Komisioner Tinggi PBB Untuk HAM Volker Turk Desak Gencatan Senjata di Sudan

Volker Turk mengatakan penderitaan rakyat Sudan dan dunia harus melakukan sesuatu untuk meringankan penderitaan warga negara tersebut.

oleh Tim Global Diperbarui 01 Mar 2025, 14:03 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2025, 14:03 WIB
Suasana perang antara kelompok militer dan paramiliter di Sudan. (Dok: AP News)
Suasana perang antara kelompok militer dan paramiliter di Sudan. (Dok: AP News)... Selengkapnya

Liputan6.com, Khartoum - Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk pada hari Kamis (27/2/2025) menyerukan kepada negara-negara anggota PBB untuk segera mengambil tindakan untuk merundingkan gencatan senjata dan meringankan penderitaan rakyat Sudan.

Berbicara di sidang Dewan HAM PBB di Jenewa, saat menyampaikan laporan tahunan tentang situasi di Sudan, Turk mengatakan "saya tidak melebih-lebihkan keseriusan situasi di Sudan, penderitaan rakyat Sudan, dan urgensi yang harus kita lakukan untuk meringankan penderitaan mereka."

Kepala Hak Asasi Manusia PBB itu mengatakan, "sejak konflik bersenjata berkecamuk pada bulan April 2023, krisis hak asasi manusia yang menghancurkan telah menimbulkan bencana kemanusiaan terbesar di dunia," dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (1/3).

"Lebih dari enam ratus ribu orang berada di ambang kelaparan. Kelaparan dilaporkan terjadi di lima wilayah, termasuk kamp pengungsian Zamzam di Darfur Utara, di mana Program Pangan Dunia (WFP) terpaksa menghentikan operasi penyelamatan nyawa karena pertempuran sengit. Lima wilayah lagi bisa menghadapi kelaparan dalam tiga bulan ke depan, dan 17 wilayah lainnya berisiko," katanya.

Turk dengan lirih mengatakan, "Ini adalah krisis pengungsian terbesar di dunia."

Laporan yang disampaikannya itu merinci cakupan pelanggaran dan sekaligus bentuk pelanggaran yang mengerikan di Sudan hingga akhir tahun lalu, dan menggarisbawahi perlunya akuntabilitas.

 

Sejumlah Tindakan Telah Diambil

Konflik Sudan
Angkatan Darat Sudan mengumumkan sedang melakukan diskusi terhadap kemungkinan memperpanjang gencatan senjata menyusul seruan dari Arab Saudi dan Amerika Serikat pada Minggu, 28 Mei 2023 agar kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) diperpanjang. (AFP)... Selengkapnya

Turk mengatakan pihak-pihak yang berkonflik telah melakukan tindakan, yang sebagian di antaranya mungkin merupakan kejahatan perang dan kekejaman lainnya.

"Sudan sedang menuju ke jurang yang dalam. Badan-badan kemanusiaan memperingatkan tanpa tindakan untuk mengakhiri perang, memberikan bantuan darurat, dan mengembalikan pertanian, ratusan ribu orang bisa tewas," ujarnya seraya menambahkan bahwa "situasi mengerikan ini adalah akibat dari pelanggaran berat dan mencolok terhadap hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional, serta budaya impunitas."

"Seiring dengan meluasnya pertikaian di seluruh negeri, tingkat kekerasan seksual yang mengerikan pun terjadi. Lebih dari separuh insiden pemerkosaan yang dilaporkan berbentuk pemerkosaan berkelompok – sebuah indikasi bahwa kekerasan seksual digunakan sebagai senjata perang," ujarnya.

"Sudan adalah negara yang penuh dengan mesiu, berada di ambang ledakan kekacauan lebih lanjut, dan berada pada peningkatan risiko kejahatan kekejaman dan kematian massal akibat kelaparan. Kita memerlukan tindakan segera sekarang, untuk menemukan jalan menuju perdamaian," tambahnya menutup laporan tersebut.

Infografis Penyebab Perang Bersaudara Berkecamuk di Sudan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penyebab Perang Bersaudara Berkecamuk di Sudan. (Liputan6.com/Trieyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya