Liputan6.com, Beijing - Hari ini, 4 Mei 2016, Â tepat 27 tahun peristiwa berdarah tragedi lapangan Tiananmen atau Tiananmen Square, China, terjadi. Saat itu terjadi bentrok antara demonstrasi pro-demokrasi yang digelar mahasiswa dengan anggota militer dan kepolisian Negara Tirai Bambu itu.Â
Hampir semua tahanan yang dipenjarakan pada saat itu sudah kembali menghirup udara bebas, kecuali tahanan terakhir, Miao Deshun.
Setelah hampir 30 tahun mendekam di bui, Miao dikabarkan akan segera menghirup udara kebebasannya yang diisukan jatuh pada akhir tahun 2016 ini.
Advertisement
Baca Juga
Miao yang pada saat kejadian itu berusia 25 tahun, bersama dengan empat orang temannya, didakwa sebagai pelaku pembakaran tank militer.
Miao muda ditangkap pada bulan Agustus 1989, kemudian dijatuhi hukuman mati dengan penangguhan hukuman selama dua tahun.
Setelah menjalani penangguhan hukuman selama dua tahu, pada tahun 1991 hukumannya diubah dari hukuman mati menjadi hukuman seumur hidup. Â Â
Berdasarkan laporan dari organisasi berbasis di AS yang mengadvokasi hak tawanan China, Dui Hua,yang dikutip dari Theguardian.com, Rabu (4/5/2016), hukuman pemrotes itu diringankan setelah melalui tiga proses pada bulan Maret 2016, yang berujung pada pembebasannya pada 15 Oktober 2016 mendatang.
"Kami berharap Miao mendapat bantuan yang dia butuhkan untuk memulai kembali kehidupan normalnya setelah mendekam selama 27 tahun," kata John Kamm selaku direktur eksekutif Dui Hua.
Kehidupan di luar bui sepertinya akan sedikit sulit bagi Miao yang mempunyai banyak masalah kesehatan.
Seorang rekan setu sel yang ikut dipenjara akibat peristiwa tragis Lapangan Tiananmen, Zhang Yansheng, mengatakan akan sulit bagi Miao untuk mengerti kehidupan 'China zaman sekarang'.
"Badannya sangat kurus. Dia menderita masalah kesehatan mental yang serius, akan susah untuknya mengerti kehidupan zaman sekarang," kata Zhang yang dibebaskan bersyarat pada tahun 2003.
Lembaga Dui Hua juga mengatakan, Miao yang sekarang berusia 51 tahun, tidak berhubungan dengan dunia luar selama bertahun-tahun. Â
"Keluarga berhenti mengunjunginya lebih dari 10 tahun yang lalu," kata seorang anggota Dui Hua.
Anggota tersebut juga mengatakan, laki-laki 51 tahun itu merupakan seorang yang tidak mau mengakui kesalahannya dan menolak mengikuti kerja bakti penjara.
"Dia sering masuk ruang isolasi," kata dia.
Pada saat itu pemerintah China mengikuti hasil keputusan nasional yang berkaitan dengan pemberontakan mahasiswa dan warga itu, kemudian memutuskan untuk menghukum ribuan orang.
Namun, keluarga para demonstran yang dipenjarakan oleh pemerintah, merasa diperlakukan tidak adil. Mereka mengatakan tidak mendapatkan pembelaan dan kompensasi apapun dari pemerintah.
Bahkan saat ini, pemerintah Tiongkok itu 'mengharamkan' semua hal yang berhubungan dengan peristiwa 4 Mei 1989 itu. Apabila warga tertangkap memperingati kejadian tragis itu, mereka akan dikenakan sanksi.Â
Bulan ini juga merupakan bulan peringatan 50 tahun hari jadi Revolusi Budaya yang dimulai pada tahun 1966 oleh mantan Pimpinan Partai Komunis China, Mao Zedong.