Demikian yang dimuat surat kabar Kuwait, Al Qabas, Selasa (3/3/2015).
"Saat di video itu, anak saya bilang mau membunuh, istri saya langsung histeris, panik, dan berteriak: 'Itu anakku!'" begitu katanya," jelas ayah Mohamed Emwazi, Jasem Emwazi.
"Kami semua sungguh ketakutan melihatnya di video. Kami semua tak menyangka. Padahal anakku selama ini dikenal sebagai seorang yang religius," imbuh dia.
Sementara, beberapa anggota keluarga lain mengecam keras tindakan Emwazi. Meski saudara, mereka menegaskan algojo ISIS itu pantas mati.
"Kami benci dia. Kami harap dia segera mati. Ini bakal jadi berita buruk bagi kami semua," ujar sepupu Mohamed Emwazi, seperti dimuat Daily Mail.
Algojo ISIS teridentifikasi dengan nama Mohamed Emwazi pada pekan lalu. Dia merupakan pria kelahiran Kuwait yang kemudian pindah ke Inggris pada usia 6 tahun. Emwazi tumbuh besar di Inggris Barat bersama komunitas warga Britania lainnya.
Jo Shuter selaku Kepala sekolah Quintin Kynaston Academy di London barat daya, mengungkapkan sewaktu menjadi anak didiknya, Emwazi merupakan anak yang pendiam dan cukup baik dalam mengerjakan tugas sekolah. Meski kadangkala, ia sedikit nakal seperti anak remaja pada umumnya.
"Ia adalah seorang pelajar yang bersungguh-sungguh, bekerja keras dan penuh semangat, untuk menuju ke universitas yang diinginkannya," katanya. "Selama itu, ia tak pernah membuat masalah besar.
Emwazi dikabarkan sempat beberapa kali mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari petugas bandara yang diduga didalangi aparat Inggris. Setiap kali keluar masuk Inggris, ia selalu dipermasalahkan. Dia juga pernah ditahan selama beberapa hari atas kesalahan yang tidak ia ketahui. Namun otoritas Inggris baru-baru ini membantah hal tersebut.
Awal 2013, Emwazi menghilang. Meski tak lama kemudian, ia mengabarkan keluarganya sedang menjadi relawan di Turki. Namun pada Agustus 2014, pria itu muncul di video eksekusi ISIS, berperan sebagai algojo yang disebut dengan nama "Jihadi John". (Riz/Mut)
Advertisement