Pasukan Perdamaian RI Diduga Selundupkan Senjata ke Sudan

Pasukan perdamaian asal Indonesia diduga melakukan penyelundupan ke daerah konflik di Darfur, Sudan.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 23 Jan 2017, 13:40 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2017, 13:40 WIB
Ilustrasi Senjata
Foto: Pakistan Today

Liputan6.com, Khartoum - Aparat keamanan Indonesia yang ditugaskan Misi Perdamaian di Darfur (UNAMID) ditangkap di Bandara Al Fashir, Sudan. Pria tersebut diduga menyelundupkan senjata dan amunisi.

Pelaku diduga menyelundupkan 29 senapan Kalashnikov (AK), 4 senapan, 6 senapan GM3, dan 61 pistol berbagai jenis.

Dilansir dari Sudan Media Center, kasus ini sudah ditangani oleh UNAMID. Mereka tengah melancarkan investigasi mendalam terkait penyelundupan tersebut.

Sebelumnya, pada 19 Januari 2017 lalu, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian melepas 140 personel yang tergabung dalam Kontingen Garuda Bhayangkara II ke [Sudan]( 2831567 "").

Pasukan ini merupakan regu pengganti para anggota Polri dan TNI yang sudah lebih dulu ikut serta dalam misi UNAMID.

Sampai saat ini, belum dapat dipastikan rincian mengenai siapa pelaku penyelundupan senjata tersebut.

Pengiriman kontingen penjaga misi perdamaian dari Indonesia ke Sudan sudah dilakukan sejak 2008.

Hal ini dikarenakan Indonesia menjadi salah satu negara yang dipercaya oleh PBB untuk memelihara perdamaian dunia khususnya di negara Afrika.

"PBB sangat mempercayakan tugas memelihara perdamaian, kepada Indonesia. Bahkan beberapa kali Polri mendapatkan award dari PBB sebagai salah satu kontingen yang terbaik," sebut Tito.

UNAMID merupakan misi perdamaian yang ditujukan memberikan perlindungan warga sipil di Darfur.

Didirikan pada 2007, UNAMID bertujuan untuk mendukung proses perdamaian di Darfur serta keamanan dan penegakan hukum, selain melindungi warga sipil yang tinggal di wilayah tersebut. Pertempuran di Darfur antara pemberontak dan pemerintah Sudan telah berlangsung sejak 2003.

Saat dikonfirmasi, Secretary National Bureau (NCB) Interpol Brigjen Naufal Yahya mengatakan, pihaknya masih akan mengecek informasi tersebut.

"Masih kita cek itu, karena kan belum pasti," kata dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya