Warga Rusia di Perbatasan Korut Diperintahkan Pindah, Ada Apa?

Ada 1.500 warga Rusia tinggal dekat perbatasan Korea Utara. Dalam hitungan jam setelah Korut meluncurkan rudal, mereka diperintahkan pindah.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 30 Agu 2017, 19:40 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2017, 19:40 WIB
20170622-Putin Pimpin Upacara Peringatan Invasi Nazi-AP
Presiden Rusia, Vladimir Putin memeriksa pasukan kehormatan sebelum meletakkan karangan bunga ke makam prajurit tak dikenal pada peringatan invasi Nazi Jerman ke 76 tahun di Moskow, Kamis (22/6). (Alexei Druzhinin/Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Moskow - Beberapa jam setelah Korea Utara meluncurkan rudal Hwasong-12 yang melewati Jepang dan mendarat di Samudra Pasifik, Rusia secara dramatis merelokasi 1.500 warganya yang tinggal di dekat perbatasan dengan Korut.

Aksi mendadak ini memerintahkan pejabat pertahanan sipil untuk memindahkan penduduk ke daerah aman di timur negara itu. Hal itu diungkapan oleh media pemerintah Rusia.

"Perintah verbal dikeluarkan untuk merelokasi 1.500 orang ke area yang aman," kata media sosial Mash yang masih terkait dengan kantor berita Life.ru yang memiliki hubungan dekat dengan layanan keamanan Rusia.

"Perintah ini datang dari departemen regional Kementrian Darurat Rusia," tulis media itu seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (30/8/2017).

Rusia berbagi 24 mil atau sekitar 38 kilometer perbatasan dengan Korea Utara.

Tak jelas, ke manakah penduduk Rusia di perbatasan yang berjumlah 1.500 itu dipindahkan.

Sementara menurut media FedPress.ru, Departemen Perlindungan Sipil di Vladivostok telah diperintahkan untuk memindahkan para penduduk di perbatasan itu.

Belakangan, relokasi dideskripsikan sebagai "latihan".

Namun, diduga 'latihan' itu dipicu oleh peluncuran misil Korut yang melintasi Jepang. Akibatnya wilayah semenanjung pun memanas.

"Skema relokasi yang dilakukan sebagai bagian dari pelatihan," kata seorang sumber.

Juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova telah memperingatkan bahwa krisis Korea Utara bisa berubah menjadi sebuah konfrontasi bersenjata dan 'membawa dunia ke ambang bencana'.

Namun, sejauh ini, Rusia masih mempertahankan hubungan politik dan bisnis dengan Pyongyang.

Pejabat di Vladivostok juga mengumumkan bahwa tidak ditemukan radiasi di wilayah perbatasan setelah peluncuran rudal Korut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pulau Rusia dekat Jepang Hilang

Dalam perkembangan lain yang tak terduga, pulau terjauh milik di Rusia - Sakhalin - menghilang dari peta online perusahaan IT Yandex setelah peluncuran yang terjadi pada Selasa 29 Agustus 2017.

Pulau di Pasifik itu terletak di utara Jepang.

Yandex mengaku mengalami masalah 'teknis' dan keesokan harinya pulau itu sudah muncul lagi dalam peta online.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya