Liputan6.com, Washington, DC - Snow White (Putri Salju), Cinderella, Aurora, Ariel, Belle, Jasmine, Pocahontas, Mulan, Tiana, Rapunzel, dan Merida -- ada banyak karakter Putri Disney yang menonjol dalam film animasi besutan The Walt Disney Company.
Jika diamati, ternyata ada sejumlah kesamaan yang ditemukan dari para Disney Princess. Kebanyakan dari mereka tak punya ibu alias piatu.
Advertisement
Baca Juga
Dan ternyata, ada satu lagi keselarasan yang didapat dari karakter-karakter animasi tersebut: mereka mengenakan baju atau gaun berwarna biru. Atau setidaknya mengandung unsur membiru.
Para ikon animasi itu mengenakan gaun ringan, berwarna biru es atau biru langit.
Seperti dilaporkan The Sun, hal tersebut bukan kebetulan belaka. Namun, ada arti di baliknya.
"Yakni, 'memberdayakan' para gadis muda," demikian seperti dikutip dari News.com.au, Jumat (29/12/2017).
Biru adalah warna yang mewakili kepercayaan (trust), ketenangan, dan keheningan. Juga kepercayaan diri yang diharapkan dimiliki para gadis muda.
"Ketika Anda menyadari bahwa setiap karakter perempuan utama dalam animasi Disney -- Cinderella, Sleeping Beauty, Jasmine -- mereka mengenakan baju biru! Itu adalah 'sesuatu', birunya Disney," kata desainer Christopher Kane kepada Majalah Elle.
Sementara, Leatrice Eiseman dari antone Color Institute menambahkan, dengan memakaikan pakaian biru, seakan menambahkan kekuatan pada karakter tersebut.
"Itu cara yang sangat halus untuk mengatakan, 'Meski berpredikat perempuan muda, para gadis yang belum dewasa, kalian juga bisa menjadi kuat," kata dia kepada Allure.
Langit yang biru, Eiseman, selama ini diyakini sebagai simbol positif dan harapan. "Meski tertutup awan, kita tahu langit yang biru (harapan), tetap ada di atas sana. Ada di balik awan"
Ternyata ada pesan ketiga yang ingin disampaikan Disney. Dan ini penting: bahwa warna biru tak hanya untuk anak laki-laki. Dan tak berarti semua putri harus tampil cantik dalam gaun pink.
Pesan Tersembunyi Dongeng Disney
Kisah Disney diyakini sarat pesan, tergantung siapa yang menginterpretasikannya. Salah satunya soal sains.
Misalnya, dalam kisah Putri Salju atau "Snow White", sang putri jatuh tertidur, mirip kondisi koma, setelah memakan apel beracun. Ia hanya bisa dibangkitkan dengan ciuman cinta sejati pangeran tampan.
Ternyata, ada penjelasan sederhana untuk tidur panjang sang putri: bakteri.
Biang keladinya adalah Listeria monocytogenesis, bakteri berbentuk batang yang terkandung dalam sejumlah makanan, termasuk apel. "Menyebabkan meningitis, penderita seringkali mengalami kondisi bingung. Atau pingsan hingga kondisi koma," kata Dr George Thompson, asisten profesor kedokteran di University of California, Davis, kepada situs sains, Life's Little Mysteries.
Butuh lebih dari sekedar ciuman untuk membangunkan pasien meningitis yang memicu koma, kecuali jika ciuman itu, entah bagaimana caranya, mengandung antibiotik dalam dosis besar.
Tapi, mungkin ciuman sejati bisa mujarab. Pada 2009 lalu, seorang wanita Inggris menderita serangan jantung dan koma. Dua minggu tak berdaya, ia mulai bergerak saat suaminya mengaku memberinya sebuah ciuman.
Atau Pinokio, dongeng tentang boneka kayu yang berubah menjadi bocah laki-laki, dengan kekuatan sihir.
Kejadian ini, dengan analisa ilmiah apapun, tentu saja tak masuk akal. Kecuali Pinokio sembuh dari epidermodysplasia verruciformis, kelainan kulit genetis yang ditandai dengan risiko tinggi karsinoma kulit. Kurangnya kekebalan tubuh bisa menyebabkan seseorang rentan terhadap berbagai jenis human papillomavirus (HPV), termasuk yang menyebabkan kutil.
Advertisement