Gempa 3,4 SR Guncang Korea Utara, Bom Nuklir Atau...

Sejumlah agensi ilmiah di kawasan Pasifik mendeteksi sebuah gempa di Korea Utara pada 23 September 2017.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 24 Sep 2017, 10:53 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2017, 10:53 WIB
Berita mengenai gempa 3,4 SR Korea Utara dalam sebuah tayangan televisi di Korea Selatan (AP)
Berita mengenai gempa 3,4 SR Korea Utara dalam sebuah tayangan televisi di Korea Selatan (AP)

Liputan6.com, Beijing - Sejumlah agensi ilmiah di dunia mendeteksi sebuah gempa di Korea Utara pada 23 September 2017. Lindu terdeteksi di dekat lokasi uji coba bom nuklir Korut yang terjadi pada awal September lalu.

Gempa berkekuatan 3,4 SR yang terjadi di Hamgyong utara itu memicu spekulasi mengenai kelanjutan tes bom nuklir bawah tanah Kim Jong-un.

Hamgyong utara merupakan rumah bagi Punggye-ri Nuclear Test Site, salah satu basis uji coba nuklir milik Korut yang telah berhasil diketahui oleh umum.

Namun, setelah berbagai analisis, para agensi ilmiah sepakat menyimpulkan bahwa guncangan itu merupakan lindu alami. Demikian seperti dikutip dari National Public Radio, Minggu (24/9/2017).

Xinhu, kantor berita resmi China, melaporkan pertama kali bahwa dinas seismik Tiongkok mencatat guncangan 3,4 SR. Kesimpulan awal menyebut bahwa tremor itu 'mungkin disebabkan' oleh 'ledakan'.

Akan tetapi, beberapa waktu kemudian, China Earthquake Administration merevisi perkiraan tersebut dan menyimpulkan, gempa tersebut bukan disebabkan oleh ledakan nuklir.

Sementara itu, kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan dalam sebuah rilis bahwa guncangan tersebut terjadi secara alamiah dan bukan karena ledakan. Akan tetapi, Seoul mengaku bahwa dinas seismik pemerintah masih terus melakukan analisis lanjutan atas lindu tersebut.

Sekretariat Eksekutif Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBT) merilis pernyataan melalui Twitter, dan menyebut bahwa seismik yang terjadi di Negeri di Utara Semenanjung 'tidak mungkin dilakukan oleh manusia'. Meski begitu, analisis lanjutan masih tetap dilakukan.

Selain itu, seperti dikutip dari BBC, Rusia melaporkan bahwa tingkat radiasi di kawasan Hamgyong utara (yang turut berbatasan dengan Negeri Beruang Merah) masih berada dalam taraf normal. Menguatkan indikasi bahwa guncangan terjadi secara natural.

Akan tetapi, Badan Survei Geologi AS (USGS) merasa belum yakin secara penuh untuk mengonfirmasi apakah gempa tersebut terjadi alamiah atau buatan manusia.

"Pada saat ini kami tidak dapat secara yakin mengonfirmasi sifat gempa tersebut terjadi secara alamiah atau buatan manusia," jelas pernyataan resmi dari USGS.

Hingga saat ini, Korea Utara belum merilis komentar terkait lindu 3,4 SR tersebut.

'Gempa' Terjadi di Tengah Momen Penting

Aktivitas seismik di Korut pada Sabtu lalu terjadi pada hari yang sama ketika China mengumumkan akan membatasi perdagangan dengan negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un tersebut. Negeri Tirai Bambu berniat untuk mengurangi ekspor bahan bakar ke dan membatasi impor tekstil dari Negeri di Utara Semenanjung.

Sementara itu, pada Kamis lalu Amerika Serikat kembali menjatuhkan sanksi ekonomi baru yang menargetkan Korea Utara.

Lindu juga terjadi pada pekan yang sama ketika Presiden AS Donald Trump mengancam untuk 'meghancurkan Korut hingga sehancur-hancurnya', saat menyampaikan Sidang Majelis Umum PBB di New York.

Sebagai respons atas pidato Trump, Menteri Luar Negeri Korea Utara mengatakan kepada jurnalis di New York bahwa pemimpin negaranya sedang mempertimbangkan akan meledakkan bom nuklir yang diluncurkan menggunakan rudal ke Samudera Pasifik.

Uji coba nuklir teranyar Pyongyang terjadi pada 3 September lalu. Tindakan itu secara luas dikutuk di PBB, yang memicu lebih banyak sanksi internasional terhadap Korea Utara.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya