Lebih dari 100 Perusahaan Indonesia Beroperasi di Thailand, Ini Alasannya

Saat ini, Indonesia disebut memiliki lebih dari 100 perusahaan yang beroperasi di Thailand.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 07 Jul 2018, 06:48 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2018, 06:48 WIB
Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai (kiri) dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bertemu dalam agenda Joint Commission Meeting di Yogyakarta, 6 Juli 2018. (Liputan6.com/Happy Ferdian)
Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai (kiri) dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bertemu dalam agenda Joint Commission Meeting di Yogyakarta, 6 Juli 2018. (Liputan6.com/Happy Ferdian)

Liputan6.com, Yogyakarta - Isu ekonomi dan perdagangan cukup banyak disinggung dalam agenda Joint Commision Meeting (JCM) antara kementerian luar negeri Republik Indonesia dan Kerajaan Thailand, yang digelar di Yogyakarta pada 5-6 Juli 2018.

Dalam pernyataan bersama oleh menteri luar negeri dari kedua negara, Selasa (6/7/2018), Retno Marsudi dan Don Pramudwinai sepakat mempererat berbagai komitmen kerja sama, baik yang sudah terlaksana maupun yang tengah direncanakan.

Disebutkan oleh Menlu Retno, nilai perdagangan antara Indonesia dan Thailand mengalami kenaikan sebesar 11,95 persen pada akhir 2017, menjadi senilai US$ 17,35 miliar. 

Indonesia kini juga telah memiliki lebih dari 100 perusahaan yang beroperasi di Thailand, termasuk dua entitas bisnis yang bernilai besar, yakni Pertamina Lubricant di ranah otomotif dan Thai Lion pada industri penerbangan.

Selain itu, Menteri Retno juga menyebut kedua negara tengah menjajaki lebih banyak sinergi bisnis, seperti salah satu yang sudah dimulai pelaksanaannya adalah Mou tentang kerja sama perkeretaapian antara INKA dan State Railway of Thailand.

Sinergi bisnis itu, menurut Menlu Retno, bukan hanya soal mengejar untung dari investasi yang dilakukan di Thailand, melainkan juga dalam bentuk transfer teknologi dan peningkatan kapasitas di industri perkeretapian kedua negara.

Begitupun sebaliknya, Thailand berharap peningkatkan kerja sama dengan Indonesia, mampu mewujudkan cita-cita kesejahteraan bersama, baik di tingkat bilateral maupun di kawasan ASEAN.

"Kami melihat bahwa hubungan baik kedua negara dapat memengaruhi kondisi (ASEAN), sehingga kami harap ke depannya, komitmen yang kami sepakati dapat bermanfaat untuk mewujudkan cita-cita kesejahteraan di tingkat regional," ujar Menlu Don dan Thailand dalam sesi pernyataan bersama di hadapan wartawan.

"Melalui JCM, kami meninjau kembali semua jalinan kerja sama yang telah dilakukan, dan berupaya meningkatkan sinerginya dengan saling bertukar ide baru," sambung Menlu Retno seraya menyebut agenda pertemuan terkait berjalan lancar.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

Meninjau Berbagai Kerja Sama RI-Thailand

Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai (kiri) dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bertemu dalam agenda Joint Commission Meeting di Yogyakarta, 6 Juli 2018. (Liputan6.com/Happy Ferdian)
Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai (kiri) dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bertemu dalam agenda Joint Commission Meeting di Yogyakarta, 6 Juli 2018. (Liputan6.com/Happy Ferdian)

JMC kali ini merupakan yang kesembilan kalinya digelar oleh kedua negara, di mana sebelumnya dilakukan di Thailand pada 2013 silam.

Kali ini, JMC fokus membahas isu people to people di berbagai sektor, mulai dari sosial-budaya, pendidikan, ekonmi dan perdagangan, serta pariwisata.

Menurut juru bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir, pertemuan bilateral tersebut membahas tinjauan berbagai kerja sama yang telah dilakukan oleh Indonesia dan Thailand.

"Kedua negara saling meningkatkan investasi di banyak bidang, seperti salah satu yang menonjol adalah gairah di industri penerbangan. Lion Air, melalui anak usahanya di Thailand, semakin memperlebar akses antar negara, sehingga membuka peluang perpanjangan kunjungan turis asing ke Indonesia," ujar juru bicara yang akrab disapa Tata itu pada Kamis, 5 Juli 2018.

Sementara itu di sektor ekonomi dan perdagangan, Jubir Tata juga memaparkan sekilas tentang kondisi investasi dan kerja sama bisnis antara kedua negara. Disebutnya bahwa infrastruktur serta beberapa sektor strategis, seperti tambang dan manufaktur, diupayakan semakin solid melalui pembahasan di agenda JMC.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya