Kabut Asap Memburuk, Banyak Sekolah di Singapura Diliburkan

Orangtua yang tak bisa mengatur kegiatan alternatif buah hatinya dapat tetap mengantar anak-anak mereka ke sekolah.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 25 Sep 2015, 17:34 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2015, 17:34 WIB
20150925-Kabut-Asap-Singapura
Sejumlah warga memakai masker meninggalkan stasiun kereta api, Singapura (25/9/2015). Sejak Rabu Kualitas udara di Singapura mulai memburuk akibat kabut asap tebal dari wilayah Indonesia. (REUTERS/Edgar Su)

Liputan6.com, Singapura City - Kondisi kabut asap di Singapura terus memburuk. Bahkan mengakibatkan sekolah dasar dan menengah di seluruh pulau itu ditutup pada Jumat 25 September 2015 waktu setempat.

Pengumuman tersebut disampaikan Departemen Pendidikan Singapura sejak Kamis 24 September.

"Keputusan itu dibuat sebagai tindakan pencegahan, karena kualitas udara yang terhirup dalam tingkat berbahaya," kata Menteri Pendidikan Heng Swee Keat dalam media briefieng Kamis malam yang dikutip dari Channel News Asia, Jumat (25/9/2015).

Heng menambahkan, karena pemberitahuan yang dipublikasikan terlambat, maka orangtua yang tak bisa mengatur kegiatan alternatif buah hatinya dapat tetap mengantar anak-anak mereka ke sekolah.

"Guru-guru di sana akan terus melaporkan kondisi di sana, dan siswa akan ditempatkan di fasilitas yang sesuai seperti perpustakaan dan ruang tertutup. Pusat-pusat perawatan siswa di sekolah akan tetap dibuka," tambah Heng.

Kementerian Pendidikan akan mengeluarkan siaran pers setiap ada penutupan sekolah, dan orangtua juga akan diinformasikan. Hal itu guna menghindari kebingungan, terkait aktivitas pendidikan terkait perubahan kualitas udara akibat kabut asap.

Menteri Pendidikan menambahkan bahwa ujian praktek musik GCE 'O' yang awalnya akan diadakan pada Jumat ini ditunda hingga Selasa 29 September. Lebih dari 100 siswa yang akan mengikuti tes tersebut sedang diberitahu oleh sekolah, sedangkan mereka yang berasal dari swasta diberitahu oleh dewan pemeriksa.

Dewan Pemeriksaan dan Penilaian Singapura (SEAB) juga merancang rencana tarkait kabut asap. Sebagai contoh, pembersih udara akan diberikan selama ujian nasional sehingga tidak akan ada gangguan kabut selama tes.

Jika perkiraan kabut pada hari berikutnya menunjukkan bahwa kualitas udara berada pada level berbahaya, maka penutupan sekolah akan kembali dilakukan. Ujian nasional juga akan dijadwal ulang. Kemungkinan periode ujian akan diperpanjang.

Pengumuman pada penjadwalan ulang pemeriksaan akan dilakukan bersama-sama dengan pengumuman oleh kementerian pendidikan pada penutupan sekolah. Calon sekolah yang dituju akan diinformasikan melalui sekolah mereka, sementara calon swasta akan diinformasikan oleh SEAB.

Heng juga mengatakan Badan Pengembangan Anak Usia Dini telah memutuskan bahwa kegiatan di pusat-pusat penitipan anak dan taman kanak-kanak akan dikurangi karena kondisi kabut.

"Jika banyak orangtua perlu mengatur tempat perawatan, semua tempat penitipan anak dan taman kanak-kanak termasuk TK Kementerian Pendidikan Singapura akan terus beroperasi dan memberikan perawatan untuk anak-anak," kata Heng.

Dalam sebuah pernyataan media, Kementerian Pendidikan Singapura mengatakan semua SMP,  Institut, dan lembaga pendidikan tinggi termasuk perguruan tinggi, politeknik dan ITES akan tetap buka.

"Kursus bagi para siswa, serta siswa di Tahun 5 dan 6 Program Terpadu akan terus berlanjut, karena siswa di lembaga-lembaga ini lebih tua, sesuai dengan pedoman dari penasehat kabut dari Departemen Kesehatan," jelas Kementerian Pendidikan Singapura.

Kementerian Pendidikan menambahkan bahwa lembaga pendidikan pasca-sekolah menengah akan terus memantau kesehatan para pelajar dan staf, dan akan mengadopsi langkah-langkah mitigasi yang diperlukan. Seperti menghentikan semua kegiatan fisik outdoor dan indoor.

Dalam sebuah pernyataan kepada media, Dewan Agama Islam Singapura (MUIS) juga menyatakan pelajaran juga akan ditangguhkan pada hari Jumat untuk madrasah dan taman kanak-kanak masjid.

"Namun, madrasah dan taman kanak-kanak masjid masih akan tetap terbuka. Ini memungkinkan orangtua yang tidak bisa membawa anaknya ke tempat perawatan alternatif, di sini mereka akan diawasi oleh guru," kata MUIS.

Indeks pencemaran udara akibat kabut asap di Singapura dilaporkan mencapai 313, untuk pertama kalinya tahun ini. (Tnt/Rie) 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya