Liputan6.com, Denpasar - Ken Trembath asal Melbourne berencana berlibur 10 hari ke Bali bersama istri dan tiga anak perempuannya. Akan tetapi, liburan keluarga yang telah ia persiapkan itu buyar.
Pada Rabu, 11 Januari 2016, ia mendapatkan telepon dari pihak agen perjalanan, yang menginformasikan bahwa penerbangan mereka dibatalkan dia ia diminta untuk menelepon layanan pelanggan Tiger Air.
Baca Juga
Namun, kala ia menghubungi layanan itu, mereka tak tahu apa yang terjadi dan berjanji akan memberi jawabannya segera.
Advertisement
Tak lama kemudian, pihak maskapai meneleponnya kembali dan meminta ia beserta keluarganya untuk segera berangkat ke Bandara Tullamarine.
Di bandara, ia mendapati antrean mengular. Butuh berjam-jam sebelum akhirnya pihak maskapai menyetujui pengembalian uang tiketnya.
"Padahal ini adalah perjalanan terakhir kami sebagai satu keluarga utuh, karena setelah ini anak-anakku akan pindah ke negara bagian lain," kata Trembath seperti dikutip dari News.com.au, Kamis (12/1/2017).
Juru bicara Tigerair mengatakan, penyebab pembatalan itu karena adanya pelarangan dari pihak pemerintah Indonesia. Adapun pembatalan berlaku untuk penerbangan pada Kamis dan Jumat pagi (12 dan 13 Januari 2017).
"Lima penerbangan dari dan ke Bali pada 13 Januari 2017 lainnya akan ditinjau," kata pernyataan maskapai itu.
Maskapai murah itu juga menenangkan penumpang dengan mengatakan Virgin Australia berencana untuk mengoperasikan dua penerbangan dari Bali pada Kamis untuk membawa penumpang yang telantar dari Negeri Dewata secepat mungkin.
"Adapun pelanggan yang masih di Australia dan terkena efek pembatalan, akan menerima uangnya kembali," ujar juru bicara itu.
Saat dikonfirmasi Liputan6.com, Kepala Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agus Soebagio membenarkan hal tersebut.
Dia mengatakan, ini terjadi karena maskapai tersebut belum memenuhi ketentuan dari pemerintah Indonesia terkait perizinan penerbangan.
"Benar (ada pembatalan penerbangan). Itu karena penerbangan Tiger Air ke Bali seharusnya merupakan carter flight dan bukan reguler. Pembatalan salah satunya pada rute Melbourne-Denpasar dan lainnya," jelas dia.
Penumpang Telantar
Maskapai Tigerair mengestimasi akan ada 700 penumpang terdampak oleh pembatalan itu.
Salah satunya adalah perempuan asal Perth Sophie Kealley. Ia bersama pacarnya seharusnya kembali dari Bali ke Perth pada Rabu, 11 Januari.
"Tak ada pemberitahuan pembatalan hingga kami tiba di bandara. Kami justru tahu informasi ini lewat akun Facebook seseorang," kata Kealley kepada ABC.net.au.
Sesampainya di bandara, mereka diberi surat pembatalan dan penginapan satu malam. Namun, ia memutuskan kembali ke bandara untuk mencari tahu kapan penerbangan baru bisa mengangkutnya kembali pulang.
"Ini kacau sekali, ada banyak orang menolak untuk pergi ke hotel hingga mereka mendapat kepastian pulang," katanya.
"Bahkan ada yang tak dapat hotel, membuat mereka harus duduk di lantai. Hotel dekat bandara hanya 45 kamar, sementara ada sekitar 170 penumpang bisa jadi lebih," ujar Kealley.
Untuk mengurangi masalah di Bali, pihak Tigerair mendapat bantuan dari maskapai Jetstar. Mereka menawarkan harga diskon bagi penumpang yang terkena dampak.