Liputan6.com, Jakarta Miliarder teknologi asal Jepang sekaligus bos Softbank, Masayoshi Son berencana melakukan investasi Kecerdasan Buatan (AI) senilai USD 100 miliar atau Rp 1,6 kuadriliun, yang dijanjikan untuk membuka 100.000 pekerjaan di Amerika Serikat.
Investasi itu diumumkan Son dalam sebuah konferensi pers bersama Presiden Terpilih AS Donald Trump.
Advertisement
"Dia seorang negosiator yang hebat," ujar Son yang tampak sumringah berdiri di samping Trump, dikutip dari BBC, Selasa (17/12/2024).
Advertisement
Namun, Son enggan memberi rincian tentang bagaimana ia akan mendanai investasi tersebut.
Trump juga tidak menuntut perincian, dan menyatakan janji tersebut terutama sebagai tanda pembaruan yang lebih luas dalam optimisme bisnis, yang telah dilaporkan dalam survei dalam beberapa minggu terakhir.
"Investasi bersejarah ini merupakan demonstrasi monumental kepercayaan terhadap masa depan Amerika," ucap Trump.
Di sisi lain, masih banyak pertanyaan tentang investasi yang digelontarkan Son, terutama mengingat kurangnya rincian yang diberikannya dan catatan investasi serupa selama masa jabatan pertama Trump.
Sebelumnya, Son telah membahas peluang investasi Kecerdasan Buatan, dan Bloomberg melaporkan pada bulan Februari bahwa ia merencanakan usaha patungan chip senilai USD 100 miliar
Namun, Softbank Group miliknya hanya memiliki sekitar sepertiga dari jumlah tersebut, atau USD 30 miliar (Rp 482,1 triliun), dalam bentuk tunai awal tahun ini dan reputasi globalnya telah terpukul keras setelah taruhan sebelumnya, seperti investasi besar dalam perusahaan ruang kerja bersama WeWork, gagal total.
Â
Investasi Datang di Tengah Kekhawatiran Tarif Baru
Secara khusus, Trump telah mengatakan bahwa ia akan memangkas pajak bagi perusahaan yang membuat produk di AS dan mempercepat persetujuan bagi perusahaan yang berinvestasi USD 1 miliar atau lebih.
Investor mengharapkannya untuk memberikan lampu hijau bagi pengambilalihan dan menarik kembali penegakan hukum antimonopoli.
Namun, ada kekhawatiran tentang janji kampanye Trump untuk menindak tegas imigrasi, yang dapat memengaruhi tenaga kerja, dan menaikkan tarif impor dari China, Meksiko, dan Kanada.
Selain itu, ia telah membahas pencabutan insentif manufaktur dan energi yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden, yang disukai oleh beberapa investor.
Advertisement