RI Perkuat Kerja Sama Kemaritiman dengan Negara Pasifik pada KTT PIF ke-49 di Nauru

KTT PIF ke-49 bertemakan "Building a Strong Pacific: Our People, Our Islands, Our Will", membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama di Pasifik.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Sep 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2018, 10:00 WIB
KTT PIF ke-49 bertemakan "Building a Strong Pacific: Our People, Our Islands, Our Will", membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama di Pasifik (Kemlu.go.id)
KTT PIF ke-49 bertemakan "Building a Strong Pacific: Our People, Our Islands, Our Will", membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama di Pasifik (Kemlu.go.id)

Liputan6.com, Yaren - Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di antara dua samudera, Indonesia senantiasa menjaga kerja sama yang baik dengan negara-negara Pasifik guna mendukung kawasan Pasifik yang aman, terbuka, maju, dan sejahtera.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI, Duta Besar Desra Percaya, yang memimpin delegasi Indonesia pada rangkaian pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Pacific Islands Forum (KTT PIF) ke-49 di Nauru, 3-6 September 2018.

Di sela-sela acara pembukaan pertemuan tersebut pada Senin (3/9), Dubes Desra Percaya menekankan bahwa Indonesia merupakan bagian tak terpisahkan dari Pasifik.

"Perlu diingat, bahwa Indonesia bukan saja bagian dari kawasan Asia. Sekitar 12 juta masyarakat kita yang hidup di Kawasan Timur Indonesia (KTI) memiliki kedekatan budaya, kultur, dan adat-istiadat yang sama dengan masyarakat di negara-negara Pasifik lainnya. Kita berbagi lautan yang sama dengan mereka, lautan Pasifik. Program prioritas pemerintah Indonesia terkait percepatan pembangunan KTI juga akan berdampak positif bagi pembangunan di kawasan Pasifik Selatan," kata Desra Percaya, demikian dikutip dari laman Kemlu.go.id, Selasa (4/9/2018).

KTT PIF ke-49 bertemakan "Building a Strong Pacific: Our People, Our Islands, Our Will", membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama di Pasifik, antara lain keamanan regional, perubahan iklim, dan keamanan maritim. Pertemuan juga menandakan serah terima keketuaan PIF dari Samoa (2017-2018) kepada Nauru (2018-2019).

Dalam pidato pembukaan KTT PIF, Presiden Nauru Baron Divavesi Waqa menyampaikan bahwa "PIF merupakan tempat bagi negara-negara Pasifik untuk menyelesaikan berbagai tantangan bersama yang dihadapi di kawasan ini".

Waqa menekankan pula pentingnya tema Blue Pacific untuk menciptakan kawasan maritim Pasifik yang kuat dengan menjunjung tinggi semangat Rakyat bersama, Kepulauan bersama, dan Kemauan bersama.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Indonesia Rutin Hadiri PIF

20170305- Pembukaan SOM KTT IORA 2017-Jakarta- Rosa Panggabean
Ketua SOM, Desra Percaya saat menghadiri India Rim Association Samudra (IORA) jelang pembukaan SOM pada hari pertama IORA Summit 2017, Minggu (5/3). (IORA Summit 2017 / Rosa Panggabean / pras / AA / 17)

Indonesia sebelumnya diundang khusus oleh Presiden Nauru dalam perayaan HUT Kemerdekaan Republik Nauru yang ke-50 tahun pada tanggal 31 Januari 2018, yang dihadiri oleh Menko Polhukam Wiranto mewakili Presiden RI. Hubungan RI-Nauru saat ini telah mengalami perkembangan signifikan dengan ditunjuknya Nicholas Simeone Messet sebagai Konsul Kehormatan Nauru untuk Indonesia.

Sejak tahun 2001, Indonesia rutin menghadiri pertemuan tahunan PIF bersama dengan Mitra Dialog lainnya, termasuk AS, RRT, Korea Selatan, Jepang, dan Uni Eropa.

Indonesia selalu hadir dan berkontribusi aktif dengan bertukar pandang, berbagi pengalaman, dan menawarkan bantuan teknis dalam bentuk pelatihan dan pembangunan kapasitas Kepada negara-negara Pasifik.

PIF merupakan forum kerja sama antar negara-negara di kawasan Pasifik yang meliputi 18 negara/wilayah, yaitu Australia, Kepulauan Cook, Fiji, Polynesia Perancis, Kaledonia Baru, Kiribati, Kepulauan Marshall, Nauru, Niue, Federasi Mikronesia, Palau, Papua Nugini Selandia Baru, Kepulauan Solomon, Tuvalu, Tonga, dan Vanuatu.

Forum ini didirikan pada tahun 1971, dan bertujuan memperkuat kerjasama dan integrasi kebijakan negara-negara Pasifik guna mencapai pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan, tata kelola pemerintahan yang baik, serta keamanan regional bersama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya