PM Pakistan Unggah Video Penyanyi Indonesia Nissa Sabyan, Ada Apa?

Akun Twitter pribadi PM Pakistan Imran Khan mengunggah video saat Nissa Sabyan menyanyi diiringi oleh seorang pianis pria.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Des 2018, 17:01 WIB
Diterbitkan 10 Des 2018, 17:01 WIB
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berbincang bersama dengan Raja Salman dari Kerajaan Arab Saudi (AP/Saudi Press Agency)
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berbincang bersama dengan Raja Salman dari Kerajaan Arab Saudi (AP/Saudi Press Agency)

Liputan6.com, Peshawar - Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, sepertinya kagum dengan salah satu penyanyi muda asal Indonesia, Nissa Sabyan. Hal itu terlihat dari salah satu unggahan status di akun Twitter pribadinya.

Dalam status tertanggal 8 Desember 2018 yang Liputan6.com kutip pada Senin (10/12/2018), terlihat akun @ImranKhanPTI mengunggah video singkat berdurasi 2.20 menit berisi sesi Nissa Sabyan menyanyi diiringi seorang pianis. Selain itu, terlihat pula tulisan "MashaAllah" yang menyertai unggahan tersebut.

Posting-an itu telah dilihat lebih dari 401 ribu kali, dengan komentar lebih dari 2,5 juta kali dan retweet 10 ribu kali. Selain itu, juga disukai lebih dari 41 ribu kali.

Pada hari yang sama, setelah unggahan pertama PM Pakistan, Imran Khan juga mengunggah video serupa dari Nissa Sabyan. Namun, gambar tersebut berdurasi lebih singkat, yakni 1.34 menit.

Dalam unggahan tersebut, netizen sudah melihat lebih dari 143 ribu kali. Dengan sekitar 950 komentar, retweet 4,4 ribu kali dan disukai 19 ribu kali.

Dulu, Imran Khan dikenal sebagai pemain kriket populer, berwajah ganteng, yang menikahi perempuan berdarah biru asal Inggris, Jemima Goldsmith. Kini, pada usia 65 tahun ia diangkat menjadi Perdana Menteri Pakistan.

Imran Khan disumpah menjadi PM Pakistan setelah lebih dari dua dekade terjun ke dunia politik. Ia terpilih sebagai orang nomor satu di pemerintahan negerinya lewat pemungutan suara di Majelis Nasional pada Jumat, 18 Agustus 2018.

Partainya, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), memenangi kursi terbanyak di parlemen dalam pemilihan yang digelar Juli lalu. Dalam pemilihan di Majelis Nasional, Imran Khan didukung 176 anggota parlemen, sementara rivalnya dari Pakistan Muslim League-Nawaz (PML-N), Shahbaz Sharif, hanya mendapat 96 suara.

Dalam pidatonya di parlemen, Khan mengulangi janji kampanyenya untuk meminta pertanggungjawaban para politikus korup dan meningkatkan peluang bagi kaum muda Pakistan.

Kemenangan Imran Khan digugat partai oposisi. Konon ada aroma kecurangan dalam pemilu. Meski demikian, mereka bersedia mengikuti pemungutan suara di Majelis Nasional.

Sebelumnya, jelang pemilihan, Imran Khan dianggap sebagai kandidat yang disokong pihak militer--yang dituduh campur tangan untuk mengubah opini publik terhadap para saingannya. 

Sebelum pemilihan, Khan mengatakan kepada BBC bahwa jika dia terpilih, ia akan berfokus pada ekonomi. Mata uang Pakistan, rupee, telah menurun secara signifikan pada tahun lalu. Inflasi juga meningkat, sementara defisit perdagangan negara tersebut kian meluas.

Ekspor, misalnya tekstil, terpukul akibat produk-produk murah yang dibuat oleh pesaing regional, termasuk China.

 

Saksikan videonya berikut ini:

Imran Khan ke Malaysia

Perdana Menteri Mahathir Mohamad (kiri) bertemu Perdana Menteri Pakistan Imran Khan (kanan) di Kuala Lumpur (AFP)
Perdana Menteri Mahathir Mohamad (kiri) bertemu Perdana Menteri Pakistan Imran Khan (kanan) di Kuala Lumpur (AFP)

Sebelumnya, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan melakukan kunjungan kenegaraan perdananya ke Malaysia pada pekan ini.

Kedatangan pemimpin yang merupakan mantan atlet kriket profesional itu disambut oleh kepala komisi pemberantasan korupsi (MACC) setempat, Datuk Seri Mohd Shukri Abdull, di pangkalan udara negara di Subang Jaya, pada Rabu, 21 November 2018 petang.

PM Khan mengatakan, ia ingin belajar banyak tentang kepemimpinan dari seniornya Mahathir Mohamad.

Dikutip dari situs The Star pada Kamis, 22 November 2018, kunjungan tersebut difokuskan pada pembahasan tentang perang terhadap korupsi dan pengelolaan utang negara.

Imran Khan, yang mengaku sangat mengagumi Mahathir Mohamad, mengatakan bahwa kedua pemerintah berada dalam situasi yang sama.

"Rakyat memberi kami kekuatan dan mandat berdasarkan platform antikorupsi di masing-masing negara," katanya pada konferensi pers bersama dengan Dr M--julukan Mahathir Mohamad--setelah pertemuan bilateral kemarin.

Menyebut bahwa Pakistan sekarang dibebani dengan "utang yang belum pernah terjadi sebelumnya", Imran Khan mengatakan ada banyak hal yang dapat dipelajari dari Malaysia, terutama dalam menangani krisis.

"Kami telah mengikuti perkembangan Dr Mahathir, terutama sejak dia kembali ke kursi pemerintahan. Pihak saya ingin belajar dari pengalaman Anda, terutama tentang bagaimana Anda mengubah ekonomi," lanjutnya kepada Mahathir.

Di lain pihak, Dr M mengatakan bahwa Malaysia dan Pakistan telah lama menjalin hubungan jangka panjang, terutama di sektor perdagangan.

Mahathir menambahkan bahwa Malaysia setuju untuk meningkatkan peluang Pakistan untuk menjadi mitra dialog ASEAN.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya