Liputan6.com, London - Wali Kota muslim London Sadiq Khan merasakan kemarahan dan kesedihan warga atas bencana kebakaran di apartemen Grenfell Tower Kamis malam, termasuk seorang anak laki-laki di bahu seseorang yang berteriak: "Berapa banyak anak yang meninggal? Apa yang akan Anda lakukan?"
Ketajaman pertanyaan ini datang dari seseorang yang sangat muda --dengan banyak keluarga dikhawatirkan hilang dalam kebakaran itu. Dan wali kota muslim keturunan Pakistan itu menjawab pertanyaan sang bocah tersebut dengan mengatakan, "Saya tahu Anda marah dan kita akan mendapatkan jawabannya."
Namun, jawaban itu tidak menghentikan residen lain yang marah atas bencana itu sendiri dan masalah mengenai koordinasi upaya bantuan. Bagi mereka, bicara saja tidak cukup.
Advertisement
Dikutip dari CNN pada Minggu (18/6/2017), meskipun Khan menghadapi konfrontasi penuh kemarahan, setidaknya ia bertatap muka dengan para korban. Tidak seperti Perdana Menteri Inggris, Theresa May, yang dikritik karena berkunjung secara diam-diam ke lokasi pada Kamis lalu.
May hanya bertemu dengan pemadam kebakaran dan polisi. Namun, pada Jumat, 16 Juni 2017, kantor PM berjanji bahwa May akan bertemu dengan korban di rumah sakit terdekat.
Melihat respons sang Wali Kota dengan berbincang langsung menghadapi kemarahan warga, adalah melihat ketegaran seorang pemimpin yang kotanya didera berbagai macam cobaan dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam beberapa jam api menjilat apartemen 24 lantai itu, Khan sebenarnya harus menghadiri upacara pembukaan Borough Market. Salah satu lokasi serangan teroris yang terjadi 11 hari sebelum peristiwa kebakaran.
Acara itu dimaksudkan untuk memperlihatkan persatuan warga melawan teroris yang menewaskan 8 orang di pusat keramaian itu dekat Jembatan London.
Namun, acara itu dibuat muram karena beberapa kilometer dari lokasi, api tengah berkobar.
Terlepas dari tragedi yang sedang berlangsung, Khan bertekad untuk terus melanjutkan kunjungannya ke Borough Market, di mana dia harus menyampaikan sebuah pernyataan yang merinci betapa tragisnya insiden yang telah menimpa kota tersebut.
Jawabannya lebih bersifat pribadi daripada politik. Dia berbicara tentang bagaimana dia "benar-benar hancur melihat adegan mengerikan kebakaran besar di Grenfell Tower di Kensington."
Mengunjungi lokasi kebakaran setelah upacara Borough Market, ada nada kemarahan dalam pernyataan Khan, dengan mengatakan bahwa dia akan meminta pertanyaan terjawab tentang bagaimana tragedi itu bisa terjadi.
Respons emosionalnya itu menggarisbawahi bagaimana Khan dipandang sebagai orang London, mengesampingkan bahwa ia juga seorang politikus.
Selama masa kampanyenya tahun 2016 Khan mengutamakan isu ketidakadilan dan ingin menyatukan perbedaan di komunitas. Ia adalah Wali Kota London yang berasal dari minoritas memiliki gaya membumi yang membantunya mendapat suara paling banyak dibandingkan para politikus di Inggris lainnya.
Gaya Khan sangat kontras dengan pendahulunya, Boris Johnson, yang kini jadi Menlu Inggris.
Sebagai seorang warga London dan sebagai Wali Kota muslim pertama di kota itu, Khan telah mampu memberikan suara pemersatu setelah terjadinya setiap tragedi yang berturut-turut menimpa ibu kota Inggris itu selama setahun.
Brexit, serangan di Westminster pada bulan Maret, dan teror London Bridge serta kebakaran telah memberi trauma yang mendalam dalam beberapa bulan terakhir ini. Bagi Khan, ketiga peristiwa itu telah berkontribusi sebagai cobaan tahun pertamanya sebagai wali kota.
Berikut tiga cobaan yang dihadapi Sadiq Khan dan bagaimana responsnya menghadapi masalah itu. Liputan6.com mengutip dari berbagai sumber pada Minggu, (18/6/2017)
Sebelumnya, saksikan video seorang korban kebakaran London yang terjebak di lantai 23. Kala itu ia melakukan Facebook Live disaksikan para kontaknya di media sosial itu. Nasibnya hingga kini belum diketahui...:
1. Brexit
Cobaan pertama jadi wali kota, Inggris memilih Brexit dan selama itu dikhawatirkan bagaimana nasib London sesaat Britania Raya lepas dari Uni Eropa. Ketakutan itu terutama terjadi di sektor keuangan yang sangat bergantung pada pasar Eropa.
Ditambah lagi, PM Inggris kala itu David Cameron untuk mengundurkan diri.
Menanggapi mundur dirinya Cameron, Khan mengisyaratkan bahwa London tak akan mengalami perubahan yang bersifat negatif.
"Kota London akan terus menjadi kota yang sukses seperti hari ini," tulis Sadiq Khan seperti dikutip dari Telegraph, Jumat 24 Juni 2016. Sadiq Khan sebelumnya memutuskan untuk satu suara dengan David Cameron, terkait keputusan Inggris untuk menetap atau hengkang dari Uni Eropa (UE). Keduanya senada soal keharusan Inggris menetap dalam lingkup organisasi tersebut.
Seperti dimuat dalam New York Post, Sadiq Khan mempunyai pandangan yang dinilai bertolak belakang dengan wali kota sebelumnya, Boris Johnson. Ia menilai penting bagi kotanya dan perekonomian negara tersebut secara keseluruhan, untuk tetap bersinergi dengan Uni Eropa.
Advertisement
2. Teror London
Di tengah cuaca cerah sekitar pukul 14.40 pada Rabu, 22 Maret 2017, warga Kota London mendadak panik. Saat itu tengah terjadi teror di Inggris.
Penyerangan beruntun terjadi di jantung pemerintahan Inggris.
Kronologi teror Inggris itu bermula saat seorang pengendara menabrakkan mobil Hyundai 4x4 ke arah para pejalan kaki di Jembatan Westminster, London. Sebanyak tiga orang tewas dalam insiden tersebut.
Tak berapa lama kemudian, pelaku yang sama berlari ke arah Gedung Parlemen Inggris. Ia menyerang polisi yang berjaga di sana dengan sebuah pisau panjang.
Total korban tewas dalam serangan teror Inggris adalah lima orang, termasuk di antaranya pelaku dan seorang anggota polisi.
Kala itu, Wali kota London, Sadiq Khan, mengatakan bahwa kota yang dipimpinnya tak akan gentar oleh terorisme.
"Hari ini di London terjadi serangan menakutkan di dekat Gedung Parlemen yang ditangani sebagai serangan teror," ujar Khan dalam sebuah pernyataan.
"Kota kita masih menjadi salah satu yang paling aman di dunia. London adalah kota terbaik di dunia dan kita akan berdiri bersama-sama menghadapi mereka yang berencana melukai kita dan menghancurkan cara hidup kita".
"Warga London tak akan pernah takut dengan terorisme," imbuh dia.
Belum pulih dari serangan tabrakan itu, London dikagetkan dengan aksi serupa.
Saat itu, Sabtu lepas tengah malam hari 4 Juni 2017, sebuah van menabrak pejalan kaki di London Bridge. Tiga pelaku kemudian keluar dari mobil membawa pisau 12 cm menyerang mereka sepanjang jalan hingga ke Borough Market. Delapan orang dilaporkan tewas.
Wali Kota London Sadiq Khan mengimbau agar para warga Ibu Kota Inggris tersebut tetap tenang dan waspada pasca-serangan teror di London Bridge dan London Borough Market.
"Penduduk London agar tenang dan waspada, serta tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa," jelas Khan.
Sang wali kota juga menjelaskan bahwa kehadiran aparat penegak hukum dan petugas gawat darurat yang merespons cepat situasi genting patut mendapatkan apresiasi. Peran keduanya, menurut Khan, telah menekan jumlah korban serangan teror agar tidak bertambah.
"Peristiwa itu merupakan ancaman yang mengerikan, tapi kehadiran aparat penegak hukum yang sangat waspada dan cepat tanggap patut diapresiasi. Saya sangat mengapresiasi respons mereka yang dengan sangat heroik menangani para korban dan situasi di lokasi kejadian," tambah pria pemeluk agama Islam itu.
Khan mengecam para penyerang di London Bridge dengan kalimat yang cukup pedas.
"Sebagai muslim Inggris yang bangga dan patriotik, saya mengatakan ini, 'Anda tidak melakukan tindakan menjijikkan ini atas nama saya. Ideologi sesat Anda tidak ada hubungannya dengan nilai-nilai sejati Islam. Anda tidak akan pernah berhasil memecah-belah kota kami."
3. Neraka di Grenfell Tower
Saat insiden "neraka" di Grenfell Tower, sang Wali Kota dikabari oleh pejabat senior Balai Kota dan petugas pemadam kebakaran pada Rabu dini hari 14 Juni 2017.
Tak lama kemudian, Khan berkicau "insiden besar" telah terjadi. Dia diberitahu oleh petugas 'gold command' atau pejabat polisi dan dinas darurat tingkat tertinggi.
Khan lahir dan dibesarkan di London. Ia tumbuh besar di Tooting, selatan dari kota itu. Ayahnya seorang sopir bus dan ibunya penjahit. Mereka berimigrasi dari Pakisan.
Rumah pertama mereka di mana Khan tinggal bersama orangtua dan tujuh saudaranya adalah hunian kamar tiga milik pemerintah. Tak jauh berbeda dengan apartemen Grenfell yang terbakar.
"Saya benar-benar hancur melihat kebakaran yang melanda Grenfell Tower," ujar Khan.
"Kita semua berhak merasa aman di rumah sendiri, aman dari kriminal dan kebakaran. Tragedi Grenfell jelas membuat seluruh bangsa terkejut, khawatir dan marah," kata pernyataan Khan yang dikutip dari Guardian.
"Saya khawatir ini merupakan kerugian terbesar dalam kebakaran perumahan sejak Perang Dunia Kedua. Mereka yang tinggal di sana adalah keluarga biasa, banyak di antaranya berada di tempat tidur saat api terjadi, terbunuh di rumah mereka dalam keadaan yang paling mengerikan yang bisa dibayangkan. Pemandangan Menara Grenfell yang berkobar api dan hangus harus diingat selamanya ke dalam ingatan kolektif bangsa ini," lanjut Khan.
Advertisement