Ini Alasan Michelle Obama Tak Mau Rebut Jabatan Donald Trump

Setelah Hillary Clinton kalah di tangan Donald Trump, harapan diletakkan di pundak Michelle Obama. Untuk jadi Presiden Amerika Serikat.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 29 Apr 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2017, 15:00 WIB
Michelle Obama
Michelle Obama saat sampaikan pidato terakhirnya sebagai Ibu Negara AS (AP)

Liputan6.com, Orlando - Harapan rakyat Amerika Serikat untuk memiliki presiden perempuan pupus saat Hillary Clinton harus takluk di tangah Donald Trump dalam Pilpres 2016. Harapan pun diletakkan di pundak sesosok wanita yang tak kalah hebat: Michelle Obama.

Namun, dalam paparan publik pertamanya sejak meninggalkan Gedung Putih, mantan Ibu Negara itu mengaku tak tertarik menjadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam.

Padahal, saat meninggalkan Gedung Putih, tingkat persetujuan (approval rating) Nyonya Obama mencapai 68 persen -- 10 persen lebih tinggi dari suaminya.

"Dunia politik itu berat," kata Michelle Obama dalam ajang tanya jawab di sebuah konvensi arsitektur di Orlando, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (29/4/2017).

"Semuanya baik-baik saja sampai Anda mencalonkan diri, dan kemudian pisau-pisau akan muncul (dan siap menghujam)."

Perempuan bernama lengkap Michelle LaVaughn Robinson Obama itu menambahkan, pencalonan akan mengorbankan keluarganya.

"Aku tak akan meminta anak-anakku untuk mengalaminya lagi, sebab, saat Anda mencalonkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi, itu bukan hanya tentang diri Anda sendiri, tapi juga seluruh keluarga."

Michelle Obama nyatakan dukungannya kepada Hillary Clinton dalam Konvensi Partai Demokrat di Philadelphia (Paul Sancya)

Meski demikian, bukan berarti alumnus Harvard Law School itu tak akan melakukan apa-apa. "Memberi pelayanan pada publik akan selalu ada dalam darah kami," kata dia.

Selama mendampingi sang suami --orang Amerika keturunan Afrika pertama yang jadi Presiden AS -- Michelle Obama tak pernah menunjukkan ambisi politiknya.

Namun, kemunculannya dalam sejumlah kampanye, dengan pidatonya yang menggugah serta kepercayaan diri dan karisma yang memancar dari dirinya, membuat Michelle Obama dianggap senjata paling efektif dari kubu Demokrat.

Tak Sebut Nama Donald Trump

Dalam sesi tanya jawab yang berlangsung selama 45 menit pada Jumat 28 April 2017, Michelle Obama sama sekali tak menyebut nama Donald Trump -- yang 100 hari pemerintahannya akan jatuh pada Sabtu 29 April 2017 waktu setempat.

Ia hanya menyebut miliarder nyentrik itu sebagai 'presiden baru'.

Saat ditanya soal keluarganya pasca-keluar dari Gedung Putih, ibu dua anak itu menjawab, "Sejauh ini baik-baik saja."

Michelle Obama dan suaminya sempat berlibur naik yacht di perairan dekat Tahiti.

Barack dan Michelle Obama berlayar di Tahiti di atas yacht mewah. (AFP)

Ia juga menceritakan bagaimana anjing-anjingnya kebingungan mendengar suara bel pintu -- yang tak pernah mereka dengar saat di Gedung Putih.

Perempuan 53 tahun itu juga mengisahkan bagaimana dua putrinya kini bisa membuka jendela kamar mereka lebar-lebar.

Michelle Obama pun bercerita tentang betapa sulitnya ia menahan tangis saat meninggalkan gedung Putih -- kediamannya selama delapan tahun.

"Aku tak ingin ada air mata, sebab orang-orang akan mengira, aku menangis karena presiden baru (Donald Trump)," tambah dia.

Ekspresi wajah Michelle Obama saat pelantikan Donald Trump mengundang tanya (Twitter)

Sebelum Michelle Obama muncul di depan publik, sang suami Barack Obama sebelumnya hadir sebagai mantan presiden di sebuah universitas di Chicago.

Hingga pekan ini, pasangan Obama terkesan menahan diri untuk melontarkan pernyataan. Namun, keduanya masing-masing sedang menulis buku memoar, yang nilainya mencapai US$ 40 juta.

Barack Obama sebelumnya mendapat kritik dari rekan-rekan sesama Demokrat mengenai bayaran sebesar US$ 400 ribu yang diterimanya saat berbicara untuk sebuah perusahaan investasi Wall Street.

Senator progresif Elizabeth Warren, yang digadang-gadang sebagai calon presiden 2020, mengatakan bahwa dia "terganggu" dengan keputusan Obama. Penentangan juga muncul dari Senator Bernie Sanders.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya