Liputan6.com, Ankara - Pihak berwenang di Turki menutup akses warga ke media sosial pascaledakan di ibu kota negara tersebut, Ankara. Blokir terhadap media sosial tersebut dikeluarkan oleh pengadilan setempat sesaat setelah ledakan mobil di Taman Guven, Distrik Kizilay.
Larangan tersebut menyusul munculnya foto-foto pemboman di Facebook, Twitter dan laman sosial lainnya. Foto-foto itu kemudian disiarkan oleh stasiun penyiaran CNN Turki dan NTV.
Seorang analis mengatakan akses ke media sosial awalnya sangat lambat sebelum akhirnya diblokir.
Baca Juga
Sumber The Independent di Turki juga membenarkan hal tersebut. Saat ini, Stasiun TRT yang dikelola pemerintah dan mengudara secara internasional merupakan satu-satunya televisi yang dapat menyiarkan gambar pengeboman.
Sebelumnya, bom mobil meledak di Taman Guven, Distrik Kizilay, Ankara, Turki pada Minggu, 13 Maret 2016 sore. Hingga pukul 07.22 WIB, korban meninggal pada peristiwa itu berjumlah 34 orang, termasuk 2 terduga pengeboman. Peristiwa itu juga melukai lebih dari 100 warga.
Ledakan tersebut adalah serangan bom kedua ke jantung Ankara kurang dari sebulan ini.
Stasiun televisi pemerintah TRT melaporkan mobil itu meledak setelah menerjang sebuah bus yang berisi sekitar 20 penumpang di dekat Taman Guven dan Lapangan Kizilay, Turki. Televisi itu juga melansir banyak banyak warga yang tengah berada di wilayah tersebut saat ledakan terjadi pukul 18.43 waktu setempat atau 23.43 WIB.