Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Hari Nasional Prancis atau 'La Fête nationale' pada tahun ini terasa berbeda. Dua kejadian penting yang meninggalkan duka terjadi sebelum dan saat hari nasional ini berlangsung.
Pertama adalah serangan di Nice yang menewaskan lebih dari 70 orang. Kedua, ialah kekalahan menyedihkan Prancis di Final Euro 2016.
Tak bisa dipungkiri kekalahan tersebut terasa perih bagi warga Prancis hingga sekarang. Sebab, Les Blues bertekuk lutut di 'rumahnya' sendiri Stadion Stade de France.
Advertisement
Kekalahan memilukan itu juga dirasakan Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Corinne Breuze. Dalam acara perayaan 'La Fête nationale' di Jakarta, dia secara jelas menyinggung soal kegagalan tersebut.
"Saya tak bisa mengakhiri pidato ini tanpa menyinggung tentang tim sepak bola nasional kita," sebut Breuze, di Jakarta.
Meski kekalahan itu menyakitkan, ditegaskan Breuze, negaranya sama sekali tak patah arang dan semangat.
"Saya bisa melihat bahwa kekalahan les blues di final Euro 2016 tidak mempengaruhi semangat yang Anda tunjukan setiap hari," tambah Breuze.
Dia menambahkan, di balik kekalahan Prancis, ada beberapa sisi baik dan kesuksesan serta kebahagian yang muncul. Hal-hal menggembirakan itu, hebatnya tidak hanya dirasakan warga Paris tapi seluruh penduduk dunia.
"Apapun hasilnya, sukses turnamen ini telah membuat kita semua bahagia serta telah memuaskan para pengunjung di luar Prancis yang mengapresiasi mutu sambutan kita selama tiga yang penuh kemeriahan dan sportivitas," pungkas Breuze.
Dubes Breuze juga sempat menyinggung soal aksi terorisme yang beberapa kali melanda negaranya.
Ia menyebut alasan mengapa Prancis, juga Indonesia menjadi target terorisme. "Kedua negara kita menjadi sasaran karena sikap kita yang menjunjung kemanusiaan, toleransi, dan pluralisme."