Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah melayangkan pemanggilan terhadap Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Israel, Daniel Shapiro.
Pemanggilan ini terkait dengan sikap Washington yang memilih abstain dalam voting Dewan Keamanan (DK) PBB yang mendesak dihentikannya pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Baca Juga
Namun, tidak diketahui rincian kapan persisnya Netanyahu akan bertemu dengan Shapiro. Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Israel juga telah memanggil 10 dubes dari berbagai negara.Â
Advertisement
Ke-10 perwakilan negara asing yang dimaksud adalah Inggris, China, Rusia, Prancis, Mesir, Jepang, Uruguay, Spanyol, Ukraina, dan Selandia Baru. Sama seperti di daerah lainnya, Minggu adalah hari libur di Israel dan pemanggilan utusan asing pada Hari Natal dinilai adalah hal yang sangat tidak lazim.
Netanyahu disebut mengungkapkan kemarahannya dalam rapat kabinet.
"Kami tidak ragu bahwa pemerintahan Obama yang memulai, mendukung, mengkoordinasikan dan menuntut (resolusi) itu untuk dilanjutkan," kata Netanyahu dalam pertemuan kabinet seperti dilansir Reuters, Senin (26/12/2016).
Seorang pejabat lainnya mengatakan, PM Netanyahu telah memerintahkan para menterinya agar selama tiga pekan mendatang menahan diri dari bepergian atau melakukan pertemuan dengan pihak-pihak yang mendukung resolusi tersebut.
"Selama beberapa dekade, pemerintah AS dan Israel tidak setuju tentang permukiman. Namun kami sepakat bahwa Dewan Keamanan bukanlah tempat untuk mengatasi persoalan ini," kata Netanyahu.
"Kita tahu bahwa hal tersebut bisa membuat negosiasi lebih sulit dan mendorong jauh upaya perdamaian. Sebagaimana saya sampaikan kepada John Kerry (Menlu AS) pada Kamis lalu, 'Teman tidak akan membawa temannya ke DK'," ujar orang nomor satu di Israel tersebut.
Sejumlah pihak melihat aktivitas pemukiman itu ilegal dan hambatan bagi perdamaian. Israel sendiri tak sependapat. Mereka mengaitkan Tepi Barat dan Yerusalem dengan keyakinan agama dan sejarah serta kepentingan keamanan.
Tak hanya itu, kemarahan Netanyahu pun terungkap melalui perintahnya untuk menghentikan pendanaan kepada lima lembaga PBB.
PM Israel itu mengatakan bahwa pemerintahnya saat ini menahan hampir US$ 8 juta dana bagi lembaga-lembaga PBB yang tidak disebutkan namanya. Ia menegaskan, masih ada langkah yang akan diambilnya. Namun ia tak menjelaskan lebih jauh.
Netanyahu menyebut sikap abstain AS dan resolusi itu sendiri sebagai langkah memalukan. Ia mengatakan pemerintahannya tidak akan memedulikan isi resolusi itu.
Sebelumnya, ia juga telah memanggil pulang duta besar Israel di Selandia Baru dan Senegal, dua dari empat negara sponsor resolusi. Dan menghentikan program bantuan Israel ke Negara Afrika Barat tersebut.
Terkait dengan sikap abstainnya AS, seorang pejabat Israel berpendapat pemerintahan Barack Obama telah bersekongkol dengan Palestina untuk mendorong resolusi ini. Namun Gedung Putih membantah dugaan tersebut.