Kabut Asap Selimuti India Pasca Pesta Diwali

Tingkat partikulat PM10, dianggap berbahaya bagi kesehatan, naik menjadi 999 mikrogram per meter kubik, jauh di atas batas aman, 100.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 31 Okt 2016, 14:01 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2016, 14:01 WIB
Kabut Asap India usai perayaan Diwali. (Twitter/TK_Scribbler)
Kabut Asap India usai perayaan Diwali. (Twitter/TK_Scribbler)

Liputan6.com, New Delhi - Kabut asap menyelimuti New Delhi, India sehari setelah perayaan Diwali. Hal itu membuat warga marah.

Gambar kota dengan kondisi gelap gulita terselimuti asap beredar cepat di dunia maya. Hal itu terjadi usai jumlah besar kembang api dinyalakan untuk perayaan tersebut.

Tingkat polusi partikulat PM10 dianggap berbahaya bagi kesehatan. Jumlah tersebut naik menjadi 999 mikrogram per meter kubik. Meningkat 9 kali lipat di atas batas aman dari normal 100.

Pihak berwenang memperingatkan bahwa Diwali di New Delhi akan terjadi polusi, karena faktor seperti kelembaban dan kecepatan angin. Kembang api yang kerap dinyalakan selama perayaan itu, justru memperburuk kualitas udara.

Pemerintah daerah Delhi mengumumkan pekan lalu, bahwa mereka akan menginstal pemurni udara dekat jalan. Langkah itu diambil dalam upaya mengurangi efek polusi udara.

Visibilitas di seluruh kota itu sangat rendah pada Senin pagi, akibat selimut tebal kabut asap yang menutupi kota. Pada Senin pagi, hashtag #smog pun menjadi trending di Twitter India.

"Acara yang bagus semalam, Delhi. Sekarang tersedak (asap)!" tulis salah satu pengguna Twitter, Pratik Prasenjit seperti dikutip dari BBC, Senin (31/10/2016).

Sebelum Diwali, ada beberapa kampanye meminta orang untuk mengurangi penggunaan kembang api. Tapi kampanye serupa di masa lalu mendapat sedikit perhatian.

Kembang api adalah hal identik dengan perayaan Diwali. Bagi beberapa orang, itu juga kesempatan untuk memamerkan kekayaan mereka.

Keluarga para pebisnis bahkan menghabiskan ratusan ribu rupee untuk membeli kembang api, yang mereka nyalakan dalam semalam.

Sebuah survei Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2014 menemukan bahwa 13 dari 20 kota paling tercemar di dunia berada di India. "Delhi adalah kota paling tercemar di dunia," jelas survei itu.

"Polusi udara juga merupakan penyebab utama kematian dini di India, dengan sekitar 620.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit yang berhubungan dengan polusi," jelas WHO.

Terlepas dari kembang api dalam perayaan Diwali, polusi udara Delhi di musim dingin diperburuk oleh penurunan suhu, di mana kota itu melakukan pembakaran sampah di malam hari untuk tetap hangat.

Limbah pertanian juga dibakar di area seluas ribuan hektar di sekitar Delhi, untuk membersihkan lahan penanaman. Pembakaran itu dilakukan selama berhari-hari.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya