Liputan6.com, Istanbul - Media Turki yang dekat dengan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan merilis gambar dan video yang digambarkan sebagai "tim pembunuh" beranggotakan 15 orang, yang diduga dikirim untuk 'menindak' jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi (59).
Seperti dikutip dari The Associated Press (11/10/2018), rilis visual itu juga menunjukkan detik-detik lain seputar kejadian.
Misalnya, rekaman ketika Khashoggi masuk ke Konsulat Saudi di Istanbul dan rekaman sebuah van hitam yang melakukan perjalanan dari Konsulat Saudi di Istanbul --tempat terakhir yang disambangi Khashoggi sebelum dilaporkan menghilang-- ke rumah Konsul Jenderal Saudi untuk Istanbul yang berdekatan.
Advertisement
Ini menjadi kabar terbaru tentang keberadaan Khashoggi, yang dilaporkan menghilang oleh tunangannya, Hatice Cengiz sejak 2 Oktober 2018.
Khashoggi terakhir kali terlihat tengah memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018 untuk mengurus dokumen terkait pernikahannya. Namun, Cengiz --yang menunggu Khashoggi di luar gedung-- melaporkan bahwa pria itu tak pernah muncul kembali, sampai sekarang.
Baca Juga
Menurut laporan sejumlah sumber Turki yang tak terkonfirmasi, kuat dugaan bahwa Jamal Khashoggi telah ditahan paksa, atau mungkin, tewas dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul.
Di sisi lain, Arab Saudi dengan keras membantah keterlibatan apa pun dan menyebut klaim yang dilontarkan Turki sebagai "tuduhan keliru."
Video rekaman yang dipublikasikan oleh TRT menunjukkan detik-detik kejadian di sekitar konsulat pada 2 Oktober 2018, hari di mana Khashoggi dilaporkan masuk ke kompleks itu dan kemudian tak pernah keluar lagi.
Rekaman itu juga menunjukkan gelagat belasan orang yang diduga sebagai petugas diplomatik Konsulat Saudi di Istanbul, masuk ke area kompleks tersebut sesaat setelah Khashoggi masuk terlebih dahulu.
Satu jam dan 54 menit kemudian, menurut keterangan waktu dalam video, Mercedes Vito hitam dengan plat nomor diplomatik yang terparkir di luar konsulat ketika Khashoggi masuk, berjalan sejauh 2 kilometer (1,2 mil) ke rumah konsul, untuk kemudian parkir di dalam garasi. Van itu diketahui berisi belasan petugas diplomatik tersebut.
Rekaman itu tampaknya berasal dari kamera pengintai, yang dipasang di seluruh distrik perumahan konsulat Saudi dan misi diplomatik lainnya.
Namun, tidak ada yang menghasilkan rekaman Khashoggi saat meninggalkan konsulat.
Sementara itu, surat kabar Sabah, yang pro dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, menerbitkan gambar-gambar dari apa yang disebut sebagai "tim pembunuh" dari Saudi.
Foto itu diambil saat mereka masuk di pos pengecekan paspor bandara di Istanbu lpada 2 Oktober. Kemudian, mereka menginap di dua hotel di Istanbul dan pergi dari kota itu pada hari yang sama.
Selain itu, sebuah gambar video pengawasan lain muncul pada hari Selasa 9 Oktober 2018, yang menunjukkan Khashoggi berjalan ke konsulat Istanbul pada 2 Oktober. Namun, rekaman lebih lanjut tak menunjukkan bahwa ia meninggalkan konsulat.
Hingga berita ini dimuat, keberadaan jelas Jamal Khashoggi masih belum diketahui.
Â
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Â
Simak video pilihan berikut:
Jamal Khashoggi, Pengkritik Arab Saudi
Jamal Khashoggi merupakan warga negara Saudi, mantan 'orang dalam' pemerintahan Negeri Petrodollar, dan kini bekerja sebagai jurnalis merangkap kontributor harian The Washington Post, demikian menurut laporan CNN.
Sejak tahun lalu, Khashoggi mengasingkan diri di Amerika Serikat sewaktu pihak berwenang Saudi melakukan penindakan terhadap para terduga pembangkang dan pengkritik pemerintah.
Khashoggi sendiri dikenal sebagai salah satu figur yang bersikap sangat kritis terhadap Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman.
Dalam tulisannya untuk Washington Post, Khashoggi telah mengecam kebijakan Saudi terhadap Qatar dan Kanada, perang di Yaman, dan penindasan terhadap perbedaan pendapat dan media di kerajaan.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah meminta Arab Saudi untuk memverifikasi keberadaan Khashoggi, dengan Human Rights Watch menyerukan kepada Turki untuk memperdalam penyelidikan atas kasus tersebut, mengatakan jika Arab Saudi telah menahan Khashoggi tanpa mengakuinya, penahanannya merupakan bentuk penghilangan paksa.
"Jika otoritas Saudi diam-diam menahan Khashoggi, ini akan menjadi eskalasi lain dari pemerintahan Pangeran Muhammad bin Salman yang menindas terhadap para pembangkang dan pengkritik yang bersikap damai," kata Sarah Leah Whiteson, direktur Human Rights Watch Timur Tengah.
"Beban pembuktian ada pada Arab Saudi yang harus memberikan bukti atas klaimnya bahwa Khashoggi meninggalkan konsulat sendirian, dan bahwa agen-agen Saudi tidak menahannya."
Pada Jumat 5 Oktober, surat kabar The Washington Post menerbitkan kolom kosong dengan judul "A Missing Voice" sebagai bentuk solidaritas bagi Khashoggi.
Tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz mengatakan kepada surat kabar itu bahwa Khashoggi "sebelumnya sempat khawatir untuk pergi ke konsulat Saudi di Istanbul."
Ia mengatakan, "Bagaimana bisa nyaman apabila ia tidak disukai oleh negaranya?"
Advertisement