Diwarnai Tangis, Ribuan WNI Salat Id di Victoria Park Hong Kong

Muslim di Hong Kong baru merayakan Idulfitri pada Sabtu, berdasarkan ketentuan Komite Kehormatan Komunitas Islam Hong Kong.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Jul 2015, 06:31 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2015, 06:31 WIB
Diwarnai Tangis, Ribuan WNI Salat Id di Victoria Park Hong Kong
Muslim di Hong Kong baru merayakan Idulfitri pada Sabtu, berdasarkan ketentuan Komite Kehormatan Komunitas Islam Hong Kong.

Liputan6.com, Hong Kong - Lebih dari 50 ribu warga negara Indonesia (WNI) memadati Victoria Park, Hong Kong, Sabtu pagi 18 Juli waktu setempat, untuk menunaikan Salat Id 1436 Hijriah.

Berbeda dengan di Indonesia, umat muslim di Hong Kong baru merayakan Idulfitri pada Sabtu berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan Komite Kehormatan Komunitas Islam Hong Kong. Demikian dilansir BBC, Minggu (19/7/2015).

Ketentuan itu diumumkan Komunitas Islam Hong Kong, pada Kamis 16 Juli, karena data dari Pemantauan Astronomi Hong Kong, belum juga menunjukkan rukyat atau penampakan bulan baru di daerah China Selatan.

(Foto: BBC)

Untuk mengantisipasi perbedaan waktu Idulfitri tersebut, Konsulat Jenderal RI di Hong Kong jauh-jauh hari telah memesan lapangan Victoria Park selama 17-19 Juli 2015 untuk menunaikan Salat Id.

"Salat Id ini merupakan keputusan bersama antara Komunitas Islam Hong Kong, tokoh-tokoh agama (Islam) dan KJRI untuk menentukan kapan pelaksanaannya terkait masalah pemesanan tempat di Victoria Park," kata KJRI Hong Kong Chalief Akbar Tjandraningrat usai salat.

Menurut Chalief, diperkirakan sekitar 50 ribu WNI datang untuk menunaikan Salat Id yang dipimpin Kiai Haji Ali Sadikin.

Suasana haru

(Foto: BBC)

Selama Salat Id berlangsung, banyak WNI menangis. Suara tangis sayup-sayup terdengar mengiringi takbir dan saat khatib memberikan ceramah.

Beberapa TKI mengaku tak dapat menahan air mata saat mendengar takbir, karena teringat keluarga di Tanah Air. "Saya di Hong Kong sudah 3 tahun, jadi sedih tidak bisa kumpul anak dan keluarga," kata Juminah, TKI asal Salatiga.

"Saya hanya ingin mengucapkan kepada keluarga besar (di Indonesia) terutama bapak dan ibu, saya minta maaf di hari yang fitri ini. Untuk anak saya, maafin mama ya, nggak bisa pulang," sambung TKI 35 tahun ini.

Sementara Jemini, TKI asal Pati, Jawa Tengah, mengaku sengaja tidak mudik Lebaran tahun ini karena 2 anak majikan yang diasuh dia tidak libur sekolah.

"Mereka tidak ada jaga, tidak ada yang antar sekolah, kasihan kalau ditinggal. Tahun kemarin saya bisa pulang Lebaran karena (Lebaran jatuh pada) Juni, pas anak majikan libur sekolah," kata perempuan 39 tahun ini.

Kembali Bekerja

(Foto: BBC)
Seperti kebanyakan TKI lainnya di Hong Kong, Jemini hanya diizinkan majikannya untuk Salat Id sebentar, dan harus segera kembali bekerja.

Hukum perburuhan di Hong Kong mengharuskan libur sehari dalam sepekan untuk pembantu rumah tangga, dan umumnya majikan memilih pada Minggu.

"Saya tidak libur hari ini, cuma salat. Besok (Minggu, 19 Juli 2015) baru libur," kata TKI yang sudah bekerja di Hong Kong 9 tahun ini.

Ibu 1 anak yang aktif di organisasi muslimah Masjid An Mar, Wan Chai ini, merupakan seorang dari 120 TKI yang menjadi panitia Salat Id di Victoria Park.

Selain di Victoria Park, pada hari yang sama berbagai organisasi muslim WNI, juga melaksanakan Salat Id berjamaah di 9 tempat lain di berbagai wilayah Hong Kong. (Rmn/Mar)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya