Pendiri Facebook Digugat di Jerman, Ada Apa?

Mark Zuckerberg dan tiga petinggi Facebook digugat dalam sebuah pengaduan hukum di Jerman.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 07 Nov 2016, 18:25 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2016, 18:25 WIB
20160223-Senyum Semringah Mark Zuckerberg di Mobile World Congress 2016-Barcelona
Senyum pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg saat akan memberikan sambutan pada ajang Mobile World Congress di Barcelona, Spanyol, Senin (22/2). (REUTERS/Albert Gea)

Liputan6.com, Munich - Pada 4 November lalu, harian Der Spiegel di Jerman melaporkan bahwa jaksa penuntut di Munich, Jerman, telah memulai penyidikan terhadap Mark Zuckerberg, pendiri raksasa media sosial Facebook.

Selain Zuckerberg, beberapa orang petinggi perusahaan juga termasuk dalam aduan terkait dugaan niat kriminal dan ujaran kebencian (hate speech). Pasalnya, kebijakan Facebook dapat diduga melanggar undang-undang Jerman tentang ujaran kebencian (hate speech).

Dikutip dari Foreign Policy pada Senin (7/11/2016), aduan pidana itu sebenarnya diajukan oleh pengacara Chan-jo Jun di Munidh, Jerman, pada September lalu. Juru bicara perusahaan mengatakan bahwa tuduhan itu tidak berdasar.

Jun telah mengajukan pengaduan awal di Hamburg pada tahun lalu, tapi gugatan tidak berlanjut karena, menurut Der Spiegel, jaksa penuntut memandang bahwa Facebook tidak tunduk dalam wilayah hukum (yurisdiksi) Jerman.

Sementara itu, para jaksa penuntut di Munich sepertinya memandang bahwa hukum Jerman bisa saja diterapkan pada raksasa teknologi tersebut atau setidak-tidaknya mereka berkenan untuk memastikannya.

Selain Zuckerberg, COO Sheryl Sandberg dan manajer-manajer Facebook unutk Eropa dan Jerman, yaitu Richard Allan dan Eva-Maria Kirschsieper, juga ikut sebagai pihak tergugat.

Jun ingin agar para petinggi Facebook dipaksa membuang unggahan-unggahan di situs media sosial yang menurutnya telah melanggar undang-undang Jerman.

Dalam pengaduannya, ia menyertakan 483 unggahan yang diduga mengandung unsur rasisme, ajakan kekerasan, dan rujukan-rujukan kepada Nazi dan Holocaust.

Tentu saja Facebook bukan satu-satuya platform media sosial yang mendapatkan kritikan pedas karena dianggap kurang tegas tentang ujaran kebencian. Twitter juga pernah dibidik dalam masa mendekati pemilu kali ini, tapi hanya ada 4 juta pemakai Twitter di Jerman.

Pada Februari lalu, Zuckerberg mengumumkan bahwa dirinya dan Facebook akan bekerja sama dengan pihak Jerman untuk memerangi ujaran kebencian dalam platform tersebut.

Pengaduan ini merupakan tambahan berita buruk bagi Zuckerberg belakangan ini.

Walaupun pertumbuhan perusahaan masih kuat pada kuartal ketiga, pada Rabu lalu, CFO Dave Wehner memperingatkan pada investor bahwa pertumbuhan pemasukan dari iklan akan semakin lambat “secara berarti”.

Pernyataan demikian menurunkan nilai saham perusahaan senilai US$ 370 miliar itu. Tak pelak lagi, Zuckerberg pun lebih "miskin" US$ 3 miliar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya