'Gundul Pacul' Meriahkan Indonesia Day di Utrecht Belanda

Kelompok paduan suara yang pernah meraih medali emas di ajang festival paduan suara di Tiongkok itu menghibur sekitar 600 pengunjung.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Sep 2015, 08:18 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2015, 08:18 WIB
'Gundul Pacul' Meriahkan Indonesia Day di Utrecht Belanda
Salah satu peserta acara Utrecht Indonesian Day di Belanda. (rasa.nl)

Liputan6.com, Utrecht - Lagu 'Gundul-Gundul Pacul' dan 'Cublak-Cublak Suweng' yang dibawakan kelompok paduan suara pelajar SD-SMP-SMA Nasional I Bekasi, memeriahkan acara Utrecht Indonesian Day (UID). Gelaran pelajar Indonesia di Belanda yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Utrecht itu dihelat akhir pekan lalu.

Kelompok paduan suara yang pernah meraih medali emas di ajang festival paduan suara di Tiongkok itu juga membawakan lagu klasik seperti 'Edelweis'. Mereka menghibur sekitar 600 pengunjung acara Utrecht Indonesia Day 2015.

Ketua panitia UID 2015, Sarah Ervinda, seperti dikutip dari Antara, Selasa (15/9/2015), menyebutkan acara Utrecht Indonesian Day (UID) bertujuan memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional yang berada di Provinsi Utrecht, Belanda.

Acara Utrecht Indonesian Day dikemas secara kreatif dengan mengangkat tema Natural Beauty of Indonesia, Indonesian Traditional Culture, Indonesian Contemporary Culture and Acculturation between Indonesian and Dutch (western) Culture. Gelaran tersebut dihadiri Kuasa Usaha Ad-Interim dari KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo, dan Dubes Perwakilan Indonesia untuk UNESCO Prof Dr TA Fauzi Soelaiman.

Dalam sambutannya, Profesor Fauzi Soelaiman menekankan mengenai posisi Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya dalam konteks internasional (UNESCO). Ia juga menjelaskan mengenai peranan penting mahasiswa Indonesia di luar negeri sebagai duta budaya Indonesia.

Acara Utrecht Indonesian Day juga menampilkan Nusantara Student Ensemble (NSE) yang membawakan lagu 'Rayuan Pulau Kelapa' dengan 2 vokalis bersuara tinggi yang merupakan mahasiswa konservatorium Utrecht: Ardelia dan Deasy.

Sementara Syafri Bahar membacakan puisi mengenai perjuangan kemerdekaan dan keindahan Kota Makassar. Setelah itu, penonton disuguhi tari topeng yang dibawakan penari asal Utrecht, Kania Soeradjibdja.

Alunan musik angklung juga berkumandang di acara tersebut, dibawakan warga Indonesia yang tergabung dalam Angklung Eindhoven. Grup tersebut memainkan lagu-lagu daerah Indonesia di antaranya 'Yamko Rambe Yamko' dan 'Manuk Dadali'.

Acara Utrecht Indonesian Day juga diisi dengan presentasi Dr Jan van Dullemen, alumni dari Universitas Utrecht yang menceritakan mengenai karya arsitektur Belanda di Indonesia dibangun selama masa Kolonial Hindia Belanda. (Tnt/Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya