Turki Klaim Scan Paspor Ini Bukti Arab Saudi Dalang Pembunuh Jamal Khashoggi

Turki tetap meyakini Arab Saudi berada di balik kasus pembunuhan Jamal Khashogi, dengan menghadirkan beberapa bukti baru.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 18 Okt 2018, 08:01 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2018, 08:01 WIB
Foto Jamal Khashoggi, wartawan Arab Saudi yang dibunuh di Istanbul (AP/Jacquelyn Martin)
Foto Jamal Khashoggi, wartawan Arab Saudi yang dibunuh di Istanbul (AP/Jacquelyn Martin)

Liputan6.com, Istanbul - Pemerintah Turki mengungkapkan informasi terkini tentang terduga sekelompok warga Arab Saudi, yang bepergian ke Istanbul untuk membunuh Jamal Khashoggi.

Bukti baru itu berupa hasil pindai (scan) foto dan data dari tujuh paspor Saudi, yang dikatakan para pejabat Turki, merupakan milik tujuh dari 15 terduga pembunuh Khashoggi.

Dikutip dari NBC News pada Rabu (17/10/2018), nama dan usia pada data hasil pindai tersebut sesuai dengan mereka yang termasuk dalam daftar seluruh tersangka, yang diterbitkan pekan lalu oleh surat kabar pro-pemerintah Turki, Sabah.

Pejabat Turki mengatakan hasil pindai dari sisa delapan orang terduga lainnya, kemungkinan akan dirilis sesegera mungkin.

The Washington Post, surat kabar di mana Jamal Khashoggi bekerja sebagai kolumnis, adalah media yang pertama kali memperoleh hasil pemindaian terkait.

Pengungkapan itu terjadi ketika pihak berwenang Turki bekerja untuk membuktikan secara terbuka tuduhannya terhadap Arab Saudi, sebelum negara petrodolar itu menyampaikan penjelasan publik, yang dikhawatirkan menutup fakta sebenarnya.

Di lain pihak, Arab Saudi dikabarkan telah mendiskusikan rencana untuk mengakui dugaan Khashoggi terbunuh di konsulatnya di Turki.

Namun, tidak lama berselang, Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan beberapa pejabat Saudi mengklaim tidak tahu atau terlibat dalam kasus tersebut.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa 16 Oktober, bahwa dalam sebuah panggilan telepon, Putra Mahkota Mohammed telah "sepenuhnya membantah mengetahui apa yang terjadi" di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, di mana Jamal Khashoggi menghilang sejak kunjungannya pada beberapa pekan lalu.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Donald Trump Sebut Dugaan Adanya Pembunuh Bayaran

Donald Trump
Presiden AS, Donald Trump memberi hormat saat berjalan menuju pesawat Air Force One sebelum berangkat dari Pangkalan Udara Langley di Virginia, (2/3). Trump tampak gagah mengenakan jaket panglima tertinggi Navy Seal. (AFP Photo / Saul Loeb)

Sementara itu, Presiden Donald Trump menyatakaan dugaan ada "pembunuh bayaran" di balik hilangnya Jamal Khashoggi di Turki.

Berbicara kepada wartawan setelah panggilan telepon dengan Raja Salman pada Senin 15 Oktober, Trump mengatakan pemimpin Saudi itu dengan tegas membantah mengetahui apa yang telah terjadi pada Khashoggi.

"Kedengarannya bagi saya (saat menelepon Raja Salman) seperti mungkin kasus ini bisa jadi dilakukan oleh pembunuh bayaran," tambahnya. "Siapa tahu?"

Kendati demikian, Trump tidak memberikan bukti untuk mendukung komentarnya, demikian dikutip dari BBC.

Sebagai tanggapan, Presiden Donald Trump mengirim Menteri Luar Negeri Mike Pompeo terbang ke Arab Saudi.

Sementara itu, polisi Turki melakikan penyelidikan untuk pertama kalinya ke Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, tempat di mana Jamal Khashoggi terakhir terlihat.

Mereka memasuki gedung sekitar satu jam setelah kunjungan sekelompok pejabat Saudi.

Pejabat Turki percaya bahwa Khashoggi dibunuh di konsulat tersebut oleh agen intelijen Arab Saudi, hampir dua minggu lalu. Tetapi, Riyadh selalu membantah keras tudingan pihaknya membunuh wartawan Washington Post itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya