Liputan6.com, Tripoli - Peta kekuatan kelompok ekstremis dan teroris di Libya berubah enam tahun setelah Moammar Khadafi dilengserkan paksa. Salah satunya penandanya adalah bubarnya kelompok Ansar al-Sharia.
Grup teror tersebut resmi mengumumkan pembubaran diri sejak Sabtu, 27 Mei 2017.
Kelompok yang terkait dengan al-Qaeda itu, menyebut ada beberapa alasan membubarkan diri. Namun, paling utama adalah kekalahan besar yang menyebabkan mereka kehilangan pemimpin dan kekurangan pasukan.
Advertisement
Ansar al-Sharia dikenal sebagai pemberontak di Timur Libya. Mereka selalu melibatkan diri dalam pertempuran besar melawan militer pemerintah.
Baca Juga
Dilansir dari Asharq Al-Awsat, AS menaruh dendam besar dengan kelompok ini. Sebab, mereka merupakan otak penyerangan Benghazi pada 2012 lalu.
Penyerangan, salah satu korban jiwanya adalah Duta Besar AS untuk Libya, Christopher Stevens.
Walau membubarkan diri, dari pernyataan yang mereka umumkan, seluruh pengikutnya diperintahkan untuk membentuk front persatuan untuk melanjutkan pemberontakan mereka.
Kelompok ini tadinya dipimpin Mohammed Azahawi. Namun, pria tersebut tewas dalam pertempuran dengan militer Libya pada 2014 lalu.
Sebelum bubar mayoritas pengikut kelompok ini membelot ke ISIS. Sementara Ansar al-Sharia juga sempat menyatakan bergabung bersama koalisi pemberontak Dewan Revolusi Syura di Benghazi.
Saat masih aktif selain terlibat penyerangan di Benghazi, Ansar al-Sharia merupakan pihak yang mengambil beberapa peninggalan dan barak militer milik Khadafi.
Mereka mengalih fungsikan tempat-tempat tersebut jadi lokasi pelatihan milisi dan ekstremisnya.