Tak Menikah, Kakek 97 Tahun Memiliki 6 Anak Sukses

Selama hidupnya seorang pria enggan untuk menikah karena sibuk merawat 6 anak yatim yang diadopsinya.

oleh Rio Christa Yatim diperbarui 24 Mar 2016, 08:08 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2016, 08:08 WIB
Tak Menikah, Kakek 97 Tahun Memiliki 6 Anak Sukses
Kakek Peng, tidak pernah menikah dan selalu fokus pada pendidikan anaknya. (Shanghaiist)

Liputan6.com, Harbin - Kisah haru seorang lansia yang tidak menikah sepanjang kehidupannya namun menyempatkan diri untuk mengadopsi dan membesarkan 6 anak yatim telah menarik perhatian di seluruh penjuru China belum lama ini.

Berusia 97 tahun, Peng Yunsong mengadopsi anak pertamanya, bocah 8 tahun, Yan Jincheng pada 1954 saat usianya masih 35 tahun, seperti yang dilaporkan Netease.

Tak mau ganggu kehidupan anaknya, bersikeras hidup sendiri. Namun, ia kini hidup bersama salah satu anaknya di Habrin. (Shanghaiist)

Dan 15 tahun kemudian, Peng kembali mengadopsi 5 anak, Guo Tingzhong, Zhang Xiuqing, Gao Yubin, Luan Jingtong, dan Liu Yuzheng. Mereka semua berasal dari keluarga yang berbeda, namun kini berbagi satu ayah dan sebuah rumah.

Selama hidup, Peng tidak pernah menikah. Sebagai sumber pemasukan, ia bekerja di sebuah pabrik mesin dan mendapatkan uang tambahan sebagai pemulung dan pekerjaan aneh lainnya.

Dilansir Shanghaiist, Rabu (23/3/2016), tidak mengherankan, jika ia mengalami kesulitan untuk merawat keluarganya.

"Momen paling bahagia pada masa kecilku adalah ketika kami semua berdiri di depan pintu, menatap jalanan dan menunggu ayah untuk pulang," cerita Gao Yubing.

"Ayahku selalu mengenakan seragam berwarna biru saat bekerja. Ketika kami melihat seseorang memakai pakaian biru, kami pasti kegirangan," lanjutnya.

"Pada perayaan besar, ayah selalu membawa makanan istimewa untuk kami makan bersama. Dia pernah membawa dua kue bulan dari Festival Musim Gugur. Semua mendapatkan potongan kecil. Itu merupakan pengalaman terbaik di dunia, dan kami akan memakannya dengan perlahan agar dapat menikmatinya."

Peng, cemas jika ia menikah, istrinya akan menderia, dan ia tak ingin seorang wanita menderita bersamanya. (Shanghaiist)

Ketika anak-anak sudah besar, Peng semakin kesulitan untuk membayar pendidikan mereka.

"Membesarkan mereka tak hanya sekadar memberikan makan, tapi mereka juga harus mendapatkan pendidikan yang layak," ungkap Peng.

Memutar otak untuk kembali mendapatkan uang, Peng membeli 5 kambing. Setiap pagi ia bangun pagi-pagi untuk memerahnya, kemudian menjual susu kambing ke pasar.

Melihat ayahnya bersusah payah, anak-anaknya tak mau kalah, mereka terkadang ikut membantu untuk perah kambing kemudian menjualnya ke pasar.

Namun, Peng tidak mengizinkan anaknya untuk melakukan pekerjaan yang tidak layak atau aneh seperti dirinya.

"Ketika mereka sudah bisa mendapatkan uang sendiri, mereka akan mencari cara lain untuk mendapatkan uang tambahan, daripada fokus dengan pendidikan mereka," jelas Peng.

Guo Yingzhong, salah satu anak Peng, bergabung dengan militer ketika berusia 16 tahun. Sebelum, Guo pergi, Peng menyelipkan uang 10 RMB ke dalam sakunya.

Ketika Guo menemukan uang itu -- cukup untuk hidup selama setengah bulan bagi keluarga Peng -- ia menangis tak henti-henti dalam barak militer.

Meski hampir berusia satu abad, Peng masih memiliki kekuatan untuk bekerja di sebuah penginapan. (Shanghaiist)

Menurut laporan, Peng selalu menolak kepada siapa saja yang ingin mengenalkan wanita kepadanya, karena ia fokus untuk membesarkan anak-anaknya.

"Jika seorang wanita menikah denganku, dia akan menderita. Aku tak mau dia menderita bersamaku. Tapi lebih penting lagi, aku harus membesarkan anak-anakku," ungkap Peng kepada Shanghaiist.

Ada pepatah mengatakan," jika seseorang melakukan hal baik padamu, ada baiknya Anda untuk membalas jasanya."

Dedikasi Peng terhadap anak-anaknya telah memberikannya kehidupan yang bahagia. Ia mengatakan tidak merasakan penyesalan sedikitpun.

Sekarang ini, anak-anak yang diadopsi telah tumbuh besar menjadi orang-orang sukses. Awalnya, ia tidak mau mengganggu kehidupan anak-anaknya dan lebih memilih untuk hidup sendiri.

Tapi pada tahun 2013, ia berhasil dibujuk untuk pindah dengan salah satu anaknya di Harbin.

Setelah bekerja, Peng habiskan waktunya mengobrol melalui Wechat bersama anak-anak dan cucu-cucunya. (Shanghaiist)

Secara mengherankan, pada usianya yang hampir mencapai satu abad, ia masih memiliki kekuatan untuk bekerja di sebuah penginapan selama 4 jam. Sementara sisa waktunya ia gunakan untuk mengobrol dengan anak dan cucu-cucunya melalui aplikasi Wechat.

"Anak-anak Peng datang untuk berkunjung setiap hari libur besar. Sementara cucu-cucunya sangat dekat dengan kakeknya, bercerita tentang kegiatan mereka."

"Ayahku telah melakukan banyak hal baik dalam kehidupannya, itu sebabnya ia mampu hidup begitu lama!" ungkap salah satu anaknya kepada wartawan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya