Liputan6.com, Canberra - Beberapa hari lalu, publik di Australia dihebohkan dengan keberadaan perempuan berhijab dalam sebuah papan reklame yang mempromosikan perayaan Australian Day.
Papan iklan yang terpampang di Cranbourne, Melbourne, itu telah diturunkan menyusul adanya ancaman terhadap perusahan jasa pemasangan iklan tersebut.
Kini, persoalan serupa kembali terjadi. Kali ini, terjadi di ibu kota Australia, Canberra.Â
Advertisement
Sejumlah pihak memprotes keberadaan papan iklan yang sama yang dipajang di Canberra Theatre. Bahkan ancaman pun kembali datang.
Menyangkut hal ini, Menteri Utama Australian Capital Territory (ACT), Andrew Barr, meminta agar pihak-pihak yang menolak untuk tak membesar-besarkan isu ini.
Menurutnya, reaksi atas papan iklan tersebut tergolong "fanatik" dan pemerintah serta komunitas tidak seharusnya merasa terintimidasi.
"Bagi mereka yang khawatir dengan jilbab, saya punya pesan yang sangat sederhana: sibukkan diri Anda, lupakan soal itu," kata Barr seperti dikutip dari The Guardian, Rabu, (25/1/2017).
Ia juga menegaskan siapa saja yang melontarkan ancaman harus ditangkap.
"Selalu akan ada komentar rasis dalam setiap komunitas, tapi saya tidak akan memberikan mereka ruang di ACT. Anda tidak dapat mengancam meledakkan bangunan di negara ini tanpa menghadapi tuduhan kriminal. Pemerintah ACT akan selalu mendukung keberadaan Australia yang multikultural dan kami akan selalu mendukung keberadaan berbagai macam orang dari latar belakang berbeda di sini," tegasnya.
Sebuah kampanye pengumpulan dana diluncurkan untuk membela keberadaan papan iklan di Canberra Theatre itu. Sejauh ini, dana yang terkumpul mencapai US$ 168.000 dan kelak akan digunakan untuk mencetak gambar iklan tersebut dan menyebarkannya ke seluruh negara.
Di laman media sosial mereka, pihak Canberra Theatre telah mengunggah betapa mereka bangga dengan gambar pada papan iklan itu. Namun kelompok sayap kanan, Respect Australia, mendesak sejumlah anggotanya menelepon Canberra Theatre untuk mengajukan komplain. Beberapa dari mereka juga menuliskan komentar pada laman teater tersebut.
"Respect Australia menuliskan ratusan komentar, termasuk yang keras dan rasis, dan pernyataan asli pihak teater telah menghilang," demikian laporan ABC News.
Dalam laporannya, ABC News juga memuat bahwa pihak yang menentang keberadaan papan iklan tersebut tak hanya menuliskan komentar keras, melainkan juga ancaman untuk mengebom dan membakar gedung teater tersebut. Namun pihak kepolisian ACT hingga saat ini belum menerima laporan terkait ancaman tersebut.
Pihak teater sendiri menuai pujian karena tetap mempertahankan keberadaan papan iklan tersebut di tengah penolakan sebagian pihak.
Australia Day adalah salah satu hari nasional di Negeri Kanguru yang diperingati setiap 26 Januari.
Dalam sejarah, hari itu merupakan perayaan tibanya kapal Inggris, First Fleet di Port Jackson, New South Wales pada 1778. Pada hari yang sama juga dilakukan pengibaran bendera Great Britain di Sydney oleh Gubernur Arthur Philip.
Tanggal 26 Januari merupakan tanggal merah dan biasanya pemerintah setempat menyalakan kembang api sebagai hiburan.