PM Israel Kritik Obama atas Keputusan soal Permukiman Tepi Barat

PM Netanyahu menyebut pemerintahan Obama melakukan penyerangan anti-Israel yang memalukan di PBB.

oleh Citra Dewi diperbarui 25 Des 2016, 14:24 WIB
Diterbitkan 25 Des 2016, 14:24 WIB
PM Israel Benjamin Netanyahu
PM Israel Benjamin Netanyahu (CNN)

Liputan6.com, Yerusalem - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam Presiden Barack Obama dan menuduhnya telah melakukan "serangan memalukan" di PBB terkait voting soal permukiman Israel Tepi Barat. Ia juga mengatakan akan melakukan kerja sama dengan rekannya, yakni presiden terpilih Donald Trump.

Pernyataan tersebut dikemukakan Netanyahu pada Sabtu 24 Desember setelah PBB mengizinkan Dewan Keamanan mengatakan permukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem timur sebagai "pelanggaran hebat" atas hukum internasional.

Resolusi yang disambut warga Palestina itu dianggap dapat menghambat posisi negosiasi Israel dalam pembicaraan damai pada masa depan. Trump pun mengutuk voting PBB tersebut melalui akun Twitternya.

"Kekalahan besar yang dialami Israel kemarin dalam PBB akan mempersulit pembicaraan damai. Namun, kita akan menyelesaikannya!" tulis Trump.

Netanyahu mengatakan abstainnya AS dalam voting tersebut kontras dengan komitmen AS untuk tidak memaksakan kondisi dalam kesepakatan akhir Israel di Dewan Keamanan.

"Pemerintahan Obama melakukan penyerangan anti-Israel yang memalukan di PBB," ujar Netanyahu.

Dikutip dari Belfast Telegraph, Minggu (25/12/2016), AS dan banyak masyarakat internasional menganggap pemukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem timur sebagai hambatan bagi perdamaian. Namun Netanyahu menolak klaim tersebut, dan menyalahkan kegagalan upaya perdamaian kepada penolakan Palestina untuk mengakui identitas Yahudi Israel.

Keputusan abstainnya Amerika Serikat dalam voting tersebut dinilai sebagai salah satu teguran besar dari Negeri Paman Sam terhadap sekutu lamanya dan menandai bab terakhir dalam hubungan dingin antara Netanyahu dan Obama selama delapan tahun terakhir.

Netanyahu menyebut keputusan tersebut sebagai hal "menyimpang". Namun Israel akan tetap mengatasinya. Ia juga mengatakan bahwa dirinya telah berbicara dengan para pemimpin AS yang bersumpah untuk melawan pemindahan, termasuk "teman" Israel dari pemerintahan yang akan dipimpin presiden terpilih.

"Keputusan yang diambil dari PBB kemarin adalah bagian swan song dari biasnya dunia lama terhadap Israel," ujar Netanyahu.

"Kami sedang memasuki era baru dan seperti yang presiden terpilih Trump katakan kemarin, ini akan menjadi lebih cepat dari apa yang dipikirkan orang-orang. Dalam era baru ini ada harga tinggi bagi orang-orang yang mencoba untuk menyakiti Israel," ujar dia.

Simak juga video berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya