Pasangan Aneh Memilih Tinggal di Alam Liar Selama 6 Bulan

Seorang pria dan wanita tinggal di alam liar selama 6 bulan sebelum kembali ke peradaban untuk proses kelahiran anak mereka. Mau apa, ya?

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 09 Nov 2015, 10:02 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2015, 10:02 WIB
Tinggal di Alam Liar Selama 6 Bulan
Pria berusia 50 tahun dan wanita berusia 24 tahun itu meninggalkan rumah mereka di Trieste di timur laut Italia pada musim semi lalu dan pergi ke kawasan pegunungan. (Sumber Alamy via The Telegraph)

Liputan6.com, Moggio Udinese - Pasangan pria dan wanita Italia dikabarkan berniat pergi dari tekanan kehidupan modern. Mereka tinggal di sisi terpencil di pegunungan setelah bertahan hidup selama 6 bulan.

Pria berusia 50 tahun dan pasangan wanitanya yang berusia 24 tahun itu meninggalkan rumah mereka di Trieste di timur laut Italia pada musim semi lalu dan pergi ke kawasan pegunungan nan cantik di dekat perbatasan dengan Slovenia.

Dikutip dari The Telegraph pada Senin (9/11/205), segera setelah pasangan itu kembali ke peradaban, wanita yang tidak disebutkan namanya itu melahirkan seorang anak perempuan bernama Amina di dekat tempat perkemahan Portis di Venzone pada ketinggian 1.300 di atas permukaan laut.

Menurut kantor berita ANSA di Italia, pasangan itu kemudian menitipkan anak mereka kepada kerabat dan meneruskan tinggal di alam liar untuk menikmati alam dan hidup seperti semestinya.

Penduduk setempat pun mulai memperbincangkan 'pasangan aneh yang tinggal di pegunungan'. Para pemburu melihat kemah sederhana pasangan itu dan mulai khawatir dengan tampilan mereka yang makin kumuh.

Pengawas hutan dan polisi setempat memulai penyidikan pada Senin, 2 November 2014 dan mendapati pasangan itu berpelukan di atas alas tidur terbuat dari ranting-ranting di bawah cadas yang mencuat.

Pasangan itu menetap di tempat lembab yang mengarah ke Kota Moggio, Udinese, selama dua minggu dan bertahan hidup dengan makan buah-buah beri. Mereka mengandalkan kantung-kantung tidur dan api unggun kecil untuk menghangatkan diri di suhu dingin pegunungan.

Letak kota Moggio Udinese di dekat perbatasan dengan Slovenia. (Sumber Google Maps)

“Mereka bukan petapa atau primitif, sekadar dua orang yang memilih gaya hidup yang berbeda. Mereka sudah menjalaninya selama beberapa lama,” kata seorang pengawas hutan.

Menurut dia, suhu malam hari di pegunungan berada di bawah titik beku. Namun demikian, pasangan itu sehat dan semangat walaupun kedinginan dan kelaparan.

Pada awalnya pasangan itu enggan meninggalkan tempatnya di gunung. Namun para pengawas hutan menyakinkan mereka untuk turun bersama dengan harta benda mereka—termasuk kantung tidur, panggangan kecil, dan sejumlah panci.

Pemeriksaan oleh petugas kesehatan menunjukkan bahwa pasangan pengangguran tersebut cukup sehat.

Walaupun dibujuk untuk turun 860 meter menuju Kota Moggio Udinese, pasangan ini tidak yakin ingin meninggalkan seluruhnya kehidupan mereka di alam liar dan mengumumkan ingin berkemah di tepi Sungan Fella di dekat wilayah itu.

Namun demikian, mereka berubah pikiran ketika sang wali kota menawarkan untuk menempatkan mereka di barak setempat. Pengawas hutan tidak mengetahui apa rencana pasangan itu sekarang setelah kembali ke peradaban. Mau apa, ya? (Alx/Rie)**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya