Liputan6.com, New York - Serangan terjadi di pusat Kota Paris, Prancis pada Jumat 13 November 2015 malam waktu setempat. Korban tewas dalam aksi teror di berbagai tempat terus bertambah. Hingga saat ini, setidaknya 153 orang meninggal.
Menurut kepolisian, 8 orang pelaku tewas --7 di antaranya bunuh diri-- . Kendati demikian, disinyalir banyak pelaku yang berhasil lolos.
Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan negara dalam keadaan bahaya. Ini kali pertama semenjak Perang Dunia II, negara itu membuat pernyataan seperti itu.
Kondisi di Paris pun membuat sekutu ketar-ketir. Tak terkecuali Amerika Serikat. Dilaporkan Reuters, sejumlah kota-kota besar seperti New York, Boston, dan Chichago meningkatkan keamanannya.
Departemen Polisi New York mengatakan, petugas dari Divisi Counterterrorsm Response Command dan unit spesial lainnya segera dikerahkan ke area-area yang biasa dikunjungi turis. Tidak hanya itu, penjagaaan ketat terjadi di konsulat Prancis di Manhattan.
"Seluruh anggota tim telah kami kerahkan ke daerah-daerah ramah di tengah kota demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Kami tetap bersiaga sambil terus memantau kondisi di luar negeri," demikian NYPD dalam pernyataannya.
Lampu Biru Putih Merah
Kota New York pernah menderita akibat serangan teroris pada 11 September 2001. Saat itu pesawat yang disandera oleh anggota Al Qaeda menabrakkan burung besi itu ke WTC. Lebih dari 3.000 orang tewas. Gedung kembar itu sendiri hancur.
Advertisement
Demi menghormati korban di Paris, gedung-gedung tinggi di AS memberikan solidaritasnnya dengan menyalakan lampu biru, putih, dan merah di puncaknya. Warna itu adalah warna bendara Prancis.
Baca Juga
NYPD tidak menjelaskan lebih lanjut berapa petugas ekstra yang mereka kerahkan.
"Tiap kali kami melihat serangan sseperti itu, perlu kita ingat, kita harus bersiap," kata Wali Kota New York Bill de Blaiso kepada ABC 7 TV.
Gubernur New York Andrew Cuomo telah memerintahkan petugas keamanan federal untuk memantau situasi di Paris dan kemungkinan besar implikasinya untuk negara bagian New York. Cuomo juga menekankan komunikasi dengan agen federal ditingkatkan.
Pelabuhan-pelabuhan sepanjang pantai timur AS juga disiagakan. Tak terkecuali jembatan, terowongan bawah tanah dan fasilitas kereta serta kendaraan publik lainnya.
Menteri Pertahanan Dalam Negeri AS, Jeh Johnson dalam pernyataannya, "Kendati kami tahu belum ada ancaman spesifik di AS seperti di Paris, tapi kami harus tetap waspada."
Selain di kota New York, beberapa kota siaga. Di Ibu Kota Washington DC sejumlah patroli ditambah termasuk di fasilitas milik Prancis.
Di Boston, sejumlah petugas keamanan tampak di beberapa titik. Kota itu pernah diserang oleh serangan serupa pada Boston Maraton April 2013.
Pun dengan Chicago, pihak keamanan juga memperketat pengawasannya terutama di titik-titik banyaknya kerumunan. (Rie/Ron)