Islandia Mengebor 4,8 Km Menuju Gunung Berapi, untuk Apa?

Perusahaan Islandia HS Orka mengebor hingga kedalaman 4,8 km di dekat tempat wisata air panas Blue Lagoon, apa tujuannya?

oleh Citra Dewi diperbarui 08 Mei 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2017, 15:00 WIB
Nesjavellir Geothermal Power Station di Islandia
Salah satu pembangkit listrik tenaga panas bumi di Islandia, Nesjavellir Geothermal Power Station. (Wikipedia/Public Domain)

Liputan6.com, Reykjavik - Islandia memanfaatkan panas dari gunung berapi untuk memproduksi energi bersih atau clean energy sebagai bagian dari proyek teknologi panas bumi (geotermal) yang baru dirintis.

Perusahaan yang menjalankan proyek tersebut, HS Orka, mengebor hingga kedalaman 4,8 kilometer ke dalam Bumi di dekat tempat wisata air panas Blue Lagoon di Reykjanes.

Jika berhasil, proyek percobaan itu dapat memproduksi energi 10 kali lebih besar dibanding energi yang dihasilkan dari gas atau minyak.

Dikutip dari Independent, Senin (8/5/2017), Islandia merupakan negara pelopor energi geotermal. Sebanyak 85 persen pasokan energi di negara tersebut berasal dari sumber terbarukan.

Tak hanya itu, Islandia juga menjadi satu-satunya negara di dunia yang 100 persen listriknya terbarukan.

Namun, teknik pengeboran "supercritical" yang baru dilakukan itu dinilai jauh lebih efisien dibandingkan sumur panas bumi.

"Untuk memasok listrik dan air panas ke sebuah kota seperti Reykjavik dengan penduduk 212.000 jiwa, kami membutuhkan 30 -35 sumur bersuhu tinggi, namun dengan sumur supercritical kami hanya membutuhkan tiga atau lima," ujar seorang insinyur proyek tersebut, Albert Albertsson, kepada Phys.org.

Meski energi panas bumi secara umum dianggap sebagai sumber berkelanjutan, geotermal tak seluruhnya terbarukan.

Panas bumi menghasilkan karbon dioksida dan polusi sulfur yang terlibat dalam proses ekstraksi. Meski demikian, jumlah jauh lebih rendah dibandingkan dengan polusi yang dihasilkan dari bahan bakar fosil.

Islandia juga berharap dapat memperluas kapasitas panas bumi ke pembangkit listrik di dasar laut.

Jika proyek itu berhasil, negara tersebut memiliki kemungkinan dapat menjual energi terbarukan ke Inggris dan negara Eropa lain melalui pipa bawah laut.

Saksikan juga video berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya