Liputan6.com, Richmond - Greta Friedman, perempuan yang dicium oleh pelaut di Times Square menjadi foto ikonik Perang Dunia II. Greta saat itu tengah larut dalam perayaan berakhirnya PD II atau V-J day pada tahun 1945. Dikabarkan, bahwa perempuan yang kala difoto masih menggunakan baju putih seperti seragam suster itu telah menghembuskan nafas terakhir.
Kabar itu diungkapkan oleh anak Greta, Joshua Friedman. Menurut Joshua, Greta meninggal dunia di rumah jompo di Richmond, Virginia pada Kamis lalu. Ia berusia 92 tahun.
Foto hitam putih Greta yang menggunakan seragam berwarna putih seperti, dicium oleh seorang pelaut. Dalam gambar itu, mereka tengah berada di keramaian berakhirnya Perang Dunia II.
Advertisement
"Ibuku punya banyak cerita dan pengalaman, ia dicium di Times Square cuma satu dari sekian banyaknya," kata Joshua terkait foto ikonik itu seperti dilansir CNN, Minggu (11/9/2016).
Greta, saat itu masih berusia 21 tahun dan menjadi asisten dokter gigi. Ia tengah berada di Times Square saat berita tentang menyerahnya Jepang kepada AS disiarkan di papan iklan. Tekuk lutut Negeri Matahari Terbit itu sebagai penanda PD II berakhir.
"Tiba-tiba, aku ditarik oleh seorang pelaut," tutur Greta tahun 2005 kepada Veterans History Project.
"Aku tak tahu dia mendekat, dan sebelum aku sadar, ia sudah memeluk dan menciumku."
"Itu bukan ciuman mendalam, cuma tingkah kegembiraan pemuda yang tak menginginkan kembali berperang," ujar Greta.
Foto itu diambil oleh fotografer legendaris Alfred Eisenstaedt, dan dipublikasikan oleh majalah Life beberapa minggu kemudian. Namun, identitas kedua orang tersebut saat itu menjadi misteri.
Baru pada 1980 terkuaklah bahwa Greta dan George Mendonsa --sang pelaut-- merupakan 'pasangan' dalam foto ikonik itu.
"Alasannya, George menarik seorang berpakaian suster sepertiku adalah, ia merasa beruntung dan bersyukur kepada perawat yang merawat tentara yang terluka," ujar Greta.
Sementara itu, dalam wawancara dengan CBS pada tahun 2012, George mengatakan, "itu adalah momen di mana kau baru saja dari Pasific dan mengetahui bahwa perang telah usai."
"Lagi pula, aku tidak menciumnya terlalu lama," kilah George.
"Benar-benar kesenangan yang luar biasa, perang usai dan aku sedikit mabuk. Jadi, saat aku melihat seorang dengan baju putih suster, aku tarik dia dan menciumnya," tutup George.