Senator John McCain: Obama Lebih Baik Dibanding Trump

John McCain menjelaskan, kancah perpolitikan global di masa kepemimpinan Donald Trump memburuk jika dibandingkan dengan masa Obama.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 13 Jun 2017, 11:30 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2017, 11:30 WIB
Senator AS asal Arizona John McCain
Senator AS asal Arizona John McCain (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Liputan6.com, Washington, DC - Mantan calon Presiden Amerika Serikat John McCain menjelaskan, kancah perpolitikan global di masa kepemimpinan Donald Trump memburuk jika dibandingkan dengan masa kepresidenan Barack Obama.

Mantan rival Obama pada Pilpres AS 2008 itu mengatakan, karakter kepresidenan Trump menunjukkan bahwa "Amerika Serikat tidak ingin memimpin".

McCain juga menambahkan bahwa, "Dunia tidak yakin dengan kepemimpinan AS, baik di sudut Siberia hingga ke Antartika," seperti yang dikutip dari The Independent, Senin (12/6/2017).

Pria yang kini menjabat sebagai Senator AS mewakili negara bagian Arizona itu juga mengatakan bahwa, "Sejauh menyangkut kepemimpinan, posisi AS telah memburuk di bawah Trump."

Komentar McCain muncul setelah Presiden AS melalui Twitter menuduh Qatar telah melakukan dukungan dan pendanaan kepada kelompok ekstremisme dan terorisme. Padahal dalam beberapa tahun terakhir, negara dengan ibu kota Doha itu merupakan mitra bisnis minyak terdekat AS dan menampung ribuan personel militer Negeri Paman Sam.

Presiden Trump juga menyebut bahwa krisis diplomatik di Timur Tengah dan Teluk Arab merupakan "awal dari akhir horor terorisme". Di sisi lain, sang presiden berseberangan opini dengan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson untuk persoalan Qatar. Dalam Twitter, Tillerson meminta agar negara-negara di Timur Tengah dan Teluk Arab melakukan deskalasi konflik.

Trump dan Tillerson punya pandangan berbeda terhadap krisis diplomatik Qatar. Negara tersebut tengah "dimusuhi" Arab Saudi cs karena diduga mendanai aksi terorisme.

Trump memilih jalan lebih kontroversial. Ia mengkritik Qatar dengan tajam dan sependapat dengan Saudi bahwa negara itu mendanai terorisme.

“Negara Qatar, sayangnya, punya sejarah jadi penyandang dana untuk terorisme pada tingkat tinggi,” kata Trump seperti dikutip dari VoA Indonesia, Sabtu (10/6/2017).

Komentar Trump datang tak berapa lama usai Tillerson menyerukan negara Teluk harus meringankan sanksi yang diberikan kepada Qatar. Tillerson punya alasan kenapa blokade mesti diperingan. Ia melihat tindakan beberapa negara Teluk berimbas pada sisi kemanusiaan.

"Kami melihat mulai ada kekurangan makanan, keluarga terpaksa terpisah dan anak-anak keluar dari sekolah," sebut Tilllerson seperti dikutip dari BBC, Sabtu (10/6/2017).

Ia melihat Emir Qatar sebenarnya punya peran untuk menghentikan pendanaan terorisme. Namun, perannya tidak cukup besar dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Blokade tersebut pun, dijelaskan Tillerson, cukup berimbas pada negaranya. Termasuk kegiatan bisnis yang dilakukan AS di wilayah Timur Tengah.

"Ini mengganggu aktivitas bisnis kami di kawasan itu dan AS mendukung upaya mediasi yang dilakukan Kuwait," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya