Prabowo-Erdogan Dinilai Poros Alternatif Lawan Dominasi Sistem Global

Menurut Khairul, sikap erat itu menyiratkan lahirnya poros baru antara Jakarta dan Ankara, poros yang tak hanya dibangun di atas kepentingan ekonomi atau pertahanan, tetapi juga nilai, sejarah, dan tanggung jawab moral bersama.

oleh Tim News Diperbarui 13 Apr 2025, 07:21 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2025, 14:16 WIB
Presiden Prabowo Subianto tiba di Bandar Udara Internasional Esenboga, Ankara, Turki pada Rabu (9/4/2025) sekitar pukul 19.00 waktu setempat usai kunjungan dari Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA).
Presiden Prabowo Subianto tiba di Bandar Udara Internasional Esenboga, Ankara, Turki pada Rabu (9/4/2025) sekitar pukul 19.00 waktu setempat usai kunjungan dari Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA). Kedatangannya pun disambut secara langsung oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: Biro Pers Istana)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai keakraban Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dapat menjadi poros kekuatan baru untuk menghadapi dominasi sistem global.

"Ini bukan hanya tentang sorotan media, tetapi juga menjadi jendela untuk memahami arah baru dunia," kata Khairul seperti dilansir Antara.

Khairul memulai analisanya dari sebuah foto Erdogan menggamit lengan Prabowo, saat keduanya berjalan berdampingan menyusuri istana yang terang dan megah di Ankara.

Suasana resmi itu dipenuhi gerak tubuh hangat, diapit para pejabat, pengawal dan kamera yang membingkai langkah kedua pemimpin.

"Erdogan, pemimpin tangguh yang telah lama menjadi simbol keteguhan dunia Muslim, seakan memberikan pengantar istimewa bagi Prabowo, pemimpin baru dari Asia Tenggara yang tengah memainkan peran globalnya," kata Khairul dalam keterangannya.

Menurut Khairul, sikap erat itu menyiratkan lahirnya poros baru antara Jakarta dan Ankara, poros yang tak hanya dibangun di atas kepentingan ekonomi atau pertahanan, tetapi juga nilai, sejarah, dan tanggung jawab moral bersama.

"Dunia menyaksikan kebangkitan dua bangsa besar dari Selatan Global, Indonesia dan Turki yang ingin menawarkan alternatif atas dominasi lama, menyusun ulang arsitektur global menuju tatanan yang lebih adil, multipolar, dan manusiawi," katanya.

 

Bicara di Parlemen Turki

Presiden Prabowo Subianto berpidato di Gedung Parlemen Turki, Ankara, Turki, Kamis (10/4/2025). (Sumber Foto: YouTube TBMM)
Presiden Prabowo Subianto berpidato di Gedung Parlemen Turki, Ankara, Turki, Kamis (10/4/2025). (Sumber Foto: YouTube TBMM)... Selengkapnya

Sebelum pertemuan bilateral di istana, Prabowo mendapat kehormatan langka untuk berbicara di hadapan parlemen Turki. Di forum tinggi itu, ia menyampaikan pidato yang bukan sekadar basa-basi diplomatik, melainkan deklarasi nilai dan arah kepemimpinan moral.

Prabowo pun menyebut tokoh besar Turki Mustafa Kemal Ataturk dan Sultan Mehmed II bukan hanya sebagai simbol kejayaan masa lalu, tetapi sebagai inspirasi untuk membangun peradaban modern yang berdaulat dan beradab.

Prabowo juga menyuarakan kepedulian mendalam atas tragedi kemanusiaan di Gaza. "Dan kami merasa ingin bersama Turki membela rakyat, kebenaran, di dunia yang sekarang penuh dengan ketidakpastian," kata Prabowo, dalam pidato yang disambut 17 kali tepuk tangan dari anggota parlemen Turki.

"Erdogan juga secara pribadi memuji isi dan semangat pidato tersebut. Dalam pertemuan bilateral, keduanya menegaskan komitmen memperkuat kerja sama dalam bidang teknologi, pendidikan, industri pertahanan, hingga diplomasi kemanusiaan," jelas dia.

Khairul mencatat bahwa Turki, di bawah kepemimpinan Erdogan, telah berhasil membangun industri pertahanan mandiri. Menurut SIPRI, ekspor senjata Turki meningkat hampir 70 persen dalam lima tahun terakhir.

Sementara Indonesia, melalui Prabowo, menunjukkan tekad untuk mengejar kemandirian strategis dalam bidang pertahanan dan ketahanan nasional. Kolaborasi kedua negara dalam alih teknologi UAV, sistem pertahanan udara, hingga kendaraan taktis menjadi pilar penting dari poros ini.

"Tapi kekuatan poros ini tidak hanya bersifat teknokratik. Kerja sama Indonesia-Turki juga menjadi simbol perlawanan terhadap dominasi sistem global yang timpang," katanya.

"Ini adalah bagian dari kebangkitan Selatan Global, gerakan moral dan strategis yang menolak untuk sekadar menjadi objek permainan kekuasaan dunia. Bagi negara-negara Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Latin yang selama ini terpinggirkan, poros ini adalah isyarat bahwa dunia baru bisa dan sedang dibentuk oleh mereka yang dulu tidak diperhitungkan," katanya.

 

Jangkar Stabilitas

Fahmi menilai poros Jakarta dan Ankara juga mampu menjadi jangkar bagi stabilitas kawasan masing-masing.

Bukan hanya karena kekuatan militernya, tetapi karena kemampuannya membangun hubungan lintas kawasan, dan memosisikan diri sebagai pemimpin regional yang terbuka, bermartabat, dan rasional.

Setidaknya, poros Erdogan-Prabowo, menurut Khairul, menyatukan tiga kekuatan besar yang saling menopang: pertahanan, diplomasi nilai, dan integrasi peradaban.

Di bidang pertahanan, kerja sama teknologi dan industri alutsista membuka jalan bagi kemandirian strategis yang lebih konkret. Hal itu bukan sekadar urusan kontrak, tapi agenda jangka panjang untuk menciptakan ekosistem pertahanan yang mandiri dan berkelas dunia.

"Dalam diplomasi nilai, kedua negara berbagi kepedulian atas isu-isu global, terutama Palestina. Posisi vokal Indonesia dan Turki dalam menanggapi tragedi kemanusiaan, termasuk di Gaza, menjadikan mereka kekuatan moral yang tidak bisa diabaikan," katanya.

Lebih jauh, kerja sama tersebut dinilai menyentuh dimensi peradaban, di mana Indonesia dan Turki adalah dua negara demokratis berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

Keduanya memiliki legitimasi moral dan historis untuk mengajukan alternatif bagi dunia yang sedang kehilangan arah. Dalam forum seperti G20, OKI, dan PBB, suara gabungan Jakarta-Ankara bisa menjadi kekuatan baru dalam memperjuangkan arsitektur dunia yang lebih manusiawi.

 

Infografis Prabowo Bidik Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Prabowo Bidik Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya