Liputan6.com, London - Sejumlah orang mengenal Salman Abedi sebagai pemuda yang doyan pesta dan penggemar bola. Setelah tragedi bom Manchester Arena, ia punya predikat baru: pelaku teroris.
Pria yang lahir pada 1994 itu meledakkan dirinya sendiri pada Senin malam, 22 Mei 2016. Mur, paku, dan logam tajam terlontar ke segala arah. Akibat aksi kejinya itu, 22 orang meninggal dunia, salah satunya bahkan gadis cilik berusia 8 tahun.
Meski namanya relatif baru didengar, Salman Abedi ternyata sudah jadi target penyelidikan Biro Intelijen Federal Amerika Serikat (FBI).
Advertisement
Baca Juga
Agen FBI bahkan mengklaim, pihaknya telah memberi peringatan pada koleganya di MI5 Inggris, tiga bulan sebelum pria 22 tahun itu meledakkan diri.
Informasi yang diberikan ke pihak Inggris, kata agen yang namanya tak disebut, juga menyebut bahwa Salman Abedi adalah anggota North African Islamic State atau sel ISIS Afrika Utara yang bermarkas di barat laut Inggris. Kelompok tersebut ditengarai merencanakan penyerangan di Britania Raya.
"Pada awal 2017, FBI menginformasikan kepada MI5 bahwa Abedi adalah anggota sebuah kelompok teror Afrika Utara yang bermarkas di Manchester," kata seorang sumber keamanan kepada The Mail on Sunday, seperti dikutip dari Telegraph, Senin (29/5/2017).
Nama Abedi masuk ke daftar para terduga teror yang diawasi AS pada 2016 -- sejak FBI menyelidiki kelompok teroris yang beroperasi di Libya.
"Informasi tersebut berasal dari penyadapan komunikasinya oleh agen federal AS, yang telah menyelidiki Abedi sejak pertengahan 2016, juga dari informasi yang ditemukan di Libya, di mana keluarganya diduga terkait dengan kelompok teroris," kata sumber itu.
Dia menambahkan, setelah mendapatkan informasi dari AS, Abedi dan sejumlah anggota kelompoknya diperiksa oleh MI5.
Diperkirakan pada saat itu Abedi berencana untuk membunuh seorang tokoh politik. Namun, penyelidikan tersebut gagal memperoleh bukti.
Abedi juga dilaporkan ke pihak berwenang oleh anggota masyarakat setempat setidaknya lima kali dalam lima tahun -- sebelum serangan bunuh diri di Manchester Arena.
Pascateror di Manchester, MI5 telah menghadapi pertanyaan soal lolosnya Abedi -- yang membuat pria itu bisa melakukan aksinya di konser Ariana Grande. Aparat dinilai kecolongan.
Saat dikonfirmasi, Menteri Dalam Negeri Inggris, Amber Rudd mengatakan pihaknya akan menyelidiki laporan tersebut.
Polisi sejauh ini telah menangkap 14 orang karena dicurigai melakukan pelanggaran terkait teror bersamaan dengan bom Manchester, dua di antaranya telah dibebaskan.
Saksikan video menarik berikut ini: