Liputan6.com, London - Bocah Afrika itu mengenakan pakaian yang kotor, debu menempel di sana sini. Namun, bukan itu yang mencolok. Yang menarik justru lirikan mata dan ekspresi skeptis anak laki-laki itu ke arah seorang perempuan berkulit lebih terang yang berjongkok di depannya.
Ekspresinya tertangkap kamera. Foto yang tenar dengan nama Sceptical Third World Child itu disalin dan di-posting di Internet berulang kali.
Foto tersebut awalnya diunggah ke Reddit 3 tahun lalu oleh seorang pria asal Texas, yang melihat gambar menarik itu di laman Facebook temannya. Lalu foto itu dikopi dan ditambahkan keterangan beragam.
Caption atau keterangan foto kebanyakan menyinggung stereotipe Afrika sebagai wilayah yang terkoyak oleh perang, miskin, dan menderita akibat kekurangan pangan.
Baca Juga
Advertisement
BBC Trending berusaha mencari tahu siapa bocah tersebut. Namun tak berhasil. Pun dengan orang tuanya.
Meski demikian, perempuan yang ada di dalam foto terlacak. Namanya, Heena Pranav, dokter 28 tahun yang tinggal di Chicago.
Pada 2012 lalu, saat foto itu diambil, ia masih mahasiswa kedokteran. Kala itu Pranav mengunjungi Gulu, sebuah kota di Uganda utara untuk membantu para perempuan yang trauma akibat perang berasama Lords Resistance Army.
Program tersebut diadakan oleh Pros for Africa, lembaga amal yang dipimpin para biarawati Katolik, Sister Rosemary Nyirumbe.
Anak dalam foto yang viral di dunia maya tak terkait dengan program. Pranav mengaku bertemu dengannya di sebuah pasar. Kala itu bocah tersebut berusia sekitar 2 atau 3 tahun.
"Aku bersama sekelompok mahasiswa kedokteran berkeliling dan melihat seorang bocah cilik yang terlihat sangat manis," kata Pranav kepada BBC Trending, seperti dikutip pada Senin (2/11/2015).
"Sang ibu ada di dekatnya, bekerja di pasar itu. Aku menghampirinya untuk mengajak main dan menyapa 'hai'...Dia bocah paling ekspresif yang pernah kutemui." Bocah itu tak paham bahasa Inggris. Sebaliknya, Pranav tak bisa bicara dengan dialek lokal. Pertemuan kedua orang asing itu tertangkap kamera oleh anggota tim lain.
Dan foto itu lantas menyebar luas. "Aku sama sekali tak membayangkan apa yang akan terjadi," kata Pranav. "Aku hanya bisa berharap bocah itu dan ibunya tahu soal ini dan mendapat manfaat dari itu. Sebab, aku merasa anak itu jadi pihak yang tereksploitasi."
Martine Jahre, wakil presiden Students and Academics International Assistance Fund, LSM Norwegia yang terkenal karena kerap membuat video viral untuk kampanye amal di Afrika, meminta orang-orang untuk lebih bijak membagikan foto dan pesan yang terlampir.
"Semua orang pasti keberatan jika anaknya dijadikan meme yang dijadikan bahan bercandaan orang-orang di seluruh dunia," kata dia.
Namun, tak semua orang menjadikan ekspresi bocah itu olok-olok. Sejumlah orang di Afrika menggunakan foto tersebut untuk mengritik ide-ide Barat terhadap benuanya.
(Ein/Rie)**