PM Tonga Tantang Para Pemimpin Negara di Pasifik Turunkan Berat Badan, Ada Apa?

Perdana Menteri Tonga menantang seluruh pemimpin negara-negara di Pasifik untuk menurunkan berat badan dalam waktu setahun.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 14 Agu 2018, 11:43 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2018, 11:43 WIB
Kelapa Hingga Wisata, Sumbangsih RI untuk Warga Asia Pasifik
Salah satu lokasi yang dikunjungi partisipan International Training on Coconut Product Development adalah Taman Laut Bunaken. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Liputan6.com, Nuku'alofa - Perdana Menteri Tonga dikabarkan mendesak rekan pemimpin negara-negara Pasifik untuk bergabung memerangi obesitas, dan mengusulkan mereka semua berpartisipasi dalam tantangan penurunan berat badan selama setahun.

PM Akilisi Pohiva mengatakan kepada Samoa Observer bahwa dia akan mengusulkan kompetisi tersebut, ketika para pemimpin bertemu di Forum Pulau Pasifik di Nauru bulan depan.

"Kita semua harus berkumpul untuk kompetisi penurunan berat badan selama satu tahun penuh, jadi ketika kita bertemu tahun berikutnya, kita akan menimbang lagi dan melihat siapa yang paling banyak menurunkan bobot," katanya, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Selasa (14/8/2018).

Ditambahkan oleh PM Pohiva bahwa banyak data penelitian menunjukkan bahwa tingkat obesitas di negara-negara Pasifik telah berada di titik yang mengkhawatirkan.

"Para pemimpin Kepulauan Pasifik sering bertemu dan berdiskusi, namun hampir tidak pernah ada inisiatif untuk hal ini (memerangi obesitas), tidak biasa dibiarkan," ujar PM Pohiva.

"Begitu para pemimpin beradaptasi dengan pola pikir itu, mereka akan bertekad untuk mendorong warga mereka menirukan aspesk serupa, memerangi kelebihan berat badan," lanjutnya menjelaskan.

Ditambahkan oleh data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa lebih dari 50 persen --dan dalam beberapa wilayah tertentu hibgga 90 persen-- populasi di setidaknya 10 negara Pasifik mengalami masalah obesitas yang mengkhawatirkan.

Hal itu terutama oleh tidak seimbangnya pola hidup masyarakat, terutama oleh masifnya distribusi makanan olahan yang dibanderol murah meriah, dibandingkan makanan alami yang cenderung mahal, dan hampir tidak dijangkau oleh mayoritas tingkat kemakmuran penduduk di kawasan Pasifik.

Selain itu juga, banyak negara di Pasifik tidak memiliki struktur aturan yang tegas dalam mengurus isu kesehatan masyarakat, sehingga masalah obesitas kerap abai dari pantauan pemerintah.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video pilihan  berikut: 

 

 

Paling Obesitas di Dunia

Ilustrasi Badan Gemuk atau Obesitas (iStockphoto)
Ilustrasi Badan Gemuk atau Obesitas (iStockphoto)

Pada tahun 2016, CIA World Factbook mengatakan bahwa mayoritas dari sepuluh negara dengan penduduk paling obesitas di dunia, berasal dari kawasan Pasifik.

Nauru menempati urutan teratas, dengan 61 persen populasi dewasa diklasifikasikan sebagai obesitas, yakni memiliki Indeks Massa Tubuh 30 atau lebih.

Di enam negara Pasifik, yaitu Nauru, Kepulauan Cook, Palau, Kepulauan Marshall, Tuvalu dan Niue, diketahui bahwa setidaknya setengah dari populasi orang dewasa mengalami obesitas.

Tonga menempati peringkat ketujuh di dunia dengan 48,2 persen dari populasi orang dewasa digolongkan sebagai obesitas.

Penggantian makanan kaya nutrisi tradisional yang mendukung makanan olahan impor, menurut beberapa peneliti, telah disalahkan untuk masalah berat badan berlebih di Pasifik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya