Donald Trump Cegah Gedung Putih Sampaikan Eulogi untuk Mendiang John McCain?

Donald Trump dikabarkan mencegah Gedung Putih untuk menyampaikan eulogi atas meninggalnya John McCain pada Sabtu 25 Agustus 2018 lalu, menurut laporan The Washington Post.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 27 Agu 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2018, 13:00 WIB
Ekspresi Donald Trump Saat Hadiri National Prayer Breakfast
Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat menghadiri National Prayer Breakfast atau Sarapan Doa Nasional di sebuah hotel di Washington DC (8/2). (AFP Photo/Mandel Ngan)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan mencegah Gedung Putih untuk menyampaikan eulogi atau ucapan duka cita atas meninggalnya John McCain pada Sabtu 25 Agustus 2018 lalu, menurut laporan The Washington Post.

Seorang narasumber mengatakan kepada The Post bahwa staf Gedung Putih, termasuk sekretaris pers Sarah Huckabee Sanders dan Kepala Staf John Kelly, telah merancang pernyataan euologi yang dipersonalisasi untuk dibacakan oleh Trump, yang berisi pujian terhadap pengabdian McCain di militer dan Senat AS. Beberapa draf pernyataan telah ditulis sebelumnya dan versi terakhirnya telah disiapkan untuk persetujuan presiden, The Post melaporkan, seperti dikutip dari Business Insider, Senin (27/8/2018).

Namun, Trump kabarnya malah mengatakan kepada para stafnya bahwa ia akan mengeluarkan pernyataannya sendiri, yang kemudian ia sampaikan melalui akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump. Isi pesan yang pada akhirnya ia sampaikan, menurut kritikus, tidak mengandung pesan pribadi tentang McCain, yang meninggal pada hari Sabtu pada usia 81 tahun.

"Simpati dan rasa hormat saya yang terdalam pergi ke keluarga Senator John McCain," kata Trump lewat @realDonaldTrump pada hari Sabtu. "Hati dan doa kami bersamamu!" tambahnya.

Kritikus pada hari Sabtu, mengecam ucapan bela sungkawa sang presiden karena sifat kata-katanya yang tampaknya dangkal.

"Ini mengerikan," Mark Corallo, mantan juru bicara tim hukum Trump dan ahli strategi Partai Republik, mengatakan kepada The Washington Post. "Pada saat seperti ini, Anda akan mengharapkan bahwa seorang presiden Amerika bisa melakukan lebih, karena kita sedang membicarakan tentang meninggalnya pahlawan Amerika sejati."

Pernyataan Trump sangat kontras dengan eulogi yang disampaikan oleh para mantan presiden AS, rekan McCain di Kongres AS, dan para pemimpin dunia, yang menggunakan bahasa penuh pujian untuk menandai kematian mendiang dengan mencatat karier militer dan politiknya yang terhormat.

Mantan Presiden AS Barack Obama, anggota Partai Demokrat yang mengalahkan John McCain dalam Pilpres 2008, mengatakan, "terlepas dari perbedaan, kita berbagi kesetiaan pada sesuatu yang lebih tinggi -- cita-cita yang telah diperjuangkan generasi dari generasi Amerika dan imigran, berjuang dan berkorban."

"Beberapa dari kita telah diuji seperti yang pernah dilakukan John, untuk menunjukkan keberanian yang dia lakukan," kata Obama. "Tetapi kita semua dapat bercita-cita untuk menempatkan keberanian untuk menempatkan kebaikan yang lebih besar di atas kita sendiri."

"Apa yang terbaik dari John adalah, dia menunjukkan kepada kita apa artinya itu."

Melania Trump bahkan mengajak para pengguna Twitter untuk berterima kasih kepada McCain atas "pengabdiannya untuk bangsa".

Sanders, yang men-tweet pada hari Minggu menyebut McCain sebagai "orang Amerika yang hebat", menolak berkomentar mengenai laporan The Washington Post.

Trump telah berseteru dengan McCain selama bertahun-tahun, terutama pada tahun 2016 ketika sang miliarder nyentrik mengatakan bahwa politisi Partai Republik itu "bukan pahlawan perang" karena dia ditangkap oleh tentara Vietnam Utara.

"Saya suka orang-orang yang tidak ditangkap," kata Trump.

Di sisi lain, McCain sering mengkritik Trump atas perilaku dan kebijakannya, serta secara dramatis menolak memberikan dukungan di Senat kepada Trump yang tengah berupaya untuk menumbangkan undang-undang Affordable Care Act atau Obamacare --warisan kepresidenan Barack Obama-- pada 2017 lalu.

John McCain dikabarkan meminta agar mantan presiden Barack Obama dan George W. Bush untuk hadir dan menyampaikan eulogi langsung di pemakamannya, sementara Donald Trump tidak diundang.

Di sisi lain, staf Gedung Putih mengatakan kepada The Washington Post bahwa tidak jelas apakah Trump akan hadir ke pemakaman John McCain, yang kabarnya dilaksanakan hari Minggu pekan ini.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Simak video pilihan berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pahlawan Perang

John McCain (AP PHOTO)
John McCain (AP PHOTO)

John McCain, meninggal pada Sabtu 25 Agustus 2018 waktu setempat, dikelilingi oleh keluarganya, menurut pernyataan singkat yang dikeluarkan oleh kantornya.

Senator untuk enam periode pemerintahan dan kandidat presiden dari Partai Republik untuk Pilpres AS 2008, didiagnosis dengan penyakit tumor ganas setelah menemukannya dalam sebuah operasi untuk menghilangkan gumpalan darah dari atas mata kirinya pada Juli 2017.

Keluarganya mengumumkan, McCain, yang meninggalkan Washington DC pada Desember, telah memutuskan untuk menghentikan pengobatan pada hari Jumat 24 Agustus 2018.

Putri McCain, Meghan, mengatakan tugas seumur hidupnya sekarang adalah "untuk menghidupkan teladan, harapan, dan cintanya" terhadap sang ayah.

Putra dan cucu dari seorang Laksamana Angkatan Laut, John McCain adalah seorang pilot pesawat tempur US Navy selama Perang Vietnam. Ketika pesawatnya ditembak jatuh dalam peperangan, ia menghabiskan lebih dari lima tahun sebagai tawanan perang --di mana ia menerima siksaan dari pasukan musuh, yang membuatnya cacat seumur hidup.

Selepas perang, ia menerima Silver Star, penghargaan militer keempat teratas bagi personel AL AS (tiga level di bawah Medal of Honor atau Medali Kehormatan, penghargaan tertinggi bagi militer AS) --menjadikannya sebagai salah satu war hero atau pahlawan perang Amerika.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya