Mahathir Mohamad Tidak Akan Menempati Kediaman Resmi Perdana Menteri

Mahathir Mohamad dan istri, Siti Hasmah, memilih tetap tinggal di kediaman pribadi mereka.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 24 Mei 2018, 09:09 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2018, 09:09 WIB
Mahathir Mohamad dan istri, Siti Hasmah.
PM Malaysia Mahathir Mohamad dan istri, Siti Hasmah (Facebook/Kelab Che Det)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Mahathir Mohamad memutuskan untuk tidak menempati kediaman resmi perdana menteri Malaysia, Seri Perdana, yang terletak di Putrajaya.

Selain itu, istri Mahathir Mohamad, Siti Hasmah, meminta agar mereka yang memberikan ucapan selamat kepada pasangan itu, berhenti mengirimkan hadiah.

Seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (24/5/2018), permintaan tersebut disampaikan Siti Hasmah melalui putrinya, Marina Mahathir.

"Ibu meminta saya untuk menyampaikan sebuah pesan kepada Anda semua," tulis Marina di akun Facebook-nya.

"Sejak menang pemilu dua minggu lalu, dia telah menerima begitu banyak simpati dari Anda semua, yang menyelamati ia dan ayah. Dia sangat bersyukur dan menghargai perhatian, doa, dan pesan Anda."

"Namun ucapan selamat banyak disertai dengan bunga, makanan dan hadiah lainnya."

Anak tertua Mahathir Mohamad itu menambahkan bahwa ibunya meminta agar tidak ada lagi hadiah yang dikirimkan. Ia pun menyertakan sejumlah alasan.

Pertama, aturan di pemerintahan Pakatan Harapan menyebutkan bahwa politikus tidak diizinkan menerima hadiah selain bunga dan makanan.

Selain itu, Marina menjelaskan bahwa Mahathir Mohamad dan Siti Hasmah tidak akan pindah ke Seri Perdana. Mereka akan tetap menempati kediaman pribadinya.

"Sangat senang (menerima semua hadiah tersebut) tapi sudah tidak ada tempat untuk menampung lebih banyak barang lagi," tulis Marina pada Rabu, 23 Mei, kemarin.

Lebih lanjut, putri Mahathir Mohamad itu menuliskan, "Dia meminta pengertian Anda agar berhenti mengirimkan apa pun untuknya, meski hari raya akan datang. Sebaliknya, dia meminta Anda untuk memberikan donasi kepada badan amal pilihan Anda. Itu akan sangat membahagiakannya."

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Gaji Menteri Dipotong 10 Persen

PM Malaysia Mahathir Mohamad bersama dengan jajaran kabinetnya
PM Malaysia Mahathir Mohamad bersama dengan jajaran kabinetnya (Malaysia Minister of Economic Affairs, Azmin Ali Office via AP)

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengumumkan bahwa gaji para menteri di jajaran kabinetnya akan dipotong 10 persen.

"Ini menunjukkan bahwa kami memperhatikan persoalan keuangan negara," kata Mahathir yang akrab disapa Dr M seperti dikutip dari Channel News Asia pada Rabu, 23 Mei.

Pengumuman tersebut disampaikan Mahathir sesaat setelah ia memimpin rapat kabinet mingguan perdananya.

Menurut Mahathir, langkah pemotongan gaji para menteri ini muncul sebagai upaya untuk mengurangi utang pemerintah, yang melebihi 1 triliun ringgit -- sekitar 65 persen Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Perdana menteri yang lalu, Najib Razak, sebelumnya pernah mengatakan bahwa utang Malaysia di bawah batas yang ditetapkan pemerintah, yakni 55 persen dari PDB. Terkait hal ini, Mahathir mengatakan bahwa banyak data keuangan di pemerintahan Najib yang dipalsukan.

Menurut situs parlemen Malaysia, gaji bulanan perdana menteri sebelum dipangkas adalah 22.827 ringgit, wakil perdana menteri 18.168 ringgit, menteri 14.907 ringgit, dan wakil menteri 10.848 ringgit.

Ketika ditanya apakah pegawai negeri sipil senior akan dipotong gajinya, Mahathir mengatakan, "Ketika saya pertama kali diangkat sebagai perdana menteri pada tahun 1981, hal pertama yang saya lakukan adalah memangkas gaji menteri dan pegawai negeri sipil senior.

"Seperti yang Anda ketahui, pegawai negeri senior digaji lebih baik dibanding menteri, itu terserah mereka jika ingin berkontribusi untuk mengurangi biaya operasional negara ini ... mereka juga bisa melakukannya, tapi kami tidak memaksanya."

Di bawah pemerintahan sebelumnya yang dipimpin koalisi Barisan Nasional, Najib telah menjanjikan kenaikan gaji pegawai negeri sipil per 1 Juli. Terkait hal ini, Mahathir mengatakan bahwa pihaknya tengah mengkaji masalah ini.

"Itu merupakan janji yang dibuat oleh oposisi yang sekarang. Mereka tidak memenangkan pemilu sehingga kami tidak terikat dengan janji-janji mereka. Meski demikian, kami akan melihatnya dengan cara yang sangat positif. Mereka yang layak diberi tunjangan ekstra, akan kami berikan," jelas PM ke-7 Malaysia itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya