Liputan6.com, New York - Tidak banyak kisah tentang para pahlawan Yunani Kuno yang meninggal secara tenang dan tenteram. Apalagi, pada masa itu, hukuman mati dengan diseret kereta kuda merupakan hal yang lazim.
Sejumlah kisah yang diteruskan hingga ke masa kini mengungkapkan cara-cara aneh memilih kematian pada masa itu, bahkan oleh orang-orang tersohor dan pandai pada masanya.
Advertisement
Baca Juga
Pernah membayangkan seorang filsuf—yang dipandang sebagai orang bijak—meninggal ketika berlumuran tinja? Itulah salah satu mati cara konyol yang disarikan dar listserve.com pada Jumat (10/2/2017) seperti berikut ini:
1. Chrysippus, Mati Tertawa
Chrysippus adalah salah satu filsuf terkemuka mazab Stoika. Bangsa Yunani Kuno menanggapnya "manusia yang terlalu sombong" dan ia pun memiliki selera humor yang pedas. Selama hidupnya ia telah menulis 705 buku dan kebanyakan sudah hilang.
Chrysippus menemui ajalnya secara konyol. Suatu hari ia melihat seekor keledai sedang mengunyah buah pohon ara yang kenyal dan merasa lucu melihat hewan itu. Ia kemudian membuat mabuk keledai tadi dan tertawa terpingkal-pingkal hingga meninggal dunia.
Advertisement
2. Draco, Mati Ditimbun Hadiah
Draco adalah seorang yang membuat peraturan-peraturan keji. Menurutnya, mencuri kubis pun harus dihukum mati. Dari namanya berasal istilah "draconian" yang mengacu kepada peraturan yang bersifat semena-mena.
Tapi ia ternyata sangat dicintai sehingga meninggal akibat kepopulerannya. Menurut legenda, ia sedang berada di teater Aegina bersama para pendukung dan kemudian minta membuktikan betapa para pendukungnya mencintainya.
Para pendukungnya mulai melempari topi, pakaian, dan jubah. Karena begitu banyak benda yang dilemparkan kepadanya, ia meninggal kehabisan nafas di bawah benda-benda dari para pendukungnya.
3. Heraclitus, Mati Berlumuran Tinja
Filsuf Heraclitus juga mati secara konyol, yaitu ketika dirinya berlumuran tinja dan diserang anjing-anjing ganas.
Ia menderita busung dan yang oleh para tabib disebut-sebut tidak bisa disembuhkan. Tapi ia merasa bisa mengakali para tabib dengan cara mengosongkan usus dan mengurangi kelembaban.
Ternyata ia melakukan hal itu dengan cara melumuri sekujur tubuhnya dengan tinja kerbau lalu berjemur di bawah matahari dan tertidur. Ketika ia terbangun, tinja itu sudah sangat mengeras sehingga ia tidak bisa bergerak. Lalu datanglah anjing-anjing liar dan menyantap filsuf itu.
Advertisement
4. Pyrrhus, Mati Akibat Ulah Wanita Renta
Jenderal legendaris Pyrrhus tidak berada di pinggiran ketika para prajuritnya bertempur dan maju ke garis depan, bahkan sampai mempertaruhkan nyawa demi pasukannya.
Ternyata, kematiannya justru terjadi di jalan kota. Bersama pasukannya, ia berbaris di Argos. Seorang wanita tua mengamati dari atap rumah ketika rombongan itu melintas.
Putra wanita itu melempar tombak ke pelindung dada sang jendera sehingga pelaku itu malah ketahuan. Pyrrhus bergerak untuk membunuh pelaku, tapi ibu yang berada di atap rumah tidak sudi melihat anaknya disakiti.
Ia menjatuhkan sebuah lempeng lantai yang jatuh tepat mengenai kepala Pyrrhus. Benda itu meremukkan tulang belakangnya hingga ia terjatuh dari kuda.
Ia masih hidup, tapi kemudian seorang prajurit menyeretnya ke suatu tangga untuk memenggal kepalanya. Tapi Pyrrhus memelototi prajurit itu hingga gentar. Dengan demikiah, kibasan pedang hanya mengenai rahangnya dan upaya pembunuhan harus dilakukan berkali-kali hingga tuntas.
5. Philitas, Mati Karena Sibuk Memberi Nasihat
Dalam masa Yunani Kuno, Philitas menghabiskan waktunya dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan orang. Setiap kali ada orang yang menggunakan kata yang salah atau membuat kesalahan logika, ia menulis berlembar-lembar kertas yang menjelaskan apa yang salah.
Suatu hari, ia terlalu sibuk menulis berlembar-lembar kertas sehingga, menurut legenda, ia lupa makan hingga kelaparan dan akhirnya meninggal. Hanya karena suatu kata yang salah oleh orang lain.
Advertisement
6. Arrichion, Mati di Gelanggang
Arrichion adalah seorang pelaku pankratia, yaitu suatu kompetisi tarung bebas cara Yunani. Dulunya, kompetisi itu merupakan acara penting dalam Olimpiade. Olahraga itu jarang dikenal, karena biasanya ada saja orang yang meninggal ketika melakukannya.
Arrichion sedang melakukan tanding dalam suatu kompetisi demi meraih mahkota Olimpiade. Lawan tandingnya mencekik dan menendang selangkangan Arrichion.
Arrichion sedang akan menyerah, tapi pelatih melarangnya. Pelatih itu malah mengatakan, "Hebat sekali pidato perpisahaan saat pemakaman kalau orang bisa mengatakan bahwa ia tidak menyerah di Olimpia."
Ia berhasil mengunci lawan menggunakan satu kaki sehingga pergelangan kaki itu lepas dari tempatnya. Lawannya sangat kesakitan dan menyerah.
Saat itu Arrichion sudah meninggal. Ia menjadi orang mati pertama dalam sejarah yang meraih mahkota Olimpiade.
7. Aeschylus, Mati Tertimpa Kura-kura
Aeschylus adalah pencerita hebat tentang tragedi-tragedi. Hidupnya dipenuhi dengan ancaman tentang kematiannya yang tragis. Ada ramalan yang mengatakan ia akan mati oleh hembusan dari langit sehingga ia menanti-nanti para dewa menjatuhkan sesuatu ke atas kepalanya.
Begitulah, ketika ia berada di Sisilia, seekor elang terbang melintas di atas pria itu sambil membawa kura-kura di cakarnya. Elang tersebut merupakan sejenis elang yang menjatuhkan mangsa untuk menghancurkan cangkangnya.
Ia menjatuhkan kura-kura itu di atas kepala Aeschylus yang sangat licin. Bukan cangkang kura-kura yang pecah, tapi justru kepala pria pencerita tragedi itu.
Advertisement
8. Empedocles, Mati Karena Sombong
Empedocles, seorang filsuf Yunani Kuno kehilangan nyawa karena kesombongannya. Menurut pendapat sopan dari Diogenes tentang filsuf tersebut, "Dalam beberapa hal, orang bisa merasakan bahwa dia congkak."
Empedocles kehilangan nyawa setelah menyembuhkan penyakit seorang wanita yang tidak bisa disembuhkan oleh para tabib lain. Baginya, hal tersebut menjadi bukti bahwa ia adalah seorang dewa.
Dengan alasan itu, ia mengundang 80 orang berkumpul untuk menyaksikan aksinya. Ia memanjang ke puncak gunung api, mengumumkan bahwa ia hidup abadi dan kemudian melompat ke dalam gunung berapi. Ia tidak ke luar lagi, tapi kisahnya hidup hingga sekarang.